Mohon tunggu...
Mochamad Novan Aditya
Mochamad Novan Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa & Penulis

Saya seorang mahasiswa yang gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Bermimpi Dalam Kalimat Syahdu

28 Januari 2025   22:16 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:35 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis puisi adalah salah satu langkah untuk menuliskan mimpi-mimpi kita yang setinggi langit. Menjadikannya abadi dalam karya sastra, membuat mimpi dapat di tulis dalam kalimat syahdu yang menyentuh kalbu. Selain itu menuliskan mimpi dalam puisi dapat membuat apa yang kita harapkan memiliki tujuan yang jelas, karena apa yang kita cari, akan menemukan jawabannya sendiri dalam pemilihan diksi.

Mimpi dapat menggambarkan harapkan dan cita-cita dalam kehidupan seseorang. Dalam konteks puisi, mimpi bukan hanya sekedar angan belaka, namun mimpi dapat mencerminkan pejuangan atas realita yang dihadapi. Melalui puisi, seseorang akan menjadi penulis yang menggambarkan harapkannya untuk 1 detik kedepan. Mulai dari harapan mengejar cinta pujaannya, harapan mendapatkan kasih sayang, hingga harapan untuk masa depan, menjadi gambaran nyata yang ditujukan seorang penulis. Mimpi menjadi simbol atas pengharapan manusia yang ingin mencapai sesuatu dan meraih sesuatu yang lebih baik.  

Dalam puisi, mimpi selalu menyoroti hubungan antara harapan, cita-cita dan kenyataan. Seorang penulis dapat mengibaratkan dirinya sebagai tokoh yang memiliki mimpi besar dalam dunia imajinasinya yang indah, sementara kenyataan adalah tantangan yang harus dihadapinya di dunia nyata. Kalimat syahdu yang ditulis dengan gabungan diksi-diksi menawan, akan memperkuat harapan seorang penulis mengenai dirinya dan pengharapannya. Jika seorang penulis mengisahkan dirinya sebagai tokoh anak bungsu yang ingin sukses, mungkin akan ada bait "Aku berperawakan kecil, namun langkahku kian menembus langit", sedangkan jika seorang penulis mengisahkan dirinya sebagai tokoh pujangga yang sedang mengejar cinta, mungkin akan ada bait "Harapku bisa membawamu menuju mahligai cinta yang abadi, bersamaku didalamnya".

Bermimpi itu gratis, tidak di pungut biaya. Namun mengapa, seseorang merasa tidak punya mimpi?, dan tidak bisa menuliskan mimpinya dalam sebuah kalimat agar abadi?. Kadang kita sulit untuk menulis, dan kadang kita bingung untuk menulis dari mana. Kita bisa memulai dari kalimat sederhana, dengan kata yang bisa kita rangkai dengan sedemikian rupa, agar mimpi yang kita harapkan dapat tergambar nyata dan abadi dalam tulisakan kita yang indah. Menuliskan mimpi adalah sebuah seni, untuk menggambarkan pengharapan kita pada masa depan yang mungkin akan terjadi. Melalui puisi, kita dapat bermimpi menjadi apa saja, karena bahasa akan menerbangan asa dan bahasa adalah penyempurna rasa.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun