Belajar dari pengalaman orangtua memang bagus bagi calon orangtua, Â tetapi apakah pengalaman orangtua yang membentak, melabelkan hal negatif pada anak perlu ditiru? Â Tentu tidak, ambil hal positif dari pengalaman orangtua kita yang mendidik kita dulu, dan evaluasi hal yang kurang baik dalam mendidik kita dulu. Â Karena tidak ada yang sempurna dari pengalaman mendidik anak dari orangtua, Â pasti ada hal yang kurang dan harus dievaluasi.
Belajar tentang anak, tidak instan melainkan butuh proses. Â Sama saja ketika kita belajar menyetir mobil, tentu kita harus tau peraturan mengemudi, praktik mengemudi, dan juga pertemuan intens dengan guru mengemudi. Â Hal tersebut sama dengan kita yang belajar tentang anak, Â harus menguasai teori parenting yang baik, kemudian praktik dengan anak, Â dan juga menjalin kedekatan dengan anak. Â Dekat dengan anak salah satu hal penting dalam membangun komunikasi yang baik, membuat anak terbuka kepada orangtua, Â dan juga menjadi pintu bagi orangtua dalam memahami anak.
Anak dan orangtua tidak selamanya hidup terus bersama. Â Dengan itu, mendidik anak tidak semata-mata mentransfer pengetahuan saja. Â Tetapi juga orangtua harus menyiapkan anak agar sanggup mendidik dirinya sendiri sepanjang hidup. Â
Anak harus mandiri, bisa mengatur hidupnya sendiri, dengan atau tanpa adanya orangtua. Â Salah satu keberhasilan orangtua dalam mendidik seorang anak, dapat dilihat ketika anak tersebut dapat mendidik dirinya sendiri.
Mendidik anak adalah kewajiban bagi orangtua. Jangan sampai kita sebagai orang tua menyesal di kemudian hari hanya karena gagal dalam mendidik anak, Â tidak ada kata terlambat untuk belajar menjadi lebih baik untuk sang buah hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H