Mungkin kurang pas bila pekerjaan  ini dianggap profesi. Tapi pekerjaan ini nyata ada disekitar kita, bahkan tak lekang oleh waktu. Hampir di semua kota di Indonesia kita bisa menemukan pekerjaan yang minta recehan. Pekerjaannya  terlihat mudah, berdiri dengan gaya seperti pak polisi lalu lintas mengatur lalu lintas di mulut jalan, atau perempatan jalan untuk  mengatur kendaraan yang lewat. Modalnya peluit , kalau mau lebih keren tambahkan rompi penyelamat dengan warna terang.
Keberadaan mereka kadang lepas dari perhatian kita. Sering tidak dianggap, malah  pekerjaan ini dianggap 'mengganggu'. Sering dicemooh karena penampilannya.
Untuk menekuni pekerjaan ini  tidak dibatasi usia, pendidikan dan ketrampilan khusus. Syaratnya asal mau capek dan punya nyali.Mau melepaskan rasa 'malu' dan cuek dengan sekeliling.Â
Mereka biasanya berkelompok, memiliki rasa pertemanan yang kuat. Bila diperlukan mereka akan mempertahankan pekerjaan ini dengan taruhan nyawa. Tak jarang mereka berkelahi bahkan sampai menggunakan belati.
Hasil dari pekerjaan ini segepok recehan antara Rp 500 hingga Rp 1000. Kadang lembaran Rp 2000 an atau bila lagi beruntung mendapat lembaran Rp 5.000 bahkan bisa lebih dari itu namun sangat jarang terjadi, kecuali ada orang super  dermawan.
Kenapa  Disebut  'Pak Ogah"
Frasa Pak Ogah memang muncul secara informal. Tak diketahui siapa yang memulai sebutan pengatur lalu lintas tidak resmi ini disebut 'Pak Ogah". Kemungkinan besar sebutan Pak Ogah merujuk dari karakter tokoh film 'Si Unyil' yang tayang di tahun 80-an. Film buatan PPFN ini memang booming dan menjadi tontonan anak anak yang besar antara tahun 1981 hingga 1993 .
Karakter Pak Ogah digambarkan seorang lelaki dewasa berkepala plontos yang tidak memiliki pekerjaan tetap namun sering meminta uang kepada orang lain dengan ucapannya yang melegenda 'cepek dulu dong" .
 Karakter Pak Ogah memang dibuat agar Film 'Si Unyil' punya banyak warna . Berbagai karakter memang dibuat, seperti karakter Pak Raden yang punya sifat galak dan pelit. Pak Raden dianggap tokoh antagonis yang sering memarahi Pak Ogah yang sering mencuri pohon Mangga kepunyaannya.
Adalah Drs Suryadi yang menciptakan karakter yang ada di dalam film Si Unyil, kata unyil merupakan kata slang yang berarti mungil atau kecil. Maka di Kota Bogor ada sebutan Roti Unyil yang memang bentuknya sangat kecil sekali gigit sudah habis.
Film Unyil merupakan film boneka dengan setting lokasi yang cukup manarik, Di awal tahun 80an, TVRI menayangkan film Si Unyil sepekan sekali pada hari minggu. lagu pembuka film Si Unyil menjadi legenda yang sulit dilupakan anak anak yang pernah menonton film ini . "Hom pim pah Alaiyum gambreng".