Kisah atau cerita pelamar kerja di prank alias dibohongi sudah menjadi cerita umum. Ada dua penyebab seseorang bisa tertipu saat mencari (melamar) pekerjaan. Pertama, karena tidak teliti dan kurang waspada dengan modus penipuan lowongan kerja (loker). Kedua, tertipu karena keinginan bekerja di tempat yang "basah" dan mentereng.Â
Institusi seperti Kepolisian, BUMN, bank hingga perusahan swasta bonafit sehingga mudah percaya kepada janji loker palsu orang lain yang berniat menipu. Yang kedua ini lebih mudah kena tipu karena begitu kuatnya keinginan diterima kerja dengan cara cepat dengan bantuan "orang dalam".
Pelakunya bisa orang yang dikenal baik, orang yang masih hitungan keluarga besar atau orang yang memang sering jadi calo atau makelar pekerjaan. Modusnya bisa macam macam tapi motifnya memanfaatkan keinginan yang sangat tinggi untuk diterima.
Di Kabupaten Tangerang, pabrik (industri manufaktur) yang membuka lowongan kerja banyak dimanfaatkan oknum yang meminta uang "jasa" untuk melicinkan pekerja bisa diterima. Biasanya ini dimanfaatkan oknum orang dalam, oknum desa dan oknum calo.
Untuk diterima kerja di pabrik, pekerja biasanya harus mendapatkan "surat pengantar desa" yang menyatakan si calon pelamar kerja benar orang yang berada di sekitar pabrik. Karena ada satu syarat, prioritas pekerja yang diterima merupakan warga sekitar pabrik. Nah, oknum orang desa biasa memanfaatkan ini, ada uang "jasa" surat domisili agar si calon pekerja diterima.Â
Dari informasi, kisaran uang yang diminta berbeda beda tiap pabrik, antara Rp500.000 hingga Rp1.500.000. Cukup lumayan besar, biasanya ini tergantung berapa gaji yang bisa didapatkan bila bisa bekerja. Semakin tinggi harapan gaji yang dijanjikan maka akan semakin tinggi pula uang "jasa" yang diminta.
Uang "jasa" ini tidak menjadi otomatis si calon pekerja bisa langsung diterima. Ada proses seleksi yang dilakukan pabrik. Bila tidak lolos maka uang "jasa" tidak bisa diambil kembali, alias hangus. Layaknya berjudi.
Apakah calon pekerja bisa melaporkan uang "jasa" seperti ini? Rasanya sulit dan calon pekerja lebih memilih diam dan pasrah karena melaporkan kasusnya akan semakin runyam dan akan timbul kerugian yang jauh lebih besar. Maka kasus semacam ini tidak pernah masuk ke ranah hukum.
Menipu dengan Banyak Modus
Penipu calon pekerja memiliki kedok yang bermacam macam, intinya penipu mengincar kelemahan calon pekerja , ketidak telitian, keinginan yang menggebu-gebu dan "potong kompas" calon pekerja membuat kasus penipuan calon pekerja terus berulang. Dengan modus yang kadang tidak masuk akal.
Ini pengalaman anak pertama saya. Ia mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari flyer yang ditempel tempel di area publik. Lowongan Pekerjaan ini menawarkan penghasilan sampingan dan bisa dikerjakan di rumah.
Saat itu anak saya masih kuliah semester satu, karena berinisiatif ingin punya pekerjaan sampingan ia mencoba mendaftar dengan mendatangi alamat kantor yang tertera.Â
Pertama kali datang, si HRD sudah terlihat aneh dengan meminta uang pendaftaran sebanyak Rp300.000. Sebagai alasan untuk menyiapkan dokumen dan surat menyurat. Janji si HRD uang yang dibayar calon pekerja akan dikembalikan lagi bila si calon ingin keluar dari pekerjaan.
Keanehan dan kejanggalan kembali terlihat saat kontrak kerja tertulis yang akan ditandatangani, si calon pekerja bukan disuruh membaca agar paham tapi dibuat sibuk dengan diajak berbincang-bincang hingga si calon pekerja tak sadar menandatangani kontrak tanpa membaca dengan teliti.
Keanehan terakhir, si calon pekerja akan diterima dengan syarat harus membawa dua orang lagi yang mau bekerja. Ini syarat wajib dan harus dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu. Mirip cara MLM member mencari member lainnya.Â
Jelas apa yang dilakukan perusahan ini memanfaatkan calon pekerja untuk mengeruk keuntungan. Si calon pekerja tentu dirugikan, jangankan untuk mendapatkan kerja dan penghasilan. Calon pekerja dikuras dan diakali.
Beruntung anak saya segera sadar, hal ini merupakan penipuan lowongan kerja. Ia tak bersedia menandatangani surat kontrak dan memutuskan pulang ke rumah.Â
Tipu menipu calon pekerja lainnya bermodus diterima di salah satu BUMN, janji-janji yang indah diberikan si penipu dengan memberikan bukti bukti palsu. Mulai dari gaji dan fasilitas yang besar yang kelak akan diterima bila diterima hingga janji langsung diterima dengan jalur khusus.
Sebenarnya motif yang dilakukan sederhana dan mudah ditebak, meminta sejumlah uang lalu disuruh mengisi formulir (mungkin juga tidak) dan sabar menunggu. Si calon pekerja baru sadar bila telah lama menunggu dan tidak ada kabar lanjutan. Kasus seperti ini sangat banyak dan seringkali terulang kembali.Â
Memanfaatkan keinginan calon pekerja untuk cepat mendapatkan pekerjaan di tempat yang bonafid. Janji palsu seringkali ditawarkan orang yang masih dikenal, malah masih terhitung keluarga.Â
Penipuan Lowongan Kerja Masuk Ranah Perdagangan Orang
Cerita penipuan kerja di Indonesia terutama pekerja wanita muda menjadi cerita yang memilukan. Biasanya yang jadi sasaran wanita muda dengan tingkat pendidikan rendah, biasanya hanya lulus jenjang SMP atau malah SD.
Penipunya berkomplot dengan tugas berbeda-beda. Ada yang bertugas mencari calon (rekrutmen) ke kampung kampung, ada yang bertugas membawa calon pekerja ke penyalur atau agen dan ada yang bertugas menempatkan ke lokasi pekerja.
Sebut saja Bunga, gadis berusia 17 tahun yang hanya lulusan SMP. Bunga ditawari kerja di restoran di sebuah wilayah dengan gaji UMR dengan fasilitas makan, mess ditanggung pemberi kerja. Calo perekrut mendatangi Bunga dan juga keluarganya. Memberikan janji manis.
Si perekrut biasanya mencari gadis dengan tampilan dan fisik yang menarik (good looking) tidak perlu punya keterampilan khusus. Bila setuju, maka Bunga akan dikirim ke lokasi kerja dengan perjanjian yang ujungnya merugikan si calon pekerja.
Di lokasi kerja, Bunga tidak dipekerjakan sebagai pelayan resto namun dipekerjakan sebagai budak seks lelaki hidung belang. Kejadian ini sudah masuk dalam ranah perdagangan orang. Sebagai informasi, Indonesia saat terus berjuang untuk menekan kasus TPPO. Namun kasus ini masih terus bermunculan karena kurangnya perlindungan dan edukasi terkait bahaya dan modus TPPO di wilayah terpencil.
TPPO banyak terjadi kepada calon pekerja migran yang dijanjikan bekerja di luar negeri. Kurangnya edukasi terhadap persyaratan untuk menjadi tenaga kerja migran membuat banyak orang tertipu.Â
Si calon pekerja kalau pun diberangkat tidak dengan cara legal dengan dokumen yang sah, tapi berangkat dengan cara kucing kucingan dan pemalsuan dokumen. hasil akhirnya lebih banyak kesedihan dan kesengsaraan , bahkan bisa berujung dengan kekerasan hingga kematian.
Berhati-hatilah jangan sampai keinginan yang berlebihan untuk diterima kerja membuat tidak teliti. Bekerja di perusahaan bonafit, atau diterima di BUMN punya syarat dan tata cara yang sudah baku.Â
Sulit Cari Kerja Coba Cara Ini
Saran saya bila tidak diterima atau sulit diterima di sektor formal cobalah memulai menjadi entrepreneur atau memulai usaha mandiri. Banyak jenis usaha mandiri yang bisa dilakukan tanpa modal, atau dengan modal minimal.Â
Di era digital, kesempatan usaha mandiri bisa dilakukan dari rumah. Modal utamanya cuma smartphone dan jaringan (paket) internet usaha yang bisa dilakukan dengan menjual produk dengan beberapa cara, bisa live selling yang disediakan marketplace atau beberapa media sosial.Â
Tingkatkan keterampilan melalui kelas kelas offline dan online, pemerintah telah menyediakan aplikasi dan web SIAP KERJA di mana para calon pencari kerja bisa mendaftar, gratis tanpa sepeser pun biaya.Â
Calon pekerja juga akan mendapatkan sertifikat pelatihan dan training. Bahkan ada pelatihan yang juga membantu dengan memberikan peralatan yang dibutuhkan (tidak semua pelatihan-red).
Artikel ini ingin memberikan edukasi, mencari penghasilan bisa dilakukan dengan cara melamar menjadi pekerja atau membuka usaha mandiri dan langsung menjadi owner. Dua duanya punya kelebihan dan kekurangan, punya tips dan cara yang berbeda.
Kesimpulannya...
Kalau pernah tertipu saat mencari lowongan kerja, jangan putus asa tapi lebih berhati-hati dan lebih waspada. Kadang adanya penipu membuat kita lebih bersemangat untuk menaklukan dunia. Penipu saja bisa begitu semangat menjalankan usaha penipuannya, kita yang berusaha dengan cara yang benar harus lebih bersemangat. Setuju?
Selamat mencari cuan....
Solear City 17/9/24
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H