Kemayoran tidak bisa dipisahkan dengan nama besar Kota Jakarta. Tim sepakbola sekelas Persija menyematkan nama 'Macan Kemayoran' sebagai julukan tim. sebuah istilah yang menunjukan keberanian, kekuatan dan daya juang. Kemayoran juga dipercaya sebagai tempat lahir Persija pertama kali pada tahun 1928.
Mengutip dari beberapa sumber Macan kemayoran merupakan cerita rakyat tentang seorang anak muda yang tampan dan berani bernama Murtado. Anak muda ini tinggal di Kemayoran. Keberanian Murtado melawan penindasan Belanda dan membela rakyat lemah membuat ia digelari 'Macan Kemayoran'.
Kisah Murtado anak Kemayoran merupakan kisah dari banyak kisah lain dari Kemayoran.Mengutip sumber sejarah asal usul nama kemayoran didapatkan dari pelafalan kata mayor , pangkat kemiliteran pada zaman kolonial belanda. Saat itu terjadi pertempuran saudara Kesultanan Banten, antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya Sultan Haji.Â
Hal ini tak lepas dari siasat adu domba, Devide et impera yang dilancarkan VOC. Pertempuran itu dimenangkan Sultan Haji yang dibantu pasukan VOC yang didalamnya ada seorang mayor yang berjasa. Atas jasanya Mayor yang bernama Isaac de l'Ostal de Saint-Martin yang sebenarnya berkebangsaan Perancis mendapatkan sebuah hadiah tanah.
Tanah yang diberikan kepada Mayor Issac ini berada di jalan Garuda Kemayoran Gempol (nama saat ini), ditanah ini dibangun sebuah rumah megah, besar dan luas. Saking megahnya rumah ini banyak penduduk yang penasaran untuk melihatnya dan menamakan kawasan ini dengan sebutan 'Mayoran'.
Dari catatan sejarah didapatkan kenyataan, asal kata Kemayoran berasal pelafalan dari 'Mayoran' ini. Sejak itulah nama Kemayoran menjadi terkenal dan menjadi sebuah nama kecamatan hingga kini.
Kemayoran terus berkembang saat Belanda membangun Bandar udara Internasional di kawasan ini pada 1934 dan resmi digunakan pada tahun 1940. Kemayoran mengalami perubahan setelah merdeka dari Belanda.
Bandara kemayoran menjadi bandara Internasional pertama yang memiliki jadwal penerbangan terjadwal. Saat Presiden Soekarno berkuasa, aktivitas penerbangan keluar negeri selalu melalui bandara kemayoran. Letaknya yang berada di dalam kota yang terus berkembang membuat Bandara Kemayoran tidak cocok lagi karena membuat bising.
Saya merasakan sendiri kebisingan pesawat saat naik dan turun, sejak kecil hingga masa sekolah saya tinggal di Kemayoran setelah pindah dari sebuah kota kecil di Lampung. Setiap jam, saya bisa melihat badan pesawat yang sedang proses landing. Saya bisa melihat warna dan nama maskapai pesawat yang akan turun.