Berjalan kaki merupakan cara paling murah dan efektif untuk berolahraga. Sejatinya tak mengenal batas umur untuk mengambil cara sehat ini. Tapi memang, kalau untuk mempercepat membakar kalori, berlari jauh lebih cepat.Â
Untuk sebagian orang yang memiliki masalah untuk otot dan persendian, disarankan untuk berhati hati saat akan memulai olahraga berlari. Salah-salah bisa cidera yang malah berefek negatif. Perlu berkonsultasi dengan dokter atau orang yang kompeten dengan  kesehatan olahraga.
Saya sendiri memilih olahraga jalan kaki karena mudah, murah dan banyak yang melakukannya di pagi hari. Satu alat yang saya beli untuk olahraga jalan kaki hanyalah sebuah smartwatch, jam digital yang memiliki fitur untuk memudahkan saya mengukur durasi, kalori dan denyut jantung.
Alat ini saya beli mengikuti saran dari dokter Tirta dalam sebuah podcast yang saya lihat di youtube. Jam pintar ini bisa menginformasikan  berapa langkah, berapa jarak dan berapa  denyut jantung selama jalan kaki.Â
Saya bisa mengatur berapa durasi atau kalori yang akan saya targetkan dalam sebuah sesi latihan. Jam pintar ini tidak wajib, tanpa jam pintar ini pun, beberapa aplikasi di smartphone sudah bisa digunakan untuk fungsi menghitung langkah kaki dan durasi waktu.
Awalnya untuk Persiapan Naik Gunung
Berjalan kaki yang saya lakukan memang bukan karena saya ingin berolahraga. Dulu, saya memandang remeh olahraga berjalan kaki. Terlalu mudah dan sepertinya hanya cocok untuk  orang yang akan memasuki usia senja atau lansia yang tak mungkin berolahraga berat.
Dulu saya memilih olahraga angkat beban, bersepeda, berlari  atau badminton. Lebih cepat berkeringat, lebih cepat membakar kalori.  Berjalan kaki tidak terlalu menarik. Terlalu konservatif untuk saya saat itu.
Tapi karena saya harus melakukan persiapan naik gunung yang seratus persen harus berjalan kaki dari titik awal pendakian hingga puncak begitupun sebaliknya. Maka saran seorang teman saya harus banyak melatih berjalan kaki. Maka dari persiapan itulah saya setiap  sabtu dan minggu pagi  berjalan kaki, treknya bukan jalan raya yang datar dan mulus, tapi jalan tanah , jalan berbatu, jalan menanjak, jalan menurun. Jalan desa yang masih sangat alami.Â