Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Harga Teman", Emang Boleh di Dunia Marketing?

21 Agustus 2024   12:40 Diperbarui: 21 Agustus 2024   14:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Marketing (Sumber: Photomix-company via Pixabay)

Asal muasal timbulnya "harga teman" memang sulit diketahui. Namun budaya ini terjadi dan menjadi sebuah kebiasaan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. 

Dari sisi penjual atau pemilik ada perasaan ewuh pakewuh bila yang menawar seorang teman yang hubungannya dekat apalagi memiliki utang budi. Atau yang menjadi pembeli adalah keluarga dekat yang sangat dihormati. Harga yang ditawarkan bisa berubah lebih murah agar si teman atau si keluarga dekat tidak diperlakukan sama dengan orang lain. Sebuah penghormatan

Harga Teman, Bukan untuk Bisnis

Menerapkankan "harga teman" pada saat transaksi bisnis bisa membawa pengaruh kurang baik. Bila pelanggan lain tahu ada perbedaan harga karena hubungan pertemanan akan merasa kecewa. Bisa jadi akan timbul ketidak percayaan karena berbeda sikap pelayanan karena status pertemanan. 

Bisa jadi ia akan ikut menggunakan atau memanfaatkan orang lain yang dianggap teman si penjual untuk ikut ikutan meminta "harga teman" Mendapat harga spesial yang lebih murah. 

Atau si pelanggan akan meninggalkan si penjual karena dianggap tidak adil dan tidak profesional. Harga merupakan hal sensitif sekaligus krusial. Keputusan orang membeli mayoritas karena alasan harga. Membandingkan harga adalah hal yang lumrah.

Dari sisi penjual memang dibutuhkan ketegasan untuk memberikan edukasi bagi teman yang iseng meminta "harga teman". Tegas namun tetap baik dalam penyampaian. Karena bisa jadi ungkapan permintaan "harga teman" hanya sebuah candaan alias gimmick saja.

Yang menjadi perhatian bila memang ada teman memaksa meminta diberikan "harga teman". Lalu ketika ditolak si teman ini malah membuat berita yang sesat, melakukan provokasi hingga sengaja menjelekkan agar timbul kerugian.

Bila hal itu terjadi penjual wajib memberikan peringatan tegas atas sikap yang kurang terpuji ini, bisa menggunakan orang yang dihormati oleh si teman ini agar tidak melakukan hal yang merugikan. Kadang tidak sesederhana dalam menanggapinya.

Tapi jelas "harga teman" tidak cocok dan cenderung merugikan bagi pelaku usaha. Semua pelanggan atau pembeli berhak mendapatkan harga yang sama sesuai dengan kualitas barang. Tidak ada perlakuan khusus bagi teman, saudara atau siapapun. Hal ini juga memudahkan dalam pencatatan transaksi, item barang sama tapi pencatatan harga beda tentu akan menyulitkan.

Strategi Marketing "Harga Teman"

Anomali bisa saja terjadi pada dunia marketing. Hal yang tidak biasa dilakukan bahkan dihindari malah dijadikan senjata dalam memasarkan produk. Salah satunya dengan menawarkan "harga teman".

Produk yang biasanya menyasar pada orang terdekat itu lalu dilabeli dengan ;harga teman'. Seolah olah harga yang ditawarkan harga spesial hanya untuk orang yang jadi sasaran marketing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun