Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seperti Ini Perlakuan Terhadap Smartphone

12 Agustus 2024   03:56 Diperbarui: 12 Agustus 2024   04:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Smartphone (sumber gambar : Pixabay

Hidup tanpa smartphone seperti menarik diri dari dunia. Rasanya, sukar dibayangkan. Smartphone kehilangan sinyal saja bisa membuat kita  uring uringan. Seperti masuk ke zaman antah berantah. Mati gaya. Seperti itulah rata rata yang orang rasakan. Lebih baik tidak bawa dompet ketimbang ketinggalan smartphone.  

Karena ketergantungan terhadap smartphone sudah menggurita, mulai dari kebutuhan percakapan, e wallet, entertainment hingga aplikasi pendukung kerja. Bahkan untuk sebuah perjalanan dari satu tempat (kota) ke tempat lain semua tergantung smartphone. Mulai dari pembelian tiket kereta atau pesawat, mencari hotel, memesan transportasi online dalam kota , memesan makanan , mencari lokasi yang akan dituju. Semuanya seratus persen sangat tergantung dengan smartphone.

Bahkan hal hal yang sifatnya sangat privat semuanya tersimpan di dalam smartphone. Hampir tak ada hal yang tidak melibatkan smartphone. Maka boleh dibilang smartphone menjadi asisten pribadi yang tak tergantikan. Ia selalu siap 24 jam nonstop.

Sebagai informasi, pengguna smartphone aktif di Indonesia mencapai 354  juta orang. data ini didapat pada berita kompas yang rilis 20/10/2023, Kompas mengambil data ini  berdasarkan survey Google , Think Tech, Rise Foldable ; The Next Big Thing in Smartphone. Angka ini melebihi jumlah penduduk Indonesia yang menurut data BPS tercatat 278,69. juta Berarti sebagian orang Indonesia memiliki dua perangkat smartphone sekaligus.

Dari jangkaun usia , pengguna aktif smartphone sejak balita yang belum mengenal baca tulis hingga lansia yang digunakan untuk menemani hari hari tuanya. 

Lalu , bagaimana bila hidup tanpa smartphone ? Rasanya sulit tapi bukan tidak mungkin. Saya menemukan orang orang yang sudah 'merdeka' dari smartphone. Benar benar tidak memiliki smartphone. 

Orang yang pertama saya temui tidak lagi menggunakan smartphone adalah seorang pembicara, narasumber di bidang pendidikan. Pria yang aktif mengisi kegiatan parenting di beberapa sekolah ini tak lagi menggunakan smartphone.

Untuk berkomunikasi, berinteraksi  menggunakan email dan bila terpaksa untuk hal yang sifatnya mendesak, ia memberikan nomor smartphone sang istri. Baginya tidak memiliki smartphone tidak membuatnya kehilangan informasi. Tapi memang ia tidak memiliki satupun media sosial. Ia merasa tidak capek dengan urusan upload video, status atau ingin kepo dari kegiatan orang lain. Hidup tanpa smartphone baginya bisa lebih banyak waktu yang lebih berguna. Tidak perlu lagi melihat layar smartphone yang menurutnya akan menghabiskan energi. 

Tentu  tidak lagi menggunakan smartphone adalah pilihan. Toh, ternyata setelah dicoba beberapa bulan, kehidupannya baik baik saja. ia merasa  memiliki jaringan  pertemanan  yang jauh lebih nyata. Karena pertemanan yang dilakukan jadi lebih erat, saling berkunjung, bertamu, mengobrol secara tatap muka. 

Orang kedua yang tidak lagi mau memakai smartphone adalah seorang tokoh masyarakat. Cukup lama pria yang aktif di kegiatan religius ini memutuskan tidak lagi menggunakan smartphone. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun