Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Solusi Air Bersih Meningkatkan Kualitas Hidup

7 Agustus 2024   16:11 Diperbarui: 7 Agustus 2024   16:46 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak faktor yang membuat kualitas air menjadi tidak layak pakai. berikut ini faktor faktor yang  menyebabkan kualitas air dikategorikan tidak layak pakai. 

Air yang terkontaminasi oleh bakteri E-coli bisa menyebabkan penyakit yang cukup serius, bakteri ini bila masuk kedalam tubuh manusia bisa menyebabkan gangguan saluran  pencernaan yang gejalanya berupa mual, muntah, dan kram perut bahkan dalam strain bakteri e.coli lainnya bisa menyebabkan gagal ginjal. Bila bakteri E.coli masuk kedalam aliran darah akan  menyebabkan terjadinya infeksi sistemik yang bisa mengancam jiwa

Air juga rentan terkontaminasi bahan kimia, baik karena limbah industri, pestisida, limbah rumah tangga. Air yang mengandung logam berat seperti merkuri (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd) sebagai dampak limbah yang masuk ke dalam akuifer atau limbah buangan yang masuk kedalam sungai atau danau. 

Mengelola Air  Secara Tradisional Agar Layak Pakai


Pengelolaan air bersih sejatinya sudah dilakukan secara tradisional dan turun temurun, sebagai  kearifan lokal di beberapa daerah di Indonesia, seperti yang dilakukan di  sebagian wilayah Nusa Tenggara  Timur. Air yang ditampung dari air hujan ini disimpan dalam tandon besar. Sebelum dipakai air akan diendapkan dalam waktu tertentu, hal ini dilakukan agar partikel kasar dan berat mengendap di dasar wadah. air yang dipakai di bagian atas yang sudah jernih.

Cara ini memang belum memberikan hasil maksimal , namun upaya mengendapkan  air beberapa waktu adalah cara yang paling banyak digunakan. Beda yang dilakukan di sebagian pulau Jawa dan Kalimantan yang telah memanfaatkan lapisan pasir, batu dan kerikil sebagai partikel penyaring kadang ditambahkan sabut kelapa dan  arang  agar air lebih jernih.

Lapisan pasir , batu dan kerikil disusun dalam sebuah gentong atau drum yang cukup besar. Berdiameter antara 30- 50 cm dengan tinggi wadah antara 50-100 cm. Air akan dialirkan dari penampung air lalu menggunakan gravitasi bumi, air akan mengalir ke bawah seiring proses pembersihan. Air yang bersih akan dialirkan dari kran dibawah.

Biji Kelor dan Tawas Sebagai Pembersih Air

Di Beberapa wilayah di Indonesia ada yang menggunakan biji kelor yang hancurkan (ditumbuk) lalu dicampur ke air yang keruh. Proses ini masih menunggu waktu, karena sifat bubuk biji kelor sebagai koagulan alami yang fungsinya mengendapkan partikel partikel kotoran. sehingga diharapkan air menjadi jernih. 

Begitu juga penggunaan tawas. cara penggunaannya mirip dengan biji kelor. Tawas akan dimasukkan kedalam air keruh lalu didiamkan beberapa saat sampai air bisa berubah lebih jernih. Tawas dipercaya bisa mengendapkan partikel kecil dalam air.

 Berbagai upaya penjernihan air dilakukan secara sederhana dan tradisional, hasilnya boleh dibilang belum memenuhi standar baku air layak pakai. Yang pasti air tidak mungkin bisa diminum secara langsung. Karena masih terdapat bakteri atau virus dan partikel super kecil yang belum bisa disaring.

Berapa Standar Air dinyatakan Layak Pakai 

BIla merujuk melalui peraturan kementerian kesehatan (Permenkes) Republik Indonesia nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang kualitas air minum yang juga mengacu pada WHO. Maka standar air layak minum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun