Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Sih Beda Relawan Kemanusian dan Relawan Politik

24 Juli 2024   16:43 Diperbarui: 24 Juli 2024   16:44 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepekan ini media massa ramai memberitakan pengangkatan Fauzi Baadila menjadi Komisaris  PT Pos Indonesia. Berita yang sebenarnya tidak terlampau heboh. Karena pengangkatan artis atau aktor jadi komisaris sudah beberapa kali terjadi. Sebelumnya di tahun 2021 , Abdi Negara Nurdin atau yang lebih dikenal Abdee Slank diangkat menjadi Komisaris PT Telkom Indonesia Tbk. Selain Abdee Slank masih ada Cinta Laura, Wulan Guritno, Raline Shah. 

Tapi saya ingin menggali hal lain. Fauzi Baadila dikenal sebagai artis , aktor dan diketahui juga terlibat di dunia kemanusian. Fauzi Baadila dikenal cukup banyak terlibat dalam kemanusian saat terjadi konflik kemanusian yang terjadi Suria. 

Fauzi Baadila (sumber : TribunNews)
Fauzi Baadila (sumber : TribunNews)

Fauzi Baadila merupakan relawan kemanusian dan influencer untuk salah satu lembaga kemanusian. Ia lakukan karena kepedulian kepada kemanusian. Beberapa kali terlibat dalam aksi aksi kemanusian Fauzi Baadila cukup dekat dengan relawan.

Walau tidak kenal secara pribadi dengan Fauzi Baadila, saya respect karena sikapnya yang mau terjun mengenalkan program program kemanusian. Pada satu kesempatan saya pernah datang ke rumah keluarga Fauzi Baadila di Bogor. Bertemu dengan sang Ayah yang banyak bercerita tentang masa mudanya dan karir pekerjaannya di sebuah BUMN. Keluarga yang ramah dan hangat terhadap tamu.

Seingat saya, rumah keluarga Fauzi Baadila sangat luas. Ada taman dan kebun. Luas persisnya saya tidak tahu. Tapi untuk ukuran rumah tinggal, sangat nyaman dan sehat. Itu ingatan saya tentang Fauzi Baadila.

Kembali ke point bahasan 

Apa beda dari relawan kemanusian dan relawan politik ? Karena menurut saya cukup menarik. Relawan kemanusian, orang yang terpanggil karena rasa kepeduliannya untuk membantu orang lain. Baik saat terjadinya bencana alam, bencana kemanusian atau aksi aksi kemanusian  lainnya, seperti membantu anak anak putus sekolah, anak anak di daerah 3T.

Mereka datang saat orang lain pergi menghindar. Mereka tinggal saat orang lain mencari tempat aman. Mereka mau berlelah lelah, kepanasan, kehujanan, menyeberangi sungai, lautan  membantu orang yang membutuhkan. Resikonya besar bahkan nyawa bisa hilang.

Mungkin ada yang bertanya, relawan kemanusian dibayar ga sih ? 

Jawaban saya , Ya mereka dibayar. Tapi bukan dibayar karena kerja dan jasa mereka. Mereka diberikan uang transport, uang ganti pulsa, uang konsumsi. Agak naif bila relawan tidak mendapatkan apa apa. Bayaran mereka bukan hanya berbentuk materi berupa uang. mereka mendapatkan kesempatan yang tidak didapat orang lain. mereka mendapatkan kebahagian yang kadang  tak dipahami orang lain. Bahkan mereka menjadi 'addict' untuk kembali ikut turun saat terjadinya bencana.

 Lalu gimana dengan relawan politik ?

Relawan politik adalah orang yang terpanggil karena merasa ada kesamaan visi dan misi. kesamaan ideologi, kesamaan cita cita. Mereka biasanya membentuk komunitas, paguyuban hingga organisasi massa berbadan hukum . Mereka bekerja dan berkreatifitas untuk mensosialisasikan, mengenalkan, membuka jaringan untuk tokoh yang didukungnya.

Relawan politik kadang  rela mengeluarkan biaya sendiri atau mengumpulkan dana mandiri untuk kegiatan mereka. Tentu mereka  berasal dari berbagai kalangan, baik usia hingga latar belakang, Lalu apakah ada relawan politik yang datang untuk mencari hal lain ? misalnya ingin eksis, viral atau mendapatkan materi dari calon yang didukungnya. 

Jawabannya mungkin saja. Karena tak ada yang bisa menyaring kehadiran relawan. mereka bisa masuk, bisa keluar kapan saja. Bagaimana mood para relawan ini. Bila merasa sudah tak sejalan dan beda pandangan, mereka akan mundur, keluar atau mencari komunitas lain.

Relawan politik lebih rentan dalam konflik. Baik konflik internal atau konflik eksternal. Rasa posesif yang besar kadang membuat relawan politik lebih sensitif. 

lalu ada pertanyaan yang sama, apakah relawan politik dibayar ? dapat materi ?

Sama dengan relawan kemanusian, mereka kadang juga mendapatkan uang transport, uang rapat, uang konsumsi, uang pulsa. Tapi ini tentu tidak bisa disama ratakan. Tergantung dengan tokoh yang didukung. Atau partai yang didukung. Ada juga relawan politik yang benar benar tidak mau menerima materi. mereka murni bekerja untuk sebuah cita cita yang diperjuangkan. Tapi yang seperti ini mungkin jumlah tidak banyak. Atau sudah tajir sebelumnya.

Relawan politik bekerja dan ramai saat event pilpres, pilkada, pileg hingga pilkades. Mereka menjadi 'tangan' dalam memenangkan kontestasi pemilihan. Relawan kemanusian juga ramai muncul saat terjadinya bencana. Mereka datang dan menghubungi siapa saja yang bisa membantu mereka berangkat ke daerah bencana.

Relawan Politik (Sumber : TribunNews)Input sumber gambar
Relawan Politik (Sumber : TribunNews)Input sumber gambar

Nah, sekarang apa bedanya ?


Dua jenis relawan ini sebenarnya banyak kesamaan. Mereka sama sama orang yang mau berkiprah, mau bergerak, mau bersosialisasi. Orang orang yang punya keinginan untuk beraktifitas dengan banyak orang, berkolaborasi.

Tentu kedua jenis relawan ini juga punya perbedaan. Karena medan yang dihadapi berbeda, karakteristik dan cara kerja mereka juga berbeda. 

Beda pertama, relawan kemanusian biasanya bergabung dengan lembaga kemanusian, atau komunitas kerelawanan yang sudah terbentuk sebelumnya. Relawan kemanusian agak sulit bergerak sendirian, Mereka membutuhkan wadah untuk beraktifitas. 

Kalau relawan politik masih memungkinkan bergerak sendirian, atau membentuk kelompok sendiri walau jumlahnya hanya beberapa orang. 

Beda kedua, relawan kemanusian membutuhkan keterampilan tertentu untuk bergerak di lapangan. karena sifatnya khusus dan banyak variasi dalam kerja penanganan, maka ada relawan kebencanaan  yang memiliki spesialisasi keterampilan water rescue, vertical rescue, Mountain & Forest Rescue, First aid manajemen posko, asesmen, mitigasi dan lain lain. Bahkan untuk mengendarai ambulan, dibutuhkan keterampilan dan sertifikasi. Tapi tetap tidak menutup kemungkinan orang yang tidak memiliki keterampilan ikut bergabung, biasanya mereka akan ditempatkan sebagai relawan umum yang mendukung kerja dilapangan.

Relawan politik mayoritas tidak membutuhkan keterampilan khusus, karena sifat kerjanya yang lebih menggunakan media informasi, keterampilan komunikasi baik langsung maupun dengan sarana digital.

Beda ketiga, Relawan kemanusian tidak memiliki karir. Paling ditawari bergabung menjadi karyawan di lembaga kemanusian, yang biasanya relawan  jarang yang mau bergabung. 

Relawan politik karena jasanya untuk menghantarkan tokoh yang didukungnya menang. Sebagian mendapatkan peluang untuk menjadi tim di pemerintahan, BUMN, Yayasan, hingga posisi khusus di lembaga  dengan posisi bermacam macam. 

Semakin tinggi posisi dalam relawan politik akan semakin tinggi juga posisi yang didapat. Posisi Ketua atau koordinator relawan tentu akan mendapatkan posisi yang strategis. Walau tidak semua juga mendapatkan. Tergantung kedekatan, kontribusi dan pengaruh dari si relawan

Kesimpulannya, dua relawan ini punya kiprah yang luar biasa. Tak bisa dipungkiri, orang yang mau jadi relawan adalah orang yang 'dipilih' secara alami. Tidak semua orang mau menjadi relawan. Entah karena alasan waktu, minat dan latar belakang. 

So, Jadi pilih jadi relawan yang mana ? 

Saya pernah menjadi keduanya. Jadi relawan kemanusian dan juga jadi relawan politik. Keduanya asik dan menantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun