Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hobi Antara Manfaat dan Kesehatan

19 Juli 2024   15:14 Diperbarui: 19 Juli 2024   15:15 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi Burung Berkicau (sumber via Kompas.com)

Hidup tanpa hobi bagi saya seperti hidup tanpa pasangan. Dari kanak kanak saya sudah memiliki hobi. Tidak seperti anak anak yang lain. Kalau saya sudah hobi saya tak pernah 'bosan'. Saya bisa merawat dan menyimpan barang hobi saya bertahun tahun.

Hobi menurut saya aktivitas manusia yang banyak memiliki manfaat positif, baik dari sisi kesehatan mental, kesehatan fisik hingga bisa menghasilkan cuan. Banyak orang yang hidup dari hobi yang dimiliki.

Hobi bisa menjadi jalan kesuksesan bahkan bisa menjadi karir . Baik sebagai penghasilan sampingan (passive income) hingga penghasilan utama. Ada yang dulunya hobi menyanyi , didepan kelas lalu naik kelas menyanyi di cafe lalu bikin konten di youtube , ikut ajang kontes menyanyi lalu menang dan jadi artis ternama. Cuan mengalir deras.

Ada yang hobi memasak, lalu viral dan diajak kerjasama membuat cafe yang lumayan besar. Penghasilan Pun menggunung. Rekening jadi tambun.

Tapi hobi juga bisa punya dampak negatif, bila yang dipilih hobi yang negatif seperti hobi main judi online, hobi menyabung ayam, atau duit habis tidak jelas karena terprovokasi untuk membeli berbagai aksesoris yang harganya selangit hanya untuk gaya gayaan. Sedang duit terbatas.

Bagi saya hobi adalah darah kehidupan, ia mengalir memberi semangat untuk tetap eksis. Hobi memberikan banyak pelajaran, menjalin jaringan pertemanan, berkomunikasi, berbagi, berorganisasi hingga saling memberikan empati.

Lihat klub klub mobil atau motor yang saling bantu dan saling meng informasikan saat salah satu anggota dalam perjalanan. Mereka tak segan untuk datang membantu bila ada salah satu anggota mendapatkan masalah di jalan. Rasa persaudaraan tumbuh subur di antara pecinta hobi.

Saya malah mempertanyakan bila ada orang yang tidak memiliki hobi. Membenci hobi karena cuma membuang waktu dan uang . Karena anggapan kelompok ini, hidup adalah perjuangan : kerja , kerja dan kerja.

Saya sangsi bila ada orang tak punya hobi sama sekali, kemungkinan ada yang memiliki hobi tanpa disadari dan dianggap bukan dalam kategori hobi. Misal, seorang ibu yang rajin beli tas lalu disimpan, hingga ia lupa dimana saja tasnya disimpan. Ibu yang saya maksud adalah istri saya sendiri. Menurut saya hobi istri saya ini membeli dan mengumpulkan tas , karena ia bahagia dengan koleksinya. Walau tas yang dibeli dengan harga murah meriah..

Hobi Tak Mengenal Warna Duit

Kalau sudah hobi, harga jadi tidak masuk logika. Di luar nurul. Asal suka dan sudah kecantol, harga jadi nomor dua, yang nomer satu angka yang ada di rekening bank. Ada seorang pengoleksi mobil diecast, untuk membeli sebuah serie khusus ia rela menebusnya 2,5 juta rupiah.

Itu hampir setengah dari gaji UMR di Jabodetabek. Tapi itulah hobi, kesenangan batin jadi nomor satu yang kadang untuk urusan membelinya harus menabung berbulan bulan. Kesenangan untuk hobi itu sangat relatif, penghobi burung ocehan bisa menghabiskan uang ratusan ribu hingga jutaan untuk seekor burung yang diincarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun