Alpukat menjadi buah yang sering muncul saat turun menangani bencana. Buah berbahasa latin Persea Americana ini bukan tanaman asli nusantara, dalam catatan literatur sejarah, tanaman ini masuk ke Indonesia pada abad 18. Orang Belanda yang membawanya masuk ke nusantara bersama beberapa jenis tanaman lainnya.
Alpukat berasal dari benua Amerika tepatnya dari Meksiko dan Amerika Tengah, tanaman yang masuk dalam famili Lauraceae ini juga termasuk tanaman berbunga (angiospermae). Alpukat tumbuh subur dan cocok di beberapa wilayah di nusantara dengan kontur dataran tinggi atau pegunungan.
Beberapa wilayah menjadi produsen alpukat seperti Bogor, Sukabumi, Bandung, Wonosobo, Malang, Blitar, Lampung dan Bedugul di Bali. Kualitas alpukat di Indonesia masuk dalam kualitas yang bagus, memiliki nilai jual di pasar domestik dan global.
Alpukat adalah buah yang saya temui saat menangani gempa Mamuju pada tahun 2021. Kota Mamuju dikelilingi dataran tinggi yang cocok untuk tanaman alpukat. Kebun kebun alpukat berdampingan dengan kebun durian Montong. Kebun alpukat ditanam di lereng lereng bukit.
Varietas yang ditanam alpukat mentega, yang dagingnya berwarna kuning segar dengan tekstur lembut yang creamy. Dagingnya tebal dengan kulit hijau segar yang licin bersih.
Gempa Mamuju terjadi pada 15 Januari 2021 saat wabah covid masih melanda. Dampak kerusakan terjadi dari Kota Mamuju hingga ke Majene. Saya dan teman teman mendirikan posko di Kota Mamuju di sebuah ruko yang dulunya menjual bakso. Di posko inilah banyak relawan lokal bergabung. Dari merekalah saya mendapatkan buah alpukat.
alpukat asal mamuju dijual dalam bentuk buah segar ke beberapa wilayah, ada yang dipasarkan hingga Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah bahkan hingga ke Batulicin di Kalimantan.
Transportasi dari Mamuju atau Sulawesi Barat ke Batulicin di Kalimantan menggunakan kapal Feri penyeberangan. Banyak anak muda asal Mamuju merantau ke Kalimantan, bekerja di sektor pertambagan atau industri. Ketika penanganan Gempa banyak juga relawan asal Kalimantan hadir.
Walau pada saat yang sama beberapa wilayah di Kalimantan Selatan sedang mengalami banjir yang cukup luas dan berdampak cukup serius. Sehingga saat itu ada pembagian tugas, ada yang menangani banjir dan ada yang menangani gempa. Saya mendapat tugas di Mamuju sehingga berkesempatan menikmati alpukat Mentega Mamuju yang enak.
Mengkonsumsi alpukat asal Mamuju tidak perlu tambahan gula atau susu kental manis yang biasa dilakukan. Dimakan langsung sudah nikmat sekali. Paling di kocok kocok hingga lebih lembut dan sedikit berair.
Untuk relawan mengkonsumsi alpukat menambah energi, karena buah ini banyak mengandung lemak baik. serat, mineral dan vitamin esensial. Baik untuk menjaga daya tahan karena saat pandami, imunitas tubuh harus dijaga.
Bersyukurnya, tak ada relawan yang terkena dampak covid yang memerlukan bantuan tenaga kesehatan di rumah sakit. Padahal secara tugas, relawan tak memiliki jam kerja. Sebaran dampak kerusakan yang luas membuat relawan harus menyambangi korban hingga ke pedalaman. Entah khasiat alpukat atau bukan.
Karena selain alpukat, Mamuju juga penghasil Durian yang enak dengan harga yang jauh lebih murah dari harga di Jabotabek. Maka selain alpukat, durian menjadi buah yang sering dikonsumsi.
Jus Alpukat nikmat penuh manfaat : Sumber via Alodokter
Ketemu Alpukat Saat Gunung Semeru Erupsi
Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021 cukup besar dampaknya. Ditambah video yang viral saat terjadinya erupsi. Tim relawan segera bergerak, saat itu jembatan utama putus terkena banjir lahar dingin.
Penanganan dilakukan dari dua sisi, dari kabupaten Lumajang dan kabupaten Malang. Tim dibagi dua, bergerak dengan cepat. Posko Lumajang dipusatkan di kecamatan Candipuro. Saya bersama relawan segera membantu makanan siap saji dan bantuan kesehatan.
Bencana erupsi Lumajang, terdapat dua yang berbahaya, awan panas yang berpotensi beracun dan banjir lahar dingin yang membawa material pasir yang mampu menenggelamkan desa atau dusun.
Faktor keselamatan relawan jadi sangat penting, radius jarak yang harus dipatuhi karena awan panas bisa muncul tiba tiba. Menangani bencana erupsi gunung punya standar sendiri.
Saat penanganan bencana, relawan lokal asal Lumajang juga ikut bergabung. Nah dari relawan lokal alpukat kembali muncul. Ada relawan asal Kecamatan Yosowilangun yang memiliki kebun alpukat.
Jenis alpukat asal Lumajang varietas unggul, kondisi tanah dan kontur Kabupaten Lumajang cocok untuk menanam alpukat. Tanah di Lumajang sangat subur, karena abu vulkanik bisa menyuburkan kualitas tanah.
Banyak jenis tanaman palawija, sayuran, alpukat, jagung, tebu hingga kopi bisa tumbuh subur. Dibalik bencana selalu ada kebaikan yang diberikan Tuhan.
Selain itu limpahan pasir dari perut Gunung Semeru merupakan jenis pasir terbaik. Maka banyak pengusaha pasir yang hidupnya sejahtera, hingga memiliki truk dan alat berat dalam jumlah banyak.
Di Lumajang, alpukat menjadi kudapan sehat saat berada di posko. Untuk menambah energi dan daya tahan tubuh. Walau diakhir 2021 dampak pandemi Covid mulai mereda.
Bencana selalu punya cerita menarik, termasuk menikmati beberapa panganan dan menu yang unik.
Makanan makanan lokal yang menambah pengalaman kuliner. Inilah salah satu berkah jadi relawan kemanusian, bertemu banyak orang, bertemu banyak karakter dan sifat.
