Dunia kerja memang menarik, 29 tahun 4 bulan saya menjalani dunia kerja, di beberapa jenis pekerjaan yang punya karakteristik yang sangat berbeda. Saking berbedanya sampai sampai saya sendiri tak habis pikir, kok bisa ya saya kerja di dunia yang berbeda dan tak saling terkait.
Biasanya orang bekerja dalam satu cluster, yang sesuai dengan skill atau latar belakang pekerjaan sebelumnya. Atau bekerja dalam satu bidang yang mirip. Jadi kalau pindah kerja dalam sekitaran  bidang tersebut saja, seperti yang dilakukan seorang teman yang dari awal bekerja sebagai HRD, selama 30 tahun kerja dan 3 kali pindah, ia tetap berada di bidang yang sama, HRD.
Beda dengan saya yang berpindah dari perusahan retail ke bidang pemberdayaan masyarakat petani di Kementan, lalu pindah ke perusahan riset lalu pindah ke lembaga sosial dan kemanusian, bahkan saya pernah menjadi guru SMA selama satu tahun. Sekarang saya memilih kerja mandiri tanpa seorang bos atau atasan. Ada yang menyebutkan Solopreneur. Semuanya dilakukan 'sorangan wae'.
Rayuan dan Gertakan Bos
Saya mengalami banyak "gaya bos" selama bekerja. Macam-macam gaya dan sifatnya. Bos saya di perusahaan retail seorang wanita yang karakternya galak, keras dan ceplas ceplos. Tidak peduli orang sakit hati atau tidak, yang penting apa yang ada dipikirannya terucapkan.
"Rayuan" yang dimilikinya adalah sifat memaksa. Ikuti atau kena gertakannya. Bagi bos, pekerjaan harus sesuai dengan keinginannya. Untungnya bos masih menerima masukan, walau sifatnya hanya sebagai opsi pilihan saja.
Punya bos bergaya seperti ini memang harus kuat mental dan perasaan. Arahannya adalah putusan yang sifatnya mengikat. Tak bisa dibantah kalau tak ingin kena marah. Sifat Bos seperti ini bisa membuat suasana kerja kurang nyaman.
Bahkan, menurut Dr Tiara Damayanti seorang psikolog klinis "tekanan atasan sering kali menimbulkan respon fight on flight dalam tubuh yang seharusnya hanya muncul saat keadaan darurat, ketika respon ini aktif terus menerus, tubuh mengalami dampak negatif seperti peningkatan tekanan darah, gangguan  tidur, dan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Dalam jangka panjangnya kondisi ini menyebabkan penyakit fisik yang serius".
Hal inilah yang saya alami di awal awal pekerjaan. Suasana kerja di kantor sering terbawa hingga menjadi mimpi buruk. Namun, seiring berjalannya waktu saya mampu beradaptasi dengan gaya bos.Â
Yang saya lakukan adalah memahami karakter dan latar belakang bos, memahami bos memiliki gaya dan sifat tersebut. Saya juga berusaha memenuhi hal yang memang menjadi ekspektasinya, sejauh saya mampu dan tidak berefek negatif.