Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PPBD Antara Niat dan Kenyataan Pendidikan Berkualitas dan Berkeadilan

29 Juni 2024   06:01 Diperbarui: 30 Juni 2024   17:13 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Mencari bangku sekolah. (Sumber: KOMPAS/SPY)

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk sekolah negeri memang punya cerita dan drama tersendiri. Awal ajaran baru menjadi momen 'berburu' sekolah sekolah negeri berkualitas. Para orangtua yang sangat ingin anak anaknya bersekolah di sekolah dan lingkungan 'terbaik' akan memasukkan ke sekolah yang disebut sebagai sekolah negeri favorit.

Sayangnya, sekolah negeri favorit hanya ada di beberapa wilayah. Jumlahnya sangat terbatas. Dengan sistem zonasi membuat sekolah yang tadinya favorit menjadi tidak mungkin dimasuki untuk anak anak berprestasi yang tidak tinggal dalam zona tersebut.

Dulu, di zaman saya masuk sekolah negeri menggunakan nilai ebtanas murni (NEM). Nilai yang dimiliki calon siswa bisa digunakan untuk masuk sekolah sesuai mengikuti range angka NEM. Semakin tinggi nilai NEM akan semakin leluasa menentukan dimana calon siswa bersekolah. 

Sehingga ada anak yang sekolah berjarak cukup jauh dari rumah ke sekolah. Karena sekolah yang sesuai dan diinginkan berada jauh dari lingkungan rumah. 

Hal ini lah yang menjadi catatan, Hal lainnya ada sekolah yang isinya anak anak cerdas sementara ada sekolah lainnya yang mayoritas diisi anak anak 'biasa biasa' saja. fasilitaspun terlihat berbeda antara kedua sekolah ini.


Maka dua catatan ini coba diperbaiki dengan sistem penerimaan siswa baru dengan sistem zonasi. Namun dalam prakteknya hal ini menimbulkan 'masalah' baru. 

Timbulnya usaha usaha memanipulasi data tempat tinggal calon siswa agar tetap bisa diterima di sekolah negeri favorit. Atau ada 'main mata' oknum sekolah negeri dengan calon orang tua siswa.

Sistem pendidikan dengan menerapkan zonasi wilayah sejatinya menginginkan keadilan untuk semua peserta didik. Semua sekolah akan memiliki anak anak yang beragam, ada yang jenius, ada yang cerdas dan ada yang rata rata. Walau dalam dunia pendidikan seluruh anak memiliki bakat kecerdasan masing masing yang berbeda. Semua anak cerdas pada bidangnya.

 Dengan sistem zonasi yang diinginkan agar sekolah terus berbenah untuk menaikkan kualitas sekolah. Sehingga dengan adanya zonasi maka sekolah favorit akan hilang dengan sendirinya karena semua sekolah akan menjadi favorit. Ini merupakan langkah untuk adil dalam mendapatkan kualitas pendidikan.

Calon siswa juga akan mendapatkan sekolah yang tidak jauh dari lingkungan rumah, hal ini punya imbas menurunkan biaya untuk orangtua dan keamanan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun