Saya sendiri pernah mengalami pekerjaan yang harus pulang larut malam, saat itu saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang retail. Perusahaan yang menjual fashion, aksesoris, dan semua kebutuhan gaya hidup.
Jam operasional Outlet atau gerai baru tutup pukul 22:00 dan itupun  tidak bisa langsung pulang karena harus merapikan outlet, menghitung keuangan dan membuat laporan harian tutup gerai. Semua aktivitas penutupan gerai bisa memakan waktu 1 jam  bila lancar tidak ada masalah.
Dari gerai yang biasanya berada didalam sebuah Mall atau pusat perbelanjaan, saya harus naik kendaraan umum untuk mencapai stasiun terdekat. Waktunya sangat mepet, karena kereta terakhir saat itu jam 23 : 30, bila terlambat persoalan besar akan saya hadapi.
Karena tanpa moda kereta saya harus naik moda lainnya yaitu bus yang waktu tempuhnya jauh lebih lama dengan biaya yang lebih mahal, selain faktor keamanan yang  sangat rawan.
Profesi yang saya jalani mungkin masih lebih baik dan lebih mudah. Bayangkan bila profesi seperti penjaga malam, pekerja caf, pekerja hiburan malam atau pekerjaan lain yang harus pulang dini hari. Mereka biasanya naik kendaraan tidak resmi yang diselenggarakan secara personal. Biasanya kendaraan plat hitam (sekarang putih) yang menawarkan jasa transportasi antar kota, seperti menuju Bekasi, Depok , Bogor dan Tangerang.
Biayanya tentu sesuai kesepakatan bersama yang sudah ditentukan oleh si sopir. Kaum urban yang pulang larut malam memang tidak sebanyak yang pulang normal, namun mereka adalah pejuang ekonomi keluarga yang selayaknya juga mendapatkan haknya untuk bisa kembali ke rumah dengan selamat dan nyaman.
Setelah transJakarta yang beroperasi 24 jam untuk beberapa koridor, saatnya juga KAI Commuter  juga bisa melayani perjalanan selama 24 jam. Mungkin perlu dilakukan kajian dan uji coba terlebih dahulu. Jalur dan stasiun mana yang bisa beroperasi 24 jam.
Menurut saya , KAI Commuter line hanya perlu menambah operasional selama 4 jam saja dari operasi normal. Headway yang disiapkan mungkin lebih jauh antara 30-45 menit dengan jumlah kereta yang terbatas.
Saya yakin bila KRL bisa beroperasi 24 jam, orang orang yang bekerja hingga dini hari sangat terbantu dan orang yang baru kembali dari luar kota yang tiba saat dini hari bisa langsung kembali ke rumah dan tidak perlu tidur di stasiun.
Perekonomian juga akan lebih bergeliat, karena ada pekerjaan yang terimbas karena KRL beroperasi 24 jam. Baik transportasi pengumpan seperti ojek daring dan ojek pangkalan, atau kuliner dini hari . Belum lagi kegiatan ekonomi atau pertunjukan  yang bisa diadakan seperti Midnight Sale, Midnight Show atau apapun kegiatan dini hari  positif lainnya.
Dengan jumlah train set yang saat ini dimiliki saya yakin KAI Commuter  mampu menyediakan layanan 24 jam. Sebagai kota megapolitan yang tidak pernah tidur, transportasi publik harus mampu mengimbanginya.