Kawasan yang dibangun Ridwan Nojeng adalah konsep  back to nature. Semua yang disajikan kepada pengunjung adalah hal yang ada di desanya. Kopi, Ubi, Pisang dan makanan tradisional lainnya.
Tapi untuk mengenalkan lokasi wisatanya, Ridwan memanfaatkan teknologi informasi, mulai dari website wisata, media sosial hingga mengenalkan ke travel agent. Hal yang tidak main main.Â
Saya pun menjajal memasukkan keyword Lembah Hijau Rumbia, maka  muncul di beberapa situs wisata seperti traveloka, trip.com dan website arus utama traveling lainnya. Nama Lembah Hijau Rumbia sangat dikenal.
Maka wajar bila saat ini jumlah kunjungan wisata ke Lembah Hijau Rumbia tergolong tinggi, apalagi Ridwan Nojeng juga merambah wisata lintas kabupaten, sebuah pengalaman wisata yang menantang.Â
Hanya pandemi covid 19 yang membuat Lembah Hijau Rumbia sepi, dari pemasukan setiap hari 20 juta melorot hingga Rp 700 ribu. Ridwan Nojeng pun merumahkan sebagian besar pengelola wisata.
Saat ini Lembah Hijau Rumbia terus berbenah, menambah spot baru. Terutama spot foto yang menarik para pengunjung. Ridwan Nojeng paham betul keinginan para pengunjung Lembah Hijau Rumbia.Â
Gelaran SATU Indonesia merupakan event tahunan yang telah bergulir selama 14 tahun, tahun ini tema yang diusung adalah Perubahan Hari Ini untuk Indonesia yang Lebih Baik. Sebuah langkah yang penuh makna, Ridwan Nojeng telah memberikan inspirasi yang bisa ditiru dan diduplikasi ditempat lain.
Indonesia adalah negara yang kaya dan Indah, tak kalau dengan lokasi wisata dunia lainnya. Target wisatawan dunia yang ditarget terus naik, Pemerintah terus mengupayakan munculnya destinasi wisata baru dengan istilah “ Bali Baru “. Bukan tidak mungkin Lembah Hijau Rumbia akan menjadi destinasi dunia yang tetap mempertahankan adat istiadat lokal yang harus dijunjung tinggi.
Sumber : Diolah dari Berbagai sumber
Â
