Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

6 Hal Remeh yang Bisa Menyelamatkan Bumi

26 Oktober 2023   12:55 Diperbarui: 28 Oktober 2023   01:06 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik kendaraan umum, mengurangi emisi gas buang (Sumber : Kompas.com

Bumi, planet yang dihuni  manusia telah berusia sangat tua. Zaman demi zaman telah berganti hingga seperti saat ini. Bumi telah mengalami banyak perubahan, baik karena iklim, kejatuhan benda langit hingga rusak karena ulah manusia itu sendiri.

End of The World, yang diberitakan kitab suci dan prediksi para ilmuwan akan terjadi. Waktu tepatnya tak ada yang tahu.  Manusia sendiri sejatinya telah melakukan banyak kegiatan yang membuat bumi semakin merana. Pemanasan global, rusaknya lapisan ozon, punahnya spesies hewan, berubahnya lahan hutan menjadi padang pasir, abrasi laut, naiknya air permukaan laut, hingga berubahnya iklim karena polusi udara dan berbagai macam kelakuan lainnya.

Sebagian dibayar lunas, dengan banjir bandang, tanah longsor, udara dan air penuh polutan, krisis air, kemarau berkepanjangan, melelehnya es di antartika hingga berbagai macam bencana lainnya. Tapi manusia belum semuanya sadar, yang merusak masih lebih banyak daripada yang peduli lingkungan. Perbaikan alam membutuhkan waktu yang tidak sebentar sementara merusak alam hanya butuh waktu yang sangat singkat.

Dalam data, lingkungan di Indonesia tidak baik baik saja. Deforestasi, penggunaan bahan bakar fosil, pencemaran lautan, pencemaran udara, dan berbagai macam kerusakan alam yang dilakukan manusia. 

Setiap tahun Indonesia kehilangan 680 ribu hektar hutan, beralih fungsi menjadi kebun sawit atau digunakan untuk kepentingan lainnya. Padahal hutan merupakan paru paru dunia yang menyerap emisi karbon dioksida.

Isu polusi udara Jabodetabek khususnya Jakarta seperti mengingatkan kita akan bahaya yang akan ditimbulkan bila lingkungan tidak segera diperbaiki. Emisi gas buang kendaraan merupakan faktor terbesar dalam polusi di Jakarta. 

Untuk memperbaiki kualitas lingkungan harus dilakukan semua pihak ,semua elemen, hukum harus ditegakkan, aturan harus ditaati. Bila semua abai, perubahan iklim 20 tahun kedepan akan tidak bisa dikontrol lagi. Kenaikan  suhu bumi 1,1 derajat celcius sudah menjadi alarm bahaya. Pemanasan global telah terjadi, perubahan iklim telah mengganggu siklus kehidupan. 

Untuk melakukan perbaikan iklim bumi ternyata ada hal yang kelihatannya remeh temeh namun bila dilakukan bersama dan menjadi gerakan maka akan menyelamatkan masa depan bumi, 

Naik kendaraan umum, mengurangi emisi gas buang (Sumber : Kompas.com
Naik kendaraan umum, mengurangi emisi gas buang (Sumber : Kompas.com
Berikut  hal yang remeh temeh  yang bisa dilakukan   tanpa melihat urutan mana aktifitas yang paling berpengaruh.
  1. Gunakan Kendaraan Umum (public transportation), mengurangi penggunaan kendaraan roda empat atau roda dua  bisa mengurangi dampak emisi karbon. Atau ganti dengan naik sepeda yang ramah lingkungan dan menyehatkan tubuh sebagai penyambung alat transportasi lanjutan. Selain mengurangi emisi karbon, perpindahan ke transportasi publik juga akan mengurangi kemacetan.

  2. Tidak lagi menggunakan plastik, gunakan kantong belanja ramah lingkungan. Bawalah botol minuman isi ulang, kurangi menggunakan air kemasan plastik , namun bila masih menggunakan botol plastik, pastikan botol plastik akan didaur ulang.

  3. Kurangi dan batasi penggunaan listrik, selain menghemat pengeluaran, Listrik di Indonesia masih diproduksi dari pembangkit listrik batubara yang sangat tidak ramah lingkungan. Walaupun saat ini sedang ada pemindahan energi fosil ke energi listrik. Kendaraan energi fosil mulai dikurangi dan digantikan kendaraan berbasis listrik.

  4. Kurangi penggunaan kertas, penggunaan kertas berasal dari bahan baku dari kayu yang didapatkan dari batang pohon di hutan. Dengan mengurangi kertas maka pembukaan hutan untuk industri akan berkurang.

  5. Berhemat penggunaan air, Krisis air bersih sudah menjadi masalah di dunia. Jumlah air yang bisa di gunakan di Bumi ini terbatas. Bahkan ada wilayah yang sudah masuk dalam kategori merah karena tidak ada lagi air yang bisa digunakan Dengan menghemat air , kita turut menjaga air bumi..

  6. Jangan menyisakan makanan dan terbuang percuma. Bumi memiliki keterbatasan dalam menyisakan sumber makanan untuk manusia, tanah yang terus digunakan akan sampai ke titik tandus sehingga tidak bisa ditanami. Krisis pangan juga terkait perubahan iklim   

Kerusakan alam membuat bencana (sumber : kompas.com)
Kerusakan alam membuat bencana (sumber : kompas.com)
Enam hal sederhana ini bisa dilakukan semua orang dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Kalau ini bisa jadi gerakan bersama dan dilakukan secara terus menerus maka banyak hal baik yang bisa didapat.

Bumi tempat kita berpijak ini bukan milik kita  tapi milik anak cucu kita. Generasi penerus yang akan menikmatinya. Bayangkan bila semua orang  melakukan hal remeh temeh ini, mengurangi aktivitas yang merusak alam.

Bumi memang menyimpan semua yang dibutuhkan manusia, namun tindakan bijak dalam menjaga keseimbangan alam sangat dibutuhkan. Bencana alam yang disebabkan ulah manusia bisa dihindari. Hidup damai dalam bumi yang asri. Menghirup udara segar, menikmati alam yang bersahabat.

Seperti cuplikan lirik lagu Ebiet G Ade :  Berita Pada Kawan

 Barangkali di sana
 ada jawabnya


 Mengapa di tanahku terjadi bencana

 Mungkin Tuhan mulai bosan
 Melihat tingkah kita
 Yang selalu salah dan bangga
 dengan dosa-dosa
 Atau alam mulai enggan
 Bersahabat dengan kita
 Coba kita bertanya pada
 Rumput yang bergoyang

Sumber : Data Walhi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun