Tidak lagi menggunakan plastik, gunakan kantong belanja ramah lingkungan. Bawalah botol minuman isi ulang, kurangi menggunakan air kemasan plastik , namun bila masih menggunakan botol plastik, pastikan botol plastik akan didaur ulang.
Kurangi dan batasi penggunaan listrik, selain menghemat pengeluaran, Listrik di Indonesia masih diproduksi dari pembangkit listrik batubara yang sangat tidak ramah lingkungan. Walaupun saat ini sedang ada pemindahan energi fosil ke energi listrik. Kendaraan energi fosil mulai dikurangi dan digantikan kendaraan berbasis listrik.
Kurangi penggunaan kertas, penggunaan kertas berasal dari bahan baku dari kayu yang didapatkan dari batang pohon di hutan. Dengan mengurangi kertas maka pembukaan hutan untuk industri akan berkurang.
Berhemat penggunaan air, Krisis air bersih sudah menjadi masalah di dunia. Jumlah air yang bisa di gunakan di Bumi ini terbatas. Bahkan ada wilayah yang sudah masuk dalam kategori merah karena tidak ada lagi air yang bisa digunakan Dengan menghemat air , kita turut menjaga air bumi..
Jangan menyisakan makanan dan terbuang percuma. Bumi memiliki keterbatasan dalam menyisakan sumber makanan untuk manusia, tanah yang terus digunakan akan sampai ke titik tandus sehingga tidak bisa ditanami. Krisis pangan juga terkait perubahan iklim  Â
Enam hal sederhana ini bisa dilakukan semua orang dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Kalau ini bisa jadi gerakan bersama dan dilakukan secara terus menerus maka banyak hal baik yang bisa didapat.
Bumi tempat kita berpijak ini bukan milik kita  tapi milik anak cucu kita. Generasi penerus yang akan menikmatinya. Bayangkan bila semua orang  melakukan hal remeh temeh ini, mengurangi aktivitas yang merusak alam.
Bumi memang menyimpan semua yang dibutuhkan manusia, namun tindakan bijak dalam menjaga keseimbangan alam sangat dibutuhkan. Bencana alam yang disebabkan ulah manusia bisa dihindari. Hidup damai dalam bumi yang asri. Menghirup udara segar, menikmati alam yang bersahabat.
Seperti cuplikan lirik lagu Ebiet G Ade : Â Berita Pada Kawan
 Barangkali di sana
 ada jawabnya
 Mengapa di tanahku terjadi bencana
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya