Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Nowhere, Nilai Kemanusiaan dan Semangat Bertahan Hidup (Review dari Relawan Kemanusian)

20 Oktober 2023   19:59 Diperbarui: 20 Oktober 2023   20:10 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( sumber : Tangkapan layar Flm )

Film berdurasi 1 jam 49 menit ini mampu membuat saya bertahan menonton hingga akhir. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia kemanusian. Nowhere merupakan film sarat nilai kemanusiaan dan edukasi mitigasi bencana.

Film besutan sutradara Albert Pinto asal Spanyol ini berhasil membuat film ini layak diberi bintang. Pemeran utama film ini Aktris Anna Castillo sebagai Mia dan Tamar Novas sebagai Nico. Boleh dibilang film ini menyuguhkan beberapa adegan kekerasan, darah dan adegan nudis (telanjang). Namun adegan adegan tersebut sesuai dengan alur cerita yang memang harus ditampilkan sebagai penguat cerita.

Film yang dirilis Netflix pada 29 September 2023 ini meraup jumlah penonton cukup banyak walau menggunakan dialog asli bahasa Spanyol.

Mengambil suasana Spanyol pada saat kacau, dimana negara bertindak diluar kebiasaan, mengambil anak dari orangtuanya, menculik Wanita hamil. Suasana rusuh penuh pembunuhan ini membuat Nico dan Mia, istrinya yang sedang hamil mengambil keputusan untuk lari dari Spanyol.

Kisah pelarian inilah yang menjadi inti cerita film yang dominasi pengambilan gambarnya di dalam peti kemas di tengah laut dimana Mia terjebak sendirian. Sang suami, Nico dalam sebuah adegan terpisah dengan suaminya. Perpisahan yang tak pernah lagi menyatukan keduanya.

( sumber : Tangkapan layar Flm )
( sumber : Tangkapan layar Flm )
Rangkaian Cerita Berhasil dengan Baik Memainkan Perasaan Penonton

Di awal film, sudah tergambar arah cerita akan bergulir. Kisah yang mungkin diilhami kisah perih imigran gelap asal Afrika Utara yang menyebrang ke benua Eropa untuk mengubah nasib. Kisah imigran gelap yang banyak tewas mengenaskan di lautan karena karam atau kehabisan oksigen ketika diselundupkan dalam peti kemas yang rapat dan minim udara.

Dugaan inspirasi cerita diambil dari kisah para imigran gelap  terbukti dalam kisah film ini. Bagaimana banyak keluarga yang membayar sejumlah biaya perjalanan illegal untuk bisa diselundupkan ke negara lain. Hanya saja adegan pembantaian di dalam peti kemas yang telah dimodifikasi menjadi awal kekerasan dan darah.

Hanya Mia yang lolos dari maut Ketika Wanita yang hamil besar itu bersembunyi di atas tumpukan paket kayu yang berisi barang yang akan dikirim. Alur cerita berjalan menegangkan dengan tempo sedang. Tak banyak penggambaran siapa dan kisah dibalik para keluarga yang didominasi perempuan dan anak anak ini bisa berada di dalam peti kemas.

Adegan pembantaian di dalam peti kemas merupakan adegan paling brutal.  Penembakan penuh darah tergambar dengan jelas dan vulgar. Disini nilai kemanusian seperti tak ada lagi. Penembakan sadis wanita dan anak-anak tanpa ada perasaan lagi ini memberikan awal mula dari kegetiran Mia.

Setelah terpisah dengan sang suami, lolos dari pembantaian, dan terjebak di dalam peti kemas sendirian dengan bekal terbatas. Didalam adegan Mia sendirian dan membuka satu tas salah satu korban yang tercecer. Didalamnya ditemukan alat bor, dua botol air minum, pisau lipat dan beberapa benda yang akan membantu kehidupan Mia selanjutnya.

Anna Castillo boleh dibilang berhasil memainkan perannya dengan baik. Aktris kelahiran 9 Oktober 1993 ini berhasil dengan sempurna memerankan wanita yang sedang hamil besar. Penghayatan peran Wanita yang penuh derita didalam peti kemas sendirian ditengah laut lepas.

Satu persatu masalah datang, Mia yang terpaksa harus menyiapkan diri didalam peti kemas yang mulai kemasukan air. Dengan cerdas, Mia mulai membuat rencana untuk menyelamatkan diri. Dalam dunia mitigasi bencana, ini disebut rencana pengurangan resiko bencana.

Mia mulai membuat data hari dengan menandai batas level air. Ini sebagai upaya Mia tetap selamat dan tetap hidup. Mia juga membongkar semua paket yang ada di dalam peti kemas, didalamnya terdapat ribuan paket wadah plastik, TV LCD, earphone, dan paket baju.

Barang barang inilah yang akan dipakai dalam menyelamatkan diri. Wadah plastik Tupperware yang ternyata menjadi penolong hidup. Seal karetnya digunakan Mia untuk menutup lubang-lubang di peti kemas yang memperlama peti kemas tenggelam kedalam laut.

Masalah terberat Mia saat ia harus melahirkan sendirian tanpa bantuan siapapun. Adegan ini menjadi sangat istimewa karena secara teori, melahirkan didalam air lebih mudah, namun air didalam peti kemas adalah air laut yang asin dan dingin. Dan sangat beresiko untuk bayi.

Penonton akan dibuat menahan nafas Ketika bayi keluar dan masuk kedalam air. Mia dengan cepat menangkap sang bayi wanitanya, bayi yang tak merespon ketika dikeluarkan dari dalam air. Mia berusaha menyelamatkan anaknya dan berhasil, Noa nama yang diberikan sang Ayah akhirnya menangis tanda bayi masih hidup. Mia menangis bahagia, secercah cahaya hidupnya kembali menyala

Noa, menjadi Semangat Berjuang Untuk Tetap Hidup

Film ini merupakan salah satu edukasi yang baik dalam survival dengan menggunakan alat alat yang berada disekitar kita. Ketika Noa tak mau menyusu karena memang tak ada air susu yang keluar. Mia berusaha makan sebanyak banyaknya di tengah keterbatasan.

Adegan Mia memakan tali plasentanya sendiri juga cukup fenomenal, karena makanan semakin menipis dan hanya ada tali plasenta yang ia simpan didalam wadah plastik Tupperware. Adegan memakan tali plasenta memang cukup menguras perasaan. Begitulan seorang Ibu, semua dilakukan agar sang anak tetap hidup. Walau rasa jijik memenuhi adegan ini.

Hari demi hari harapan Mia dan Noa semakin tipis, tak ada kapal atau pesawat penyelamat yang datang. Usaha melubangi bagian atas peti kemas dengan alat bor dilakukan Mia, namun belum selesai proses melubangi, alat bor sudah kehilangan daya listrik dan Mia masih terjebak di dalam peti kemas.

Ide ide penyelamatan didapat Mia dari aktivitasnya sendiri. Bagaimana ia bisa mengambil Pelajaran dari membuka seal makanan kaleng. Dengan menggunakan tali Mia menarik dengan berat tubuhnya. Sebuah Pelajaran dari teori fisika.

Harapan yang menipis akhirnya mulai terbuka kembali saat peti kemas bisa dilubangi, Mia dan Noa bisa naik ke atas peti kemas untuk mendapatkan udara segar dan sinar matahari. Mia juga akhirnya mendapat ide menangkap ikan laut dengan menggunakan jaring dari kabel-kabel earphone yang ia jalin. Umpannya robekan kain yang ia lempar kedalam laut.

Untuk sementara kebutuhan makanan bisa teratasi dengan memakan ikan segar, untuk air minum Mia mengambilnya dari air hujan. Harapan Mia untuk selamat cukup besar Ketika ada burung camar hinggap diatas peti kemas.

Mia yakin daratan tidak akan jauh lagi, berharap peti kemasnya bisa terus terdorong ke tepian pantai dan ia bisa segera mendapat pertolongan. Harapan tinggal harapan, peti kemas terus kemasukan air laut. Batas maksimal telah terlewati walau Mia sudah mati-matian membuangnya keluar.

Di akhir akhir akan tenggelamnya peti kemas, Mia masih sempat membuat rakit kayu dengan wadah plastik sebagai alat pengambangnya. Kabel-kabel earphone ia gunakan sebagai tali pengikat.

Lalu bagaimana kisah Mia dan Noa selamat dari tengah laut, silahkan di tonton sendiri filmnya. Adegan adegan di film ini cukup menarik. Dari pengambilan gambar, film ini berhasil memperlihatkan cara-cara penyelamatan yang bisa digunakan.

Tentu sebagai film, ada hal yang menjadi catatan seperti kisah handphone Mia yang berada di tengah laut namun ada adegan ia mendapat telpon dari Nico, sang suami. Adegan percakapan yang menguras perasaan ini, mengisahkan perpisahan antara suami dan istri karena Nico akhirnya menyerah karena tertembak dan kekurangan darah.

Ada adegan Mia menjahit sendiri luka di pahanya yang cukup lebar, Mia menjahit dengan menggunakan serat kabel earphone. Sebuah adegan yang berlebihan karena Mia dikisahkan dalam film ini berprofesi sebagai guru bukan sebagai dokter.

Tapi secara keseluruhan film ini layak ditonton, ada muatan edukasi penyelamatan, mitigasi bencana dan sebuah perjuangan seorang ibu untuk anak yang sangat dicintainya.

Itu yang saya review dan saya tuliskan dari film yang menjadi peringkat nomor satu di Netflix Spanyol. Tetap  berhati-hati, selalu siaga untuk bencana yang mungkin terjadi.

Salam Bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun