Serangan Hamas ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10) nampaknya akan berlanjut dan menarik beberapa kekuatan dari luar. Eskalasi pertempuran terus meningkat, pihak Israel sendiri sudah menyatakan perang terbuka. Amerika Serikat juga telah menunjukkan reaksinya dengan mengirim kapal Induk dan kapal perang lainnya mendekati perairan Israel  selain itu Amerika Serikat juga telah mengirimkan  berbagai jenis pesawat tempur ke Timur Tengah.
Presiden Joe Biden telah memberikan tawaran bantuan penuh untuk Israel  menghadapi Hamas dan musuh musuhnya. Persenjataan dan amunisi akan dikirimkan ke Israel.
Selain perlengkapan tempur  Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel tentu tak akan berdiam diri. Apalagi sistem pertahanan udara yang dibuat Amerika Serikat gagal dalam menahan serangan roket yang ditembakkan pihak Hamas dari wilayahnya di jalur Gaza. Serangan Hamas juga tergolong lengkap karena selain serangan udara , serangan darat juga dilakukan  serangan laut.
Serangan ini merupakan serangan terbesar setelah perang Arab-Israel  di tahun 1973. Korban yang ditimbulkan dipihak Israel cukup banyak, baik korban tewas dan korban luka rata rata korban militer .Serangan balasan Israel ke wilayah Gaza juga telah banyak menimbukan korban sipil dan anak anak.
Dalam rilis media internasiomal , perkiraan sudah ada 1.100 korban tewas dalam perang yang terjadi. Korban dikedua belah pihak akan terus berjatuhan. Baik korban militer dan korban sipil. Â
Kemungkinan besar pertempuran akan meletus lebih hebat, dan besar kemungkinan akan menarik pihak lain untuk terlibat. Terutama sekutu sekutu dari pihak Israel. Serangan Hamas memang mengejutkan dunia. Hal yang sama juga diakui oleh pihak  intelijen Israel sendiri yang merasa kecolongan.
Serangan Hamas dikabarkan telah masuk ke wilayah Israel sejauh 50 km. Tentu apa yang terjadi di Israel akan membuat gejolak Internasional. Lebanon sendiri juga mendapat serangan balasan dari Israel setelah diketahui ada serangan yang dilakukan dari wilayah Lebanon. Faksi Hibullah yang didukung Iran nampaknya ikut terlibat dalam serangan.
Hampir seluruh negara Eropa mengutuk apa yang dilakukan pihak Hamas ke wilayah Israel, termasuk Kanada, Kenya , Jepang dan beberapa negara yang dekat dengan Israel dan Amerika Serikat.
Rusia Memberikan Respon Berbeda
Respon berbeda dilakukan Rusia, sebagai negara yang tengah berperang dengan Ukraina. Rusia yang selalu mendapat serangan dan tekanan dari pihak barat terutama Amerika Serikat saat menyerang Ukraina.
Rusia menganggap apa yang terjadi di Israel adalah buah dari tidak dipatuhinya resolusi PBB terkait Israel. Rusia menilai negara barat selalu mendukung ketidakpatuhan Israel terhadap resolusi yang terbitkan  PBB, bahkan melakukan veto terhadap keputusan dewan keamanan saat israel melakukan serangan ke wilayah Palestina.
Respon ini tentu membuat Amerika Serikat meradang dan meminta semua negara tidak mengambil keuntungan dari perang yang sedang terjadi di Israel. Amerika Serikat mewanti wanti agar tidak ada pihak luar ikut terlibat dalam membantu Hamas.
Iran sendiri secara terbuka mengakui telah ikut membantu serangan ke Israel dan menyatakan dukungan penuh terhadap Hamas untuk melakukan serangan ke Israel. Pernyataan para perwira Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) ini menyatakan ikut merencanakan serangan di pertemuan Beirut.
Namun pihak Hamas menyangkal bahwa serangan ke Israel adalah serangan sendiri dan tidak melibatkan pihak luar. Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pernyataannya serangan terhadap Israel adalah balasan dari ketidak adilan dan pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel.
Penghentian Perang, Gencatan SenjataÂ
Perang hanya akan menjatuhkan korban lebih banyak dikedua belah pihak. Serangan kejutan Hamas dan Serangan balasan Israel akan menjadikan perang yang semakin tak terkendali. Korban berjatuhan baik korban tewas dan korban terluka.
Sudah saatnya PBB melakukan tindakan cepat untuk melerai apa yang terjadi. Dewan keamanan PBB harus segera bersidang dan mengeluarkan resolusi penting untuk menghindari korban lebih banyak. Kekuatan dunia harus menghilangkan ego dukungan kepada salah satu pihak yang bertikai. Perang hanya akan membuat sengsara.
Kekuatan negara negara besar seharusnya memberikan dukungan untuk gencatan senjata, apa yang dilakukan kedua belah pihak akan menimbulkan dampak negatif. Tak hanya korban jiwa, korban luka, hancurnya rumah, apartemen, sekolah, rumah ibadah dan fasilitas umum. Kengerian perang harus segera dihentikan apapun alasannya.
Belum lagi dampak ikutan seperti naiknya harga mimyak dunia, terhambatnya penerbangan internasional, naiknya harga komoditas dunia.
Indonesia sebagai negara besar yang pernah memimpin G20 dan saat ini menjadi ketua ASEAN harus memberikan masukan dan ikut aktif mendorong gencatan senjata di Israel. Sebagai negara bebas aktif peran Indonesia harus mengambil peran penting. Mendorong pihak PBB, mengajak negara netral untuk bersikap aktif mendorong gencatan senjata dan penghentian serangan kepada pihak sipil dikedua belah pihak.
Pemerintah melalui Kementrian luar negeri juga harus memastikan dan memantau  warga negara Indonesia di Palestina dan Israel selamat dan tidak menjadi korban perang.
Perang memang membawa korban, hal utama dan efektif saat ini adalah penghentian serangan dengan gencatan senjata. Dan jangan ada negara yang malah menjadi provokator perang  sehingga semakin parah dan meluas dampaknya.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H