Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asa Kebersamaan Kunci Sukses KBA Talagasari Menjadi Kampung Bersinar di Balaraja

16 September 2023   12:04 Diperbarui: 16 September 2023   12:06 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar : IG @kba_talagasari

Desa Talagasari berada di kecamatan Balaraja kabupaten Tangerang. Letaknya bersisian dengan Jalan Tol Tangerang -Merak. Tak terlalu jauh dengan Gerbang Tol Balaraja Barat. Desa ini termasuk desa yang berada di daerah industri. Banyak pabrik dan gudang yang berada disekitar desa ini . Jadi tak heran desa ini masuk dalam kategori desa dengan jumlah penduduk yang padat imbas dari banyaknya pendatang yang bekerja di kawasan Industri dan pergudangan.

Lokasi yang berada di wilayah kawasan industri membuat Desa Talagasari memiliki beberapa tantangan dibidang lingkungan seperti polusi akibat aktifitas industri, sampah rumah tangga,. Di bidang ekonomi, tantangannya adalah kemiskinan dan  pengangguran. Di bidang Kesehatan, masalah pemenuhan gizi terutama gizi untuk balita dan anak anak.

Permasalahan yang ada menjadi tantangan untuk dicarikan solusi, maka kehadiran Kampung Berseri Astra (KBA) Talagasari menjadi salah satu solusi. Didirikan sejak tahun 18 Desember 2018 berkat kerja sama dengan PT Marga Mandalasakti / Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak selaku  pengelola Jalan Tol Tangerang- Merak.

KBA Talagasari satu dari 167 Kampung Berseri Astra yang terpilih pada tahun 2022. Kampung  Berseri ASTRA adalah program pengembangan masyarakat dengan basis kelompok yang berkelanjutan dan memiliki manfaat untuk lingkungan sekitar. Kampung berseri ASTRA memiliki 4 pilar program kontribusi sosial yang berkelanjutan , pilar Kesehatan, pilar Pendidikan, pilar lingkungan dan pilar kewirausahaan dalam satu kelompok kampung atau desa.

KBA Talagasari saat ini diketuai Madyani, biasa di panggil Pak Yani. Pria kelahiran 24 September 1981  sehari hari bekerja di sebuah pabrik . Bersama anggota lainnya yang berjumlah 20 orang   bahu membahu mengembangkan kegiatan KBA Talagasari.

Pak
Pak
Madyani sharing pengalaman KBA Talagasari | Sumber gambar : IG @kba_talagasari

"Tidak ada yang sulit, selama kita kerjakan dengan Ikhlas dan bersama sama " motto hidup Pak Yani, yang membuat kegiatan KBA Talagasari terus berkembang hingga saat ini.

Dengan keterbatasan waktu, karena sebagian pengurus KBA Talagasari adalah pekerja maka waktu pengelolaan harus diatur dengan seefektif mungkin. Pak Yani mengungkapkan, setiap hari ada 1 orang yang piket untuk mengurus KBA Talagasari.

Akhir pekan, Sabtu dan Minggu menjadi hari paling efektif untuk melakukan kegiatan. Pak Yani dan pengurus  lainnya melakukan banyak kegiatan. KBA Talagasari memiliki beberapa kegiatan , antara lain : bank sampah yang telah memasuki tahun buku kelima, rumah jamur masa tanam kedelapan, urban farming, peternakan kambing, peternakan bebek, pembuatan pupuk baik komposter, pupuk padat , pupuk POC dan pembuatan paving block dari sampah plastik.

Paving
Paving
Block karya KBA Talagasari | Sumber gambar : IG @kba_talagasari

Keberhasilan KBA Talagasari tak lepas dari semangat kebersamaan dan kekeluargaan. KBA Talagasari melibatkan 12 RT. Terutama para ibu ibu yang menjadi penyokong hampir semua kegiatan. Pak Yani mengungkapkan tantangan KBA Talagasari adalah masih terbatasnya dana untuk pengembangan.

Tapi hal ini tidak menjadi hambatan serius, pengelolaan KBA Talagasari memiliki komitmen kebersamaan sehingga apapun kendala bisa dicarikan solusi terbaik. Seperti masalah waktu yang bisa dipecahkan dengan membagi waktu bertugas.

Pengumpulan
Pengumpulan
sampah anorganik dari warga | Sumber gambar : IG @kba_talagasari

Bank Sampah, Mengelola Lingkungan Bernilai Pemberdayaan Ekonomi

Sampah selalu menjadi masalah.  Benda yang nampaknya tidak terpakai dan membuat lingkungan  menjadi kotor dan  tidak estetik. Padahal dengan pengelolaan yang baik, sampah bisa bernilai ekonomi dan menghasilkan uang.

Ada sampah yang bisa didaur ulang, sampah seperti plastik, kardus, logam masih bisa dimanfaatkan untuk dijadikan benda benda bermanfaat. Pengelolaannya  dikumpulkan lalu ditimbang dan dijual kepada perusahan daur ulang. Tiap kilogram akan dihitung. KBA Talagasari melalui konsep Bank Sampah melakukan pengumpulan sampah dari rumah tangga.

Setiap warga akan menyetor sampah berupa botol plastik, ember plastik, kardus, atau peralatan rumah tangga yang sudah rusak ke bank sampah setiap pekan lalu dilakukan penimbangan dan penilaian dengam konversi sejumlah nilai uang.

Hasil konversi ini dicatatkan dalam buku tabungan bank sampah. Konsepnya mirip bank seperti pada umumnya, bedanya yang disetor sampah yang sudah tidak terpakai lagi. Penarikan uang di bank sampah bisa dilakukan kapan saja. Tapi biasanya tabungan diambil warga saat tahun ajaran baru, saat lebaran, natal atau diakhir tahun.

Seperti yang dilakukan Ibu Komariah warga Kampung Talaga RT 02 RW 02 yang rajin menabung sampah jenis plastik. Wanita paruh baya ini biasa menabung botol minuman plastik. Dengan menabung botol plastik bekas minuman mineral ini Ibu Komariah bisa mendapatkan uang untuk menambah kebutuhan hariannya.

Seorang
Seorang
warga sedang menabung sampah | Sumber gambar : IG @kba_talagasari

Seperti juga yang dilakukan  bapak Ahmad Suryani warga Rt 03 Rw 02 seorang pedagang yang biasa menabung kardus dan botol platik. Sekali menabung bisa 25 Kg kardus dan 11 Kg botol plastik. Pemilahan sampah sudah dilakukan sejak dari rumah.

Dalam catatan Bank Sampah KBA Talagasari , ada 115 KK yang aktif menabung dengan jumlah sampah yang dikumpulkan dari warga sebulan rata rata mencapai 3.500 Kg. Jumlah tabungan  yang  terkumpul Rp 7.859.700

Pemilihan antara sampah organik dan anorganik. KBA Talagasari telah menyiapkan tempat sampah yang telah terpisah antara sampah organik dan anorganik sehingga warga lebih mudah untuk memilah sampah.

Keranjang
Keranjang
sampah non organik | sumber gambar : IG @kba_talagasari

Untuk sampah organik biasanya disebut sampah dapur atau sisa makanan, melansir data dari sipsn.menlhk.go.id tahun 2022, secara presentase sampah dari sisa makanan mencapai angka 30,6%. Angka yang cukup besar. Bila sampah sisa makanan ini bisa dipilah dan diolah di lingkungan rumah atau masyarakat maka sangat membantu dalam pengolahan sampah.

Sehingga sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) akan jauh menurun, selain sampah plastik yang bisa didaur ulang yang menjadi ekosistem ekonomi  sirkular, sampah organik sisa makanan juga bisa direduksi menggunakan pemanfaatan budidaya maggot.

Maggot berupa larva dari siklus hidup lalat Black Soldier Fly (BSF) yang tidak membawa penyakit. Larva maggot dapat menghabiskan sampah organik hingga lima kali dari berat badannya selama satu hari. Maggot juga bisa digunakan untuk pakan ayam, pakan burung ,pakan ikan, dan bisa diolah menjadi bahan kosmetik yang bernilai jual tinggi.

Saat ini KBA Talagasari  memanfaatkan sisa bahan makanan dijadikan pupuk kompos dengan cara mengunpulkan sampah sisa makanan dalam wadah khusus, lalu dimasukkan komposter, komposter ini berfungsi untuk mempercepat pembusukan makanan lalu ditambahkan daun daun kering selanjutnya diamkan selama beberapa waktu

Pengolahan
Pengolahan
sampah menjadi pupuk | Sumber gambar IG @kba_talagasari

Pembuatan pupuk dari sampah organik dengan cara dibuat kompos berguna untuk urban farming yang dilakukan warga. Tanaman sayuran  berumur pendek ini ditanam dalam pot pot  atau dihalaman rumah warga. Salah satu kegiatan unggulan KBA Talagasari selain Bank Sampah adalah urban farming.  Dua kegiatan ini menjadi satu ekosistem yang saling terkait.

Rumah rumah yang nampak asri akan banyak ditemui sepanjang jalan dan gang , rumah rumah ini disebut 'rumah asri'. Syarat untuk rumah disebut 'rumah asri' , penghuni rumah juga  harus menjadi nasabah aktif bank sampah.

***

Sampah plastik seperti bungkus plastik dari kopi saset, koran bekas, kardus bekas, botol plastik minumman mineral, galon air mineral dan beberapa bahan lainnya bisa dikreasikan menjadi kerajinan kreatif yang bernilai jual ekonomis.

Hasil
Hasil
kreasi produk kerajinan dari sampah plastik | sumber gambar : tempo.co

KBA Talagasari memberikan pelatihan barang barang kreasi dari sampah anorganik. Hal ini menarik karena warga terutama ibu ibu rumah tangga bisa memanfaatkan waktu senggangnya membuat produk produk seperti tas, pot bunga, tempat tissue dan kreasi menarik lainnya.

Selain bisa dimanfaatkan untuk sendiri, barang barang bisa dikumpulkan dan dijual saat  pameran atau bazar. Kreasi dari sampah plastik bisa membuat nilai tambah tersendiri dan menjadi pilar kewirausahaan bagi warga.

Selain kreasi dari sampah plastik, KBA Talagasari membuat ecobrick dari sampah plastik yang dipadatkan. KBA Talagasari menghasilkan paving block dari sampah plastik, konsepnya seperti ecobrick. Paving block memiliki kelebihan selain memanfaatkan sampah platik sehingga menjadi pemanfaatan sampah plastik. Paving block dari sampah plastik lebih kuat, ringan dan tidak berlumut.

Proses
Proses
pencetakan paving block dari sampah plastik | sumber gambar : IG @kba_talagasari

Bila paving block konvensional mudah pecah bila terkena benda berat, paving block dari sampah plastik tidak akan pecah walau terbanting jatuh. Paving block dibuat dari sisa kemasan plastik dari mie instan, kemasan makanan anak, kemasan kopi dan semua kemasan platik yang biasanya menjadi sampah tak berguna dan sulit di urai kini jadi bahan bangunan yang bermanfaat.

Paving block buatan KBA Talagasari sudah digunakan di lingkungan PT Marga Mandalasakti / ASTRA Infra Toll Road Tangerang Merak. Sebagai sinergi antara dunia usaha dengan pemberdayaan masyarakat.

Budidaya Jamur
Budidaya Jamur
tiram pilar kewirausahaan | sumber gambar :IG @kba_talagasari

Budidaya Jamur Pilar Kewirausahaan yang Menjanjikan

KBA Talagasari juga memilki usaha budidaya jamur. Sudah memasuki masa tanam kedelapan. Jamur jenis jamur tiram (Pleurotus ostreatus) ini tak memerlukan lahan yang luas karena bisa ditanam dengan rak rak bertingkat.Sehingga bisa menghemat tempat budidaya.

Untuk budidaya Jamur Tiram membutuhkan waktu yang tidak lama sekitar 4 bulan, dari masa penyiapan media, menanam bibit, inkubasi, pertumbuhan dan masa panen yang bisa dilakukan beberapa kali.

Jamur tiram dibudidayakan dalam baglog yang disusun vertikal atau bisa juga dengan horizontal, KBA Talagasari sudah memilki pengalaman yang cukup dalam budidaya jamur, walau tempat budidaya masih terbatas sehingga jumlah produksi belum bisa massif memenuhi kebutuhan pasar.

Biasanya hasil panen jamur timur dibeli warga atau pelanggan setia yang sudah terbiasa membeli. Hasil budidaya jamur ini cukup menjanjikan. KBA Talagasari menjadikan budidaya jamur sebagai pilar kewirausahaan mandiri, sebagai usaha berkelompok yang nilai kemanfaatnya bisa dirasakan banyak warga sekitarnya.

Sebuah langkah berkelanjutan yang terus berkembang dan menjadi model untuk di duplikasi di tempat tempat lain. Jamur tiram cocok dikembangkan di wilayah urban hingga sub urban, namun untuk menjalankan budidaya ini memerlukan ilmu yang cukup, praktek langsung dan tidak mudah patah semangat bila gagal.

Penghijaun
Penghijaun
mengurangi efek polusi udara | sumber gambar : IG @kba_talagasari 

Naik Kelas untuk Menjadi Kampung Proklim

KBA Talagasari telah mencatatkan prestasi yang membanggakan, keberadaanya memberikan manfaat yang positif untuk warga sekitar. Mulai dari penghijauan, pemanfaatan pekarangan , penanaman tanaman pangan berumur pendek sebagai bagian dari ketahanan pangan, selain itu sebagai upaya dari pengurang resiko polusi udara .

Berada di wilayah industri dengan tingkat polusi yang cukup tinggi, penghijauan yang diinisiasi oleh KBA Talagasari patut diapresiasi, langkah nyata yang langsung berdampak secara lingkungan dan ekonomi.

Pengolahan sampah dengan konsep Bank Sampah dimana warga aktif menjadi pelaku pemilahan sampah secara langsung telah berperan dalam mengurangi jumlah sampah, bila ini bisa dijadikan prototipe di tiap desa dan kampung maka jumlah sampah di Kabupaten Tangerang akan jauh menurun.

Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang sehari sampah yang dihasilkan berjumlah 2.000 Ton dari 4 juta jiwa. Sampah akhirnya dikirim dan menjadi gunungan sampah di tempat pembuangan sampah (TPA) Jatiwaringin (Sunber berita : Republika.co.id).

Pengolahan sampah harus dilakukan dari rumah tangga, pasar, kawasan industri sehingga pemilahan sampah organik dan sampah anorganik menjadi efektif. Disamping itu sampah anorganik bernilai ekonomis sehingga warga mendapatkan manfaat dengan menabung sampah plastik, kardus dan logam.

Pak Yani dan anggota KBA Talagasari bertekad untuk terus mengembangkan  Kampung Berseri ASTRA untuk naik kelas menjadi program kampung iklim (PROKLIM). Apa yang sudah dilakukan, pengelolahan sampah dan limbah, penghijauan dengan konsep urban farming menjadi modal penting.

Sebagai syarat untuk menjadi kampung Proklim harus ada  upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, paling tidak, sudah berkegiatan selama  dua tahun dengan kelembagaan berkelanjutan dengan tingkat paling rendah tingkat RW dan paling tinggi tingkat desa atau kelurahan. Kegiatan harus memberikan manfaat ekonomi, lingkungan dan pengurangan dampak  perubahan lingkungan.

Syarat menjadi kampung Proklim sebagian besar sudah dilakukan KBA Talagasari, pengembangan terus dilakukan Pak Yani dan pengurus lainnya, masih banyak yang bisa dilakukan seperti pengelolaan lingkungan dalam mitigasi banjir, kekeringan dan penggunaan  energi baru terbarukan.

Mural
Mural
dijalan kampung talagasari | sumber gambar : IG @kba_talagasari

Apa yang dilakukan KBA Talagasari melakukan perubahan mindset warga, malakukan perubahan nyata sesuai dengan tema Semangat ASTRA Terpadu Untuk (SATU) Indonesia :  Semangat Hari Ini dan Masa Depan Indonesia.

Semoga semakin banyak kelompok dan komunitas yang peduli untuk membangun lebih banyak lagi kampung dan desa berseri  untuk Indonesia yang lebih baik.

 

Sumber referensi tulisan

Sumber gambar : IG @kba_talagasari dengan izin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun