Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Narman, Sosok Pemuda Baduy Pembuka Cakrawala Baru di Tengah Arus Perubahan Zaman

14 September 2023   10:56 Diperbarui: 14 September 2023   11:17 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaki yang kuat untuk berlari | Sumber gambar : IG @ayahriann

Narman adalah nama yang sederhana. Namun apa yang telah dilakukannya bukan merupakan hal yang sederhana, karena Narman lahir di lingkungan Baduy. Suku yang masih memegang erat budaya yang sangat membatasi hubungan dengan kemajuan zaman. Jangankan untuk bisa menikmati transportasi modern, teknologi canggih, ataupun alat elektronik, untuk sekedar bisa membaca dan menulis saja merupakan sebuah 'keajaiban' tersendiri.

Lahir dari kedua orang tua Baduy, Narman layaknya pemuda Baduy lainnya, ulet dan kuat.  Alam Baduy yang masih asri telah membentuk fisik dan karakter Narman sebagai pemuda yang bersahabat dengan alam. Di kampungnya, Narman terbiasa berjalan kaki tanpa alas naik turun bukit yang cukup terjal, menembus hutan dan ladang sembari setengah berlari. Bagi Narman jarak puluhan kilometer tidaklah menjadi masalah, karena kebiasaan berjalan kaki sudah mendarah daging bagi masyarakat suku Baduy.

Itulah salah satu alasan kaki-kaki Narman sangat kuat untuk diajak berlari. Tak banyak yang menduga Narman memiliki minat yang besar terhadap olahraga lari. Dengan mudah ia mampu berlari dari kampungnya di Baduy ke Kota Rangkasbitung. Padahal jaraknya 27,5 km bila diukur melalui aplikasi google maps.

Kaki yang kuat untuk berlari | Sumber gambar : IG @ayahriann
Kaki yang kuat untuk berlari | Sumber gambar : IG @ayahriann

Narman memang tidak pernah mengeyam pendidikan formal, seperti rata-rata anak Baduy yang tidak bersekolah. Kalaupun ada, hal tersebut merupakan sebuah keajaiban yang jarang terjadi. Namun Narman memiliki keinginan untuk berubah, ia belajar membaca dan menulis secara otodidak. Ketika kecil Narman juga mengenal abjad dari kedua orang tuanya.

Kemampuannya membaca menjadikan Narman memiliki ketertarikan dengan bacaan seperti novel atau bacaan dari genre lainnya. Bermula dari buku-buku yang ia baca Narman mulai mengenal dunia luar dengan lebih lengkap dan lebih berwarna.

Sejak kecil rata-rata anak Baduy sudah disibukkan dengan urusan membantu orang tua. Kehidupan bertani, mencari kayu bakar, memanen buah-buahan menjadi aktivitas keseharian. Di suku Baduy, melibatkan anak-anak dalam aktivitas keseharian dalam rangka penghidupan merupakan adat dan budaya yang sudah turun temurun dari leluhur mereka.

Jadi, jangan heran bila ada wanita Baduy membawa balita dalam gendongan ke ladang atau ke dalam hutan sekalipun. Hal inilah yang juga dialami Narman dan tiga saudaranya yang lain. Namun, Narman memang memilki keinginan kuat untuk belajar secara mandiri. Pemuda yang lahir di tahun 1989 ini juga telah mengenal dunia digital sejak tahun 2009. Saat itu, istilah website menjadi hal baru yang dikenal Narman. Hal yang mungkin jarang dimiliki anak baduy lainnya.

Sejak dunia digital dikenal Narman, berselancar di dunia maya untuk mencari ilmu pengetahuan dan informasi penting seakan telah menjadi salah satu bagian hidupnya.  Narman juga mulai mengenal situs jejaring sosial seperti Facebook, Flickr, dan Friendster. Dunia luar semakin terang benderang. Berbagai hal kini bisa diketahui Narman dengan mudah. 

Salah satu cara anak anak baduy mulai mengenal dunia luar karena adat kebiasaan orang Baduy yang mudah menerima tamu tamu dari luar suku. Penulis pernah masuk hingga Baduy Dalam dan menginap satu malam. Sedikit banyak beberapa hal tentang Baduy penulis ketahui secara langsung. Interaksi orang baduy dengan tamu dari luar inilah yang memberikan pengaruh kepada anak-anak Baduy seperti Narman. Hanya saja Narman tak berhenti begitu saja, ia melanjutkan untuk belajar dan mencoba mengambil manfaat positif dari pertemuannya dengan orang luar Baduy.

Bila melihat akun Instagram Narman (@ayahriann), dapat dilihat bagaimana Narman begitu piawai membuat konten. Mulai dari kegiatannya sehari-hari di Baduy yang membuat kita menjadi paham apa saja keseharian yang dilakukan suku Baduy hingga informasi kapan dan usia berapa pemuda dan pemudi Baduy memutuskan menikah, yaitu wanita pada usia 15 tahun dan laki laki pada usia 17 tahun.

Narman membagikan banyak hal tentang kearifan lokal suku Baduy yang tak semua orang tahu. Rasa keingintahuan orang luar terhadap suku Baduy telah dibuka dengan lebar. Selain membagikan adat istiadat suku Baduy, Narman juga memberikan informasi tentang kerajinan tenunan khas suku Baduy, aktivitas menenun yang selalu dilakukan di halaman depan rumah rumah kayu Suku Baduy. Dimana wanita-wanita Baduy melakukannya dengan teliti dan sabar menyatukan benang yang terpisah menggunakan alat tenun sederhana. Aktivitas tersebut dilakukan di kala senggang setelah mengurus anak dan suami. Menenun bukan hanya perkara kegiatan ekonomi tapi ada makna filosofi yang terkandung di dalamnya. Yaitu makna kesabaran, kesetiaan, dan kegigihan yang tak pernah luntur.

Dari hasil kerajinan tangan, kain tenun, serta aksesoris yang telah dihasilkan, Narman memasarkan dengan cara baru, cara yang belum pernah dilakukan orang Baduy sebelumnya. Yaitu dengan memanfaatkan kecanggihan jaringan internet. Selama ini produk kerajinan suku Baduy hanya dijual dengan cara menunggu pembeli di Ciboleger atau di kios-kios disekitar Baduy. Semenjak mengenal internet Narman mulai memasarkan produk Baduy melalui website, sosial media, serta aplikasi percakapan yang mampu menembus batas jarak dan waktu. Kebaruan yang dilakukan Narman awalnya mendapat tantangan dari ketua adat, namun keberatan dan ketidaksetujuan tak lantas membuat Narman patah semangat.

Apa yang dilakukan Narman bukan perkara yang mudah diterima oleh adat dan kebiasaan suku Baduy. Hal tersebut dianggap tabu. Beruntung Narman mendapat dukungan penuh dari keluarga. Perlahan perjuangan Narman menunjukkan hasilnya, sehingga kebermanfaatan dapat dirasakan para pengrajin suku Baduy. Apa yang dikhawatirkan tidak lagi terdengar, bahkan Narman secara khusus membuat akun Instagram khusus untuk produk-produk Baduy (@baduycraft). Akun tersebut menjadi etalase produk-produk kerajinan, serta hasil tenunan suku Baduy. Akun ini diikuti lebih dari 7.900 pengikut dengan 700 postingan.

Dari hasil penjualan online, produk kerajianan Baduy akhirnya diserap pasar dengan angka penjualan yang cukup fantastis, produknya tak hanya dikenal di dalam negeri tapi telah melewati batas negara. Dalam postingannya Narman membagikan salah satu produk Baduy yaitu tas koja yang dipakai hingga negeri Sakura Jepang.

Apa yang dilakukan Narman mendapatkan apresiasi dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia, sebuah gelaran tahunan yang diadakan ASTRA untuk anak bangsa sebagai individu atau kelompok yang  memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan  untuk berbagi untuk masyarakat sekitar yang postif dalam lima bidang, yaitu Pendidikan, Kesehatan, lingkungan, kewirausahaan dan teknologi dan satu kategori kelompok atau komunitas yang mewakili dalam lima bidang tersebut.

Sudah 14 tahun program ini digelar, sejak tahun 2010 hingga  tahun 2023 ini. Tema yang diangkat SATU Indonesia Awards tahun ini adalah  "Semangat untuk Hari ini dan Masa Depan Indonesia"  

Berkat Upaya Narman membuka cakrawala baru di tanah kelahirannya, Narman meraih penghargaan dalam kategori kewirausahaan/ UMKM dengan tema Pembuka Cakrawala Baduy pada tahun 2018.

Saat menerima pengharagaan SATU Indoensia Awards | Sumber gambar IG @ayahriann
Saat menerima pengharagaan SATU Indoensia Awards | Sumber gambar IG @ayahriann

Baduy Bertahan di Tengah Arus Perubahan Zaman

Dalam sesi wawancara dengan Narman, banyak insight yang saya dapat. Pria yang sangat menyukai olahraga lari ini dengan ramah menjawab pertanyaan yang diajukan.  Sambil menunggu antrian berobat ke dokter, Narman bersedia menerima ajakan wawancara.

Berikut petikan wawancara yang dilakukan pada Rabu, 13 September 2023.

Tanya: "Kang Narman, untuk penjualan online produk baduy punya pengaruh tidak ke pola penjualan langsung seperti membawa madu ke luar baduy?" 

Narman menjawab: "Tentu ada banyak pengaruh karena penjualan online mencakup pasar lebih luas dengan itu kapasitas produksi dan orang-orang yang terdampak positif lebih banyak lagi"

Tanya: "Kang Narman untuk pengembangan usaha lanjutannya apa rencananya ya? "

  "Saya secara pribadi buka usaha Warung, dan juga membuka paket-paket wisata kunjungan ke baduy luar dan Baduy dalam "Jawab Narman. Usaha warung yang dimaksud adalah warung sembako yang dibuka di Ciboleger. Usaha ini sebagai ikhtiar memenuhi kebutuhan suku Baduy untuk mendapatkan sembako dengan mudah dan dekat.

Isu perubahan menjadi bahasan dalam wawancara yang seru diperbincangkan. Narman telah membuka cakrawala baru dengan tetap mempertahankan kearifan lokal yang disampaikan tetua-tetua kepala adat.

Narman memberikan sikap yang jelas terkait perubahan yang akan terjadi di masyarakat suku Baduy.

"Memang perubahan kehidupan tidak bisa kita tolak. Tapi yang unsur unsur baiknya terkait Moralitas, kesadaran akan lingkungan, penghormatan terhadap nenek moyang, budaya dan sifat karakter bertanggung jawab itu jangan sampe berubah"

"Untuk saat ini pemuda Baduy belajar bersama kebiasaan adat, yang artinya segala sesuatu yang di pelajari oleh generasi penerus baduy itu materinya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan adat dan budaya, nah dari situ sebetulnya kita punya proyeksi gambaran masa depan masyarakat Baduy karena kita tau bahwa kebudayaan adat dimanapun pasti akan berubah dan perubahan itu lambat laun akan menjadi induk pembelajaran juga nantinya yang pastinya Baduy akan sangat cepat berubah jauh lebih cepat di bandingkan kurun waktu 30 tahun antara tahun 1990-2020."

Apa yang disampaikan Narman dalam wawancara menyiratkan keaslian budaya dan adat Baduy harus tetap dipegang dengan teguh walau perubahan cepat atau lambat pasti terjadi.

Ketika ditanyakan tentang perubahan, terbesit kekhawatiran Narman atas apa yang terjadi, berikut ungkapannya "Karena jujur ya ada banyak hal baik yang diajarkan oleh tetua saat ini, tapi saya lihat makin kesini orginilitasnya makin luntur"

Salah satu solusi yang ditawarkan Narman adalah edukasi dan literasi untuk anak muda suku Baduy, seperti yang ia ungkapkan "Nah harapan untuk pembelajar atau pembekalan anak-anak Baduy saat ini dan kedepannya adalah dengan mengumpulkan materi belajar yang sudah ada di baduy sejak dulu itu dan di kukuhkan menjadi materi original yang nanti akan dipakai hingga ke depan agar roh kehidupan orang Baduy memiliki kekuatan utuh yang tidak cepat berubah."

Mempresentasikan Baduy didepan Khalayak | Sumber gambar : IG @ayahriann
Mempresentasikan Baduy didepan Khalayak | Sumber gambar : IG @ayahriann

Secara letak, suku Baduy tidak terlalu jauh dengan pusat bisnis dan pemerintahan di Jakarta. Seringkali terlihat beberapa orang suku Baduy berjalan kaki di Jabodetabek menawarkan madu yang mereka bawa. Walau sangat membatasi mengikuti perkembangan zaman, Suku Baduy memiliki adat kebiasaan melakukan perjalanan keluar daerah secara berkelompok.

Maka, tak heran sebagian besar orang Baduy paham dan mengetahui perkembangan zaman. Bukan suku yang mengisolasi diri dan memutuskan tidak menerima kunjungan tamu dari luar Baduy. Inilah keunikan suku Baduy yang tidak ditemukan pada suku lainnya di belahan bumi manapun.

Semangat Narman hari ini untuk membuat perubahan sesuai dengan semangat ASTRA untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Membangun kesadaran untuk menjadi lebih baik namun tetap tidak meninggalkan adat budaya leluhur.

Referensi Artikel

  • Booklet SATU Indonesia Awards
  • Wawancara via Chat WA dengan Kang Narman
  • Instagram pribadi Narman dan Baduy Craft

Foto foto diambil dari Instagram Narman dan Baduy craft setelah mendapatkan izin


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun