Narman membagikan banyak hal tentang kearifan lokal suku Baduy yang tak semua orang tahu. Rasa keingintahuan orang luar terhadap suku Baduy telah dibuka dengan lebar. Selain membagikan adat istiadat suku Baduy, Narman juga memberikan informasi tentang kerajinan tenunan khas suku Baduy, aktivitas menenun yang selalu dilakukan di halaman depan rumah rumah kayu Suku Baduy. Dimana wanita-wanita Baduy melakukannya dengan teliti dan sabar menyatukan benang yang terpisah menggunakan alat tenun sederhana. Aktivitas tersebut dilakukan di kala senggang setelah mengurus anak dan suami. Menenun bukan hanya perkara kegiatan ekonomi tapi ada makna filosofi yang terkandung di dalamnya. Yaitu makna kesabaran, kesetiaan, dan kegigihan yang tak pernah luntur.
Dari hasil kerajinan tangan, kain tenun, serta aksesoris yang telah dihasilkan, Narman memasarkan dengan cara baru, cara yang belum pernah dilakukan orang Baduy sebelumnya. Yaitu dengan memanfaatkan kecanggihan jaringan internet. Selama ini produk kerajinan suku Baduy hanya dijual dengan cara menunggu pembeli di Ciboleger atau di kios-kios disekitar Baduy. Semenjak mengenal internet Narman mulai memasarkan produk Baduy melalui website, sosial media, serta aplikasi percakapan yang mampu menembus batas jarak dan waktu. Kebaruan yang dilakukan Narman awalnya mendapat tantangan dari ketua adat, namun keberatan dan ketidaksetujuan tak lantas membuat Narman patah semangat.
Apa yang dilakukan Narman bukan perkara yang mudah diterima oleh adat dan kebiasaan suku Baduy. Hal tersebut dianggap tabu. Beruntung Narman mendapat dukungan penuh dari keluarga. Perlahan perjuangan Narman menunjukkan hasilnya, sehingga kebermanfaatan dapat dirasakan para pengrajin suku Baduy. Apa yang dikhawatirkan tidak lagi terdengar, bahkan Narman secara khusus membuat akun Instagram khusus untuk produk-produk Baduy (@baduycraft). Akun tersebut menjadi etalase produk-produk kerajinan, serta hasil tenunan suku Baduy. Akun ini diikuti lebih dari 7.900 pengikut dengan 700 postingan.
Dari hasil penjualan online, produk kerajianan Baduy akhirnya diserap pasar dengan angka penjualan yang cukup fantastis, produknya tak hanya dikenal di dalam negeri tapi telah melewati batas negara. Dalam postingannya Narman membagikan salah satu produk Baduy yaitu tas koja yang dipakai hingga negeri Sakura Jepang.
Apa yang dilakukan Narman mendapatkan apresiasi dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia, sebuah gelaran tahunan yang diadakan ASTRA untuk anak bangsa sebagai individu atau kelompok yang  memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan  untuk berbagi untuk masyarakat sekitar yang postif dalam lima bidang, yaitu Pendidikan, Kesehatan, lingkungan, kewirausahaan dan teknologi dan satu kategori kelompok atau komunitas yang mewakili dalam lima bidang tersebut.
Sudah 14 tahun program ini digelar, sejak tahun 2010 hingga  tahun 2023 ini. Tema yang diangkat SATU Indonesia Awards tahun ini adalah  "Semangat untuk Hari ini dan Masa Depan Indonesia" Â
Berkat Upaya Narman membuka cakrawala baru di tanah kelahirannya, Narman meraih penghargaan dalam kategori kewirausahaan/ UMKM dengan tema Pembuka Cakrawala Baduy pada tahun 2018.
Baduy Bertahan di Tengah Arus Perubahan Zaman
Dalam sesi wawancara dengan Narman, banyak insight yang saya dapat. Pria yang sangat menyukai olahraga lari ini dengan ramah menjawab pertanyaan yang diajukan. Â Sambil menunggu antrian berobat ke dokter, Narman bersedia menerima ajakan wawancara.
Berikut petikan wawancara yang dilakukan pada Rabu, 13 September 2023.
Tanya: "Kang Narman, untuk penjualan online produk baduy punya pengaruh tidak ke pola penjualan langsung seperti membawa madu ke luar baduy?"Â
Narman menjawab: "Tentu ada banyak pengaruh karena penjualan online mencakup pasar lebih luas dengan itu kapasitas produksi dan orang-orang yang terdampak positif lebih banyak lagi"
Tanya: "Kang Narman untuk pengembangan usaha lanjutannya apa rencananya ya? "