Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pilkades, Beban Politik antara Manfaat dan Kesia-siaan

6 September 2023   10:30 Diperbarui: 17 September 2023   06:56 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka selain bersaing dengan baliho, calon kepala desa bersaing jumlah uang yang akan dibagikan. Maka tim sukses atau tim pemenangan seorang calon kepala desa adalah orang-orang yang punya jaringan para tokoh masyarakat, tokoh agama, ketua RT, Ketua RW. Semakin banyak jaringan yang dimiliki maka menjadi cara untuk menang.

Relawan-relawan juga dibutuhkan untuk menjaga wilayah yang sudah "dikuasai" tidak mendapat "serangan" dari calon kepala desa yang lain. Maka kasak kusuk untuk menjaga "wilayah" menjadi sangat penting.

Persaingan semakin ketat seiring waktu pemilihan, untuk menjaga suara, seorang calon kepala desa harus menjaga lumbung suaranya dengan memberikan fasilitas kendaraan antar jemput untuk para warga pemilih.

Maka angkot-angkot laris disewa, ditiap angkot sudah diberikan tanda calon kepala desa. Warga akan 'digiring' dari lokasi kumpul hingga ke bilik pemilihan. Para relawan terus menjaga warga yang masuk ke bilik suara sembari tetap mengingatkan nomor atau foto calon kepala desa yang wajib dicoblos.

Tentu sebelum berangkat, amplop berisi uang sudah diberikan. Bila tak sesuai warga bisa beralih kepada calon kepala desa yang lain yang berani memberikan uang lebih besar. Nah, kalau si calon kepala desa yang awal berani mengguyur uang kembali maka warga bisa kembali memilih si calon kepala desa ini.

Saling guyur uang serangan fajar seperti lumrah dilakukan di ajang pilkades, ada istilah 'ngebom' ketika uang diberikan kepada warga. Peran tim pemenangan sangat penting, para ketua RT biasanya dilibatkan untuk memastikan warganya memilih calon kades yang sudah disepakati.

Berapa Biaya yang harus disiapkan?

Dalam perbincangan santai antara para tokoh masyarakat di desa, saya pernah bertanya berapa biaya yang disiapkan para calon kepala desa. Jawabannya ternyata berbeda-beda tergantung lokasi desa, semakin banyak pabrik atau lokasi industri maka biaya menjadi kepala desa semakin besar.

Ada calon kepala desa harus menyiapkan uang Rp200 ribu untuk satu suara.

Bisa diberikan sekaligus atau diberikan dalam dua tahap, tahap pertama untuk melihat respon warga, bila tak ada calon kepala desa yang lain yang ngebom maka dana Rp100rb dirasa cukup, tapi bila ada serangan fajar dari calon lain maka akan di"bom" ulang agar suara tidak berpindah.

Dengan dana satu suara sebesar itu, atau bila diambil dengan rata rata Rp50rb saja maka bisa dikira-kira biaya yang harus dikeluarkan seorang calon kepala desa. Belum biaya tim sukses, relawan, biaya pembuatan baliho dan alat peraga kampanye (APK) lainnya.

Perkiraan saya paling sedikit Rp300 juta harus disiapkan, bahkan dari cerita teman-teman ada yang harus keluar dana hingga 1-2 milyar.

Namun ada juga calon kepala desa yang kreatif tidak memberikan uang namun memberikan hasil bumi atau hasil panen ikan untuk meraih simpati warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun