Siang itu commuter line dari Tanah Abang ke Tigaraksa yang saya naiki  tidaklah padat, Saya masih bisa memilih bangku yang saya inginkan. Bangku paling pinggir menjadi pilihan saya, karena bisa me-nyenderkan badan dan tidak mengganggu penumpang lainnya.
Tak lama dua penumpang laki laki duduk disamping saya mengenakan pakaian hitam hitam dengn ikat kepada biru bermotif. Dari tampilannya saya bisa menebak keduanya berasal dari suku Baduy, suku yang mendiami kawasan di kabupaten lebak.
Saya memiliki pengalaman khusus karena pernah mengunjungi Suku  Baduy Dalam bersama teman teman penyuka traveling dan pernah saya tuliskan di laman kompasiana, bisa dibaca disini.
Yang menarik perhatian saya karena kedua laki laki ini  naik commuter line, naik moda transportasi. Saya menduga keduanya berasal dari Baduy Luar. Karena keduanya sudah memakai alas kaki sepasang sendal jepit yang terlihat lusuh.
Saya mengajak keduanya mengobrol, karena keduanya dengan baik hati memberikan tempat duduknya kepada dua orang ibu ibu  setengah baya sehingga keduanya berdiri dekat pintu. Posisinya persis disamping saya. Tentu ini semakin memudahkan  saya untuk mengajaknya mengobrol.
Saya memang mendominasi untuk bertanya karena ada beberapa hal yang menarik untuk saya ketahui. Kepo tingkat tinggi . Saya memposisikan diri sebagai orang yang tidak paham tentang Baduy.
Dari banyak pertanyaan yang saya ajukan maka artikel ini saya tuliskan. Sebagai upaya menghormati budaya Baduy yang unik dan menarik. Kearifan lokal yang patut dipertahankan.
Eli begitu ia mengenalkan namanya. Hanya itu saja. Perawakannya sedang dengan tubuh proporsional, tidak kurus dan tidak gemuk , sahabatnya bernama Riwan. Berdiri tak jauh dari Eli. Tinggi keduanya hampir sama. Perkiraan saya 160 cm .
Eli mengaku berumur 25 tahun walau dengan menambahkan dengan kata 'mungkin'. Itu artinya Eli tidak terlalu yakin berapa umurnya sebenarnya. Riwan juga mengaku berumur sepantar dengan Eli. Hanya saja Riwan lebih pendiam dan tak banyak memberikan jawaban. Sepertinya juru bicara telah diberikan kepada Eli.
Mereka bedua berencana akan turun di stasiun Rawa buntu, stasiun yang berada di Tangerang selatan. Alasan turun di Rawa buntu karena  ada pos untuk istirahat di Rawa Buntu selain mereka ingin menjual beberapa botol madu yang masih tersisa. Eli berencana pulang keesokan harinya karena sudah lebih dari satu pekan meninggalkan keluarganya di Baduy.
Eli dan Riwan berasal dari Wilayah Ciemis , masih berada dikawasan Baduy luar. Sebagai orang Baduy luar mereka sudah belajar menulis dan membaca tapi ketika saya tanya apakah Eli bersekolah jawabannya hanya dengan gelengan kepala yang menandakan Eli tidak bersekolah.