Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Hal yang Menganggu Bila di Lakukan di Dalam KRL

7 Agustus 2023   12:09 Diperbarui: 7 Agustus 2023   12:10 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai moda transportasi publik KRL telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi pekerja urban di Jabodetabek. Selain murah meriah waktu tempuh menggunakan KRL jauh lebih pasti ketimbang moda lainnya.

Saya sendiri pengguna KRL setia. Karena lokasi rumah yang sangat dekat dengan stasiun kereta. Hanya selemparan batu. Seluruh aktifitas perjalanan selalu dimulai menggunakan KRL sebelum berganti moda lainnya seperti Trans Jakarta, angkot atau moda berbasis aplikasi lainnya.

Penggunan KRL perhari menurut data VP Corporate Secretary KAI Commuter Jabodetabek Anne Purba pada keterangan resminya pada Minggu (5/3/2023) setiap hari 743.242 orang pengguna. Boleh dibilang KRL adalah favorit transportasi publik. Ditambah saat ini stasiun stasiun kereta sudah terhubung dengan halte transjakarta sehingga perpindahan orang jauh lebih mudah dan cepat.

Selain itu fasilitas stasiun sudah sangat baik, sehingga kebutuhan penumpang bisa terpenuhi di Stasiun. Sampai Wifi gratisan saja sudah tersedia

Hanya saja saat peak hour jam  berangkat dan jam  pulang kerja, rangkaian kereta akan terisi penuh hingga berdesak desakan. Jangankan dapat duduk bisa berdiri dengan normal saja terasa sulit. Kondisi penuh dan berdesak desakan menjadi  'ritual' saat berangkat dan pulang kerja.

Saya sendiri pernah berpikir bagaimana bila kereta bisa dibuat 2 lantai sehingga mungkin bisa mengurangi kepadatan penumpang. Entah memungkinkan bila kereta bisa dibuat 2 lantai sepeti bus zaman sekarang yang sudah banyak menggunakan armada bus double decker.

Sebenarnya selain berdesakan di dalam rangkaian KRL  juga terjadi di stasiun transit seperti di Tanah Abang, stasiun yang sebenarnya sudah melebihi kapasitas layanan. Peron dan tangga penghubung lantai dua yang teebatas sehingga penumpukan penumpang membuat keadaan tidak nyaman dan berpotensi memicu tindakan pencopetan atau tindakan kriminal lainnya.

Disaat kereta sedang penuh penuhnya  ada saja ulah  penumpang  yang membuat keadaan bertambah tidak nyaman, hal yang mengganggu penumpang lainnya.

Saya akan tuliskan berdasarkan pengalaman saya sendiri , berikut 3 hal yang membuat penumpang KRL terganggu.

Pertama, penumpang ngobrol lebih dari 2 orang. Kadang berkelompok tanpa perduli dengan keadaan sekitarnya. Biasanya kelompok ini merupakan pertemanan. Entah karena satu pekerjaan, satu kampung, satu komunitas  atau satu sekolah.

Saya sering menjumpai kelompok ini , jumlahnya bisa lebih dari 6 orang. Nampaknya kelompok ini sudah memiliki pilihan gerbong  dan jam KRL sehingga mereka akan berkumpul pada gerbong yang sama pada jam yang sama pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun