Untuk komunikasi, saya menggunakan paket internet bulanan yang murah, untuk ini saya mengganti operator yang lebih murah karena saya sudah hampir tak pernah lagi kepedalaman Indonesia (semoga paham maksud saya). Untuk komunikasi saya terbantu wifi gratis di kantor dan di rumah.
Untuk fashion dan perlengkapan rumah saya mengandalkan barang barang murah yang ditawarkan di aplikasi live atau situs barang bekas tapi berkualitas.
Untuk pendidikan, bersyukur anak anak saya bisa meraih beberapa keringanan dan beasiswa prestasi yang mengurangi biaya cukup signifikan. Dua anak saya yang duduk di perguruan tinggi malah sudah bisa mendapatkan passive income yang lumayan.
Itu yang saya dan keluarga lakukan untuk frugal living ala saya. Apakah sudah benar yang saya lakukan, saya juga tak tahu. Artikel ini hanya sekedar sharing.
Oh ya, frugal living menurut saya juga harus dimodifikasi dengan menambal pendapatan, baik passive income atau second income dari usaha lainnya. Selain hemat tapi juga berusaha menambah penghasilan.
Sebuah opini: dampak frugal living yang bisa merugikan
Walau frugal living banyak manfaat untuk orang yang menjalankan tapi punya dampak negatif bila dilakukan tanpa perencanaan yang baik. Ibarat ingin menurunkan berat badan dengan diet, kalau salah malah bisa masuk UGD.
Bila frugal living jadi gerakan massal misal diikuti setengah warga Indonesia ada dampak penurunan ekonomi, terutama pada sektor sektor retail, perdagangan mikro hingga industri kecil. Angka penjualan merosot karena daya beli melemah. Bila itu terjadi dalam rentang waktu yang panjang bisa dibayangkan bisa berdampak tutupnya warung, toko, lapak lapak usaha mikro. Sektor riil yang akan kena imbas
Distribusi uang akan lebih banyak mengalir ke sektor jasa keuangan. Sedang jasa keuangan tidak bisa mengembangkan dana karena sektor riil melemah. Bila itu terjadi malah terjadi resesi. Untuk hal ini bisa berdiskusi lanjutan.
Frugal living cocok dilakukan oleh golongan yang memiliki penghasilan terbatas dan golongan menengah yang memiliki rencana keuangan jangka panjang misal ingin membeli rumah, membeli kendaraan atau biaya perjalanan ibadah.
Untuk orang orang makmur, memiliki asset dan uang yang banyak, sejatinya cukup tidak menghamburkan uang untuk yang tidak perlu dan yang paling utama jangan pamer harta kekayaan di sosial media.