Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harusnya Kita Bangga Ada WNI yang Pindah ke Singapura

18 Juli 2023   23:50 Diperbarui: 19 Juli 2023   00:01 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ; istockphoto.com

Perumahan saya sejak beberapa tahun lalu kedatangan para warga Kalimantan Barat. Warga Tionghoa keturunan. Cukup banyak sehingga perumahan yang dulunya sepi karena tak banyak yang mau tinggal kini mulai ramai.

Kepindahan warga Tionghoa Kalimantan Barat erat kaitannya dengan pekerjaan dibidang garmen. Mayoritas mereka membangun bisnis dari hulu ke hilir. Mulai dari penjualan bahan baku hingga pengemasan pakaian jadi.

Warga Tionghoa ini juga membangun ekosistem untuk memenuhi kebutuhan harian. Ada yang membuka usaha kuliner, bengkel, reparasi elektronik hingga toko obat. Saya melihat apa yang dilakukan warga Tionghoa ini sebuah Langkah untuk membuat lingkungan yang saling terintegrasi.

Lalu bagaimana dengan warga lokal ?

Warga lokal yang saya maksud adalah warga yang telah lebih lama tinggal dan pribumi. Mereka mendapat pekerjaan dari warga Tionghoa sebagai buruh jahit, tukang sablon, tukang lipat, pembuang benang hingga berbagai pekerjaan lainnya.

Kepindahan warga Tionghoa Kalimanatan Barat punya manfaat bagi warga lokal. Sehingga timbul simbiosis mutualisme. Saling memberikan manfaat positif.

Apa hubungan warga Indonesia yang pindah menjadi warga negara ke Singapura ?  Saya ingin berikan analogi sederhana saja. Apakah kepindahan warga Indonesia ke Singapura juga membuat ekosistem yang menguntungkan bagi yang kehidupan mereka dan bangsa Indonesia ?

Saya punya prasangka baik kepindahan WNI menjadi warga Singapura. Baik karena alasan ekonomi, pendidikan, kesehatan atau politik sekalipun. Singapura sebagai negara tetangga memang negara yang mudah menerima warga negara lain. Walau tentu dengan persyaratan.

Kisah Tentang Zuber Said

Mungkin ada yang belum kenal dengan sosok ini. Zuber Said laki laki kelahiran Bukittinggi. Pria Minang ini pindah ke Singapura pada tahun 1928 untuk berkarir musik di negeri yang saat itu masih di jajah Inggris.

Zuber Said pada tahun 1958 menciptakankan sebuah lagu " Majulah Singapura" dan ia serahkan ke dewan kota Singapura untuk sebuah  perayaan Victoria Theatre yang baru direnovasi. Lagu ini lalu dimainkan pertama kali oleh Singapore Chamber Of Commerce Ensemble. Lagu ini terpilih menjadi lagu kebangsaan Singapura pada 3 Desember 1959.

Kontribusi yang tak pernah terlupa dari  orang Indonesia yang memilih menjadi WN Singapura. Sejak zaman kerajaan Sriwijaya lalu dilanjut dengan Kesultanan Aceh lalu  Kesultanan Siak, Singapura pernah menjadi bagian kerajaan maupun kesultanan di nusantara.

Suku Minang, suku Melayu Riau sudah menjadikan Singapura sebagai kampung halamannya. Masih banyak peranakan suku suku di nusantara yang akhirnya memilih tinggal di Singapura. Kalau bicara kepindahan orang Indonesia ke Singapura sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu.

Saya sendiri pernah mengunjungi Batam dan beberapa wilayah di Kepulauan Riau yang langsung berbatasan laut dengan Singapura. Dulu sebelum batasan territorial dijaga ketat, orang pulau Batam dan sekitarnya terbiasa bolak balik ke Singapura baik karena urusan bisnis ekonomi, wisata hingga pendidikan atau urusan keluarga.

Begitu juga warga Singapura terbiasa berbelanja atau wisata ke kepulauan Riau. Tak ada yang mengherankan dan tak ada yang Istimewa.

Singapura memang melaju kencang dalam hal ekonomi, teknologi, birokrasi , wisata, infrastruktur, pendidikan, Kesehatan dan beberapa hal lainnya. Menjadi pusat ekonomi dunia. Pelabuhan dan Bandara sibuk luar biasa. Industri Singapura berkembang pesat.

Lapangan pekerjaan di Singapura memberikan gaji yang lebih tinggi, property di Singapura bisa dibeli warga asing. Urus mengurus di Singapura mudah dan cepat tanpa embel embel . Stabilitas keamanan juga sangat terkendali. Kedisiplinan ditegakkan. Soal kebersihan jangan ditanya, susah mencari sampah yang berserakan.

Saya tak akan membandingkan dengan negara tercinta saya ini. Karena tak pantas membandingkan negara yang jumlah penduduknya 270 juta lebih, memiliki 13.000 pulau, ratusan Bahasa daerah. Luasnya hampir menyamai luasnya Eropa. Ratusan suku bangsa dengan berbagai budaya.

Bila ada 3.192 warga Indonesia memilih Singapura adalah hal yang membanggakan. Mereka memilih jalan yang benar, kalau mereka memilih Papua Nugini atau Vanuatu barulah kita mengelus dada.

Saya melihat dengan helicopter view, kepindahan WNI menjadi WN Singapura adalah hal yang positif. Orang Indonesia akan membuat satu lingkungan dengan ekosistem terintegrasi layaknya warga Tionghoa membentuk China Town disetiap kota di dunia.

Coba perhatikan, warga Tionghoa bermigrasi keseluruh dunia. Rasanya tak ada negeri yang tak memiliki etnis Tionghoa dinegaranya. Saya pernah membaca sebuah artikel bahwa pemerintah RRC memfasilitasi warganya yang akan pindah kewarganegaraan. Dengan harapan adanya etnis mereka di luar negeri akan memudahkan hubungan bisnis ekonomi dan hal lainnya.

Saya bermimpi akan ada Indonesian Town di Singapura, Kuala lumpur, Manila, Tokyo, Paris, London, Den Hag, New York bahkan di Rusia dan Ukraina. Indonesia Town ini akan menjadi saluran nonformal ekonomi dunia antara pebisnis Indonesia dengan negara sahabat lainnya. Bukankah hal itu akan memudahkan ?

Saran saya, Pemerintah Indonesia selayaknya memberikan kemudahan untuk WNI yang akan pindah kewarganegaraan tentu dengan maksud untuk meluaskan pengaruh positif, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, budaya,wisata dan politik.

Warga negara yang sudah pindah diminta tetap mencintai bangsa leluhurnya. Menjadi saluran hubungan antara Indonesia dengan negara barunya. Bila itu bisa diwujudkan, maka Indonesia akan menjadi negara besar yang dikenal warga dunia lainnya.

Budaya dan wisata akan mudah dikenalkan karena ada orang Indonesia yang akan menjadi duta wisata. Tak perlu biaya promosi yang besar lagi.

Rasa cinta tanah air tidak selamanya harus terus berada dinegara ini. Dengan mengembara dan menjadi warga dunia di seluruh pelosok bumi lainnya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki peran besar di percaturan dunia.

Kita bangga ada keturunan orang Indonesia (baca : suku jawa) di Suriname. Walau dibawa oleh pihak penjajah Belanda saat itu, kehadiran orang  Jawa di Suriname memberikan andil bagi negaranya. Keturunan jawa di Suriname banyak yang memiliki posisi penting.

Pindah kewarganegaraan bukanlah penghianatan atau benci tanah air, tapi bentuk ikhtiar dalam mencari kehidupan.Tapi bila kita tetap memilih menjadi WNI, jadilah warga yang terus membawa perubahan positif, menjadi bagian dari kebaikan.

***

Bila terbaca hingga bagian ini, saya ucapkan terima kasih telah mau membaca artikel ini. Saya mohon diberikan saran dan kritik di kolom komentar , agar saya bersemangat dan bisa berdiskusi konstruktif

Salam Bahagia....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun