Saya sendiri pernah mengunjungi Batam dan beberapa wilayah di Kepulauan Riau yang langsung berbatasan laut dengan Singapura. Dulu sebelum batasan territorial dijaga ketat, orang pulau Batam dan sekitarnya terbiasa bolak balik ke Singapura baik karena urusan bisnis ekonomi, wisata hingga pendidikan atau urusan keluarga.
Begitu juga warga Singapura terbiasa berbelanja atau wisata ke kepulauan Riau. Tak ada yang mengherankan dan tak ada yang Istimewa.
Singapura memang melaju kencang dalam hal ekonomi, teknologi, birokrasi , wisata, infrastruktur, pendidikan, Kesehatan dan beberapa hal lainnya. Menjadi pusat ekonomi dunia. Pelabuhan dan Bandara sibuk luar biasa. Industri Singapura berkembang pesat.
Lapangan pekerjaan di Singapura memberikan gaji yang lebih tinggi, property di Singapura bisa dibeli warga asing. Urus mengurus di Singapura mudah dan cepat tanpa embel embel . Stabilitas keamanan juga sangat terkendali. Kedisiplinan ditegakkan. Soal kebersihan jangan ditanya, susah mencari sampah yang berserakan.
Saya tak akan membandingkan dengan negara tercinta saya ini. Karena tak pantas membandingkan negara yang jumlah penduduknya 270 juta lebih, memiliki 13.000 pulau, ratusan Bahasa daerah. Luasnya hampir menyamai luasnya Eropa. Ratusan suku bangsa dengan berbagai budaya.
Bila ada 3.192 warga Indonesia memilih Singapura adalah hal yang membanggakan. Mereka memilih jalan yang benar, kalau mereka memilih Papua Nugini atau Vanuatu barulah kita mengelus dada.
Saya melihat dengan helicopter view, kepindahan WNI menjadi WN Singapura adalah hal yang positif. Orang Indonesia akan membuat satu lingkungan dengan ekosistem terintegrasi layaknya warga Tionghoa membentuk China Town disetiap kota di dunia.
Coba perhatikan, warga Tionghoa bermigrasi keseluruh dunia. Rasanya tak ada negeri yang tak memiliki etnis Tionghoa dinegaranya. Saya pernah membaca sebuah artikel bahwa pemerintah RRC memfasilitasi warganya yang akan pindah kewarganegaraan. Dengan harapan adanya etnis mereka di luar negeri akan memudahkan hubungan bisnis ekonomi dan hal lainnya.
Saya bermimpi akan ada Indonesian Town di Singapura, Kuala lumpur, Manila, Tokyo, Paris, London, Den Hag, New York bahkan di Rusia dan Ukraina. Indonesia Town ini akan menjadi saluran nonformal ekonomi dunia antara pebisnis Indonesia dengan negara sahabat lainnya. Bukankah hal itu akan memudahkan ?
Saran saya, Pemerintah Indonesia selayaknya memberikan kemudahan untuk WNI yang akan pindah kewarganegaraan tentu dengan maksud untuk meluaskan pengaruh positif, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, budaya,wisata dan politik.
Warga negara yang sudah pindah diminta tetap mencintai bangsa leluhurnya. Menjadi saluran hubungan antara Indonesia dengan negara barunya. Bila itu bisa diwujudkan, maka Indonesia akan menjadi negara besar yang dikenal warga dunia lainnya.