Tiga orang Wanita lanjut usia (lansia) nampak kebingungan di lantai dua stasiun Manggarai. Berdiri diantara pembatas yang dibuat untuk meminimalisir 'kekacauan' pengguna kereta saat jam sibuk. Tak ada yang menghampiri ketiga lansia tersebut.
Ketiganya nampak bingung dan tak tahu harus bertanya kepada siapa. Pengguna yang lain sibuk untuk cepat sampai ke peron yang dituju. Sementara petugas stasiun nampaknya luput memperhatikan tiga lansia ini karena sibuk mengatur arus manusia yang seperti tak pernah berhenti.
Saya yang berada berbeda jalur karena harus ke lantai tiga menunggu kereta ke arah Bogor. Cukup sulit untuk mencapai tiga orang lansia ini. Saya harus memutar untuk bisa mendekati. Sementara arus pengguna kereta seperti sulit untuk ditembus pagi itu.
Saya menepi sejenak sambil berharap ada pengguna kereta lain yang datang membantu. Ketiga lansia itu lalu berjalan menerobos arus manusia. Nampaknya mereka menuju salah satu petugas stasiun yang berdiri didekat tangga.
Ketiganya nampak kesulitan karena terhalang pergerakan yang tak berhenti dari pengguna kereta lain. Saya terus memperhatikan dari jarak tak lebih dari 12 meter. Saya ingin sekali mendekati dan menolong kebingungan ketiga lansia ini tapi seperti sulit sekali.
Berharap petugas stasiuan tanggap melihat tiga lansia yang bingung dan segera mendekati untuk bertanya dan segera membantu. Nampaknya harapan saya tidak terwujud. Petugas stasiun lebih fokus untuk menjaga jalurnya agar tidak kacau.
Saya akhirnya merasa tak sabar dan bergerak untuk memutar untuk mendekati tiga lansia yang kebingunan ini, saya terpaksa berganti jalur dan dengan sedikit menerobos hingga berhasil mendekati ketiganya lalu menyapa dan bertanya kemana tujuan yang dinginkan.
Jawabannya mereka ingin ke stasiun Kemayoran. Saya lalu mengarahkan menuju lantai satu dan menunggu kereta ke arah jatinegara atau Bekasi yang melalui jalur Tanah abang-Angke- Rajawali- Kemayoran -Senen- Jatinegara.
Untuk menuju stasiun kemayoran memang sedikit lebih sulit karena biasanya kereta hanya berhenti di Stasiun Angke atau Kampung Bandan lalu Kembali ke stasiun Manggarai Kecuali kereta yang menuju Bekasi atau Cikarang.
Rupanya menjelaskan hal ini kepada lansia perlu bahasa yang mudah dimengerti. Saya harus beberapa kali mengulang ulang memastikan ketiganya atau salah satu dari mereka paham. Apalagi ketiganya jarang sekali naik kereta dan baru pertama kali ke stasiun Manggarai yang sudah berubah.
Saya membawa ketiganya ke jalur 6 dan 7 di lantai satu dan menitipkan ke salah satu petugas stasiun untuk kembali dibantu. Saya khawatir salah memberikan arahan.
Situasi Berulang di Sore Hari
Hal yang hampir mirip kembali terjadi pada sore hari. Dari stasiun Bogor saya berhenti di stasiun Depok Baru untuk keperluan sholat maghrib. Hal yang jarang saya lakukan sebenarnya karena biasanya saya sholat di stasiun Cawang.
Tak lama seseorang laki laki lansia dengan jalan tertatih mendekati saya dan bertanya apakah ini benar kereta menuju stasiun Rajawali. Saya menebak usianya kemungkinan di atas 60 tahun. Sejenak saya perhatikan lansia yang berada tepat di depan saya.
Perawakannya kurus dengan tas kecil yang diselempangkan. Dari penampilannya lansia ini tidak dalam perjalanan rutin (bekerja). Cara berbicaranya juga sudah melambat dan saya menduga pendengarannya juga sudah berkurang.
Saya lalu menjelaskan rute yang harus dilalui lansia ini untuk sampai ke stasiun Rajawali. Hampir mirip dengan rute ketiga lansia yang tadi pagi saya temui di stasiun Manggarai.
Rupanya penjelasannya saya belum menyakinkan sehingga lansia ini kembali mengulang pertanyaan yang hampir sama , apakah kareta ini (maksudnya jalur Bogor-Jakarta Kota) bisa ke stasiun Rajawali. Saya kembali menerangkan, "Bapak harus turun di stasiun Manggarai dan turun ke ke lantai 1 menuju jalur 6 atau 7 dan berganti kereta menuju arah stasiun Rajawali."
Untuk membantu, saya mencari petugas stasiun untuk menitipkan bapak lansia ini, tapi nampaknya saya tak menemukan petugas stasiun yang mungkin sedang sibuk mengatur pengguna kereta di depan jalur masuk atau keluar.
Karena saya harus sholat maghrib, saya minta bapak lansia menunggu kereta di peron, dan nanti minta bantuan petugas walka yang ada di kereta untuk dibantu diturunkan di stasiun Manggarai. Saya mengulang ulang turun di stasiun Manggarai ke bapak lansia.
Saya khawatir bila terbawa hingga ke stasiun Jakarta kota akan semakin sulit untuk mencapai stasiun Rajawali.
Transportasi Publik Ramah Lansia
Menurut data di Indonesia, jumlah lansia mencapai angka 22,6 Juta jiwa atau setara 10,82% (Data BPS 2021) . Sejak 2021 Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population). Dimana 1 dari 10 penduduk Indonesia adalah lansia.
Sebagian lansia di Indonesia masih produktif alias masih bekerja. Maka tak heran masih banyak ditemui lansia melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi publik. Hal ini bisa menjadi pertanda positif akan bonus demografi kedua.
Moda transportasi kota besar di Indonesia sendiri telah memberikan tempat duduk prioritas, namun bergabung antara ibu hamil, ibu membawa anak dan disabilitas. Tentu bangku yang tersedia tidak cukup untuk menampung lansia yang sedang menggunakan transportasi publik.
Seharusnya ada penambahan kursi prioritas untuk lansia di setiap moda transportasi publik. Minimal 10% dari total kapasitas. Memang peran berbagi sangat dibutuhkan. Pengguna yang lebih muda bisa memberikan kursinya kepada lansia.
Selain kursi prioritas, lansia juga membutuhkan escalator dan lift yang dapat mereka pergunakan. Tingginya pengguna moda transportasi publik di perkotaan tak sebanding dengan moda yang ada. Penumpukan pengguna yang kadang sudah sangat overload. Sejak pandemi berubah menjadi endemi dan dicabutnya pembatasan maka pergerakan orang sangatlah tinggi.
Langkah-langkah kongkrit perlu dilakukan penyelenggara moda transportasi publik
Pertama, penambahan kursi prioritas untuk lansia sehingga jumlah yang mampu dilayani bisa lebih besar. Lansia masuk dalam golongan yang memiliki keterbatasan fisik.Â
Kursi prioritas khusus lansia bisa digunakan di baris dua di dalam bus. Atau menambah dua kursi di setiap baris kursi regular sebagai kursi khusus lansia di dalam gerbong KRL.
Kalau ditotal akan ada 8 kursi untuk lansia di samping 12 kartu prioritas yang sudah ada. Jadi totalnya ada 20 kursi prioritas dalam setiap gerbong KRL.
Kedua, sarana ruang tunggu, toilet dan sarana pendukung lainnya yang bisa digunakan lansia. Termasuk sarana informasi khusus untuk lansia di setiap stasiun atau halte. Sarana ini sangat dibutuhkan sehingga lansia bisa bertransportasi dengan aman dan nyaman.
Ketiga, jam khusus yang disarankan untuk lansia bepergian. Seperti saat pandemi covid 19. Jam lansia memungkinkan lansia tidak terimbas peak hour pengguna transportasi. Saat jam masuk dan pulang kantor yang luar biasa. Jam 9-11 di pagi hari dan Jam 15-16 saat sore hari bisa disarankan untuk lansia bepergian. Pergi dan pulang.
Keempat, penggunakan aplikasi khusus untuk lansia bepergian. Dengan aplikasi ini maka seorang lansia akan mendapatkan infomasi tentang perjalanan, lansia tinggal memasukkan lokasi tujuan maka aplikasi akan memberikan saran stasiun atau halte yang harus dituju, nomor bus, estimasi waktu dan tingkat kepenuhan moda.
Bagi penyelenggara bisa mengatur lansia untuk ditempatkan di dalam moda transportasi. Dengan aplikasi ini penyelenggara transportasi bisa mengetahui jumlah lansia yang berada di dalam stasiun, bandara, pelabuhan  dan halte. Bahkan bisa mendeteksi lokasi lansia dan tujuan lansia yang sedang bepergian. Hal ini paling tidak bisa meminimalisir lansia tersesat atau kebingungan di dalam stasiun, bandara, pelabuhan dan halte.
Empat hal yang menjadi saran untuk transportasi ramah lansia, perlu kerja keras dan saling pengertian diantara penyelenggara dan pengguna moda transportasi publik.
Lansia bukanlah beban namun menghargai dan membantu mereka jauh lebih mulia. Kelak kita akan mencapai usia seperti mereka, dan mungkin kita juga akan membutuhkan bantuan orang lain.
Salam Bahagia..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI