Pembangunan rumahku berjalan penuh dengan suka duka. Dengan modal nekat Ayah dan Ibuku membangun rumah. Berusaha tak peduli dengan omongan tetangga tentang kisah horor yang begitu santer . Selain itu ada komplain  kamar mandi umum yang akan hilang.
Untuk Kamar mandi umum sebenarnya sudah dibereskan oleh sipemilik tanah. Ganti rugi terkait kamar mandi sudah ditunaikan. Selain itu penebangan pohon beringin juga sudah dilakukan dengan bantuan Bang Madi yang tak kenal rasa takut. Walau cerita yang aku dengar Bang Madi didatangi beberapa mahluk gaib penunggu pohon. Entah apa yang dilakukan Bang Madi melawan mahluk gaib itu pikiran kanak kanakku saat itu.
Menjual Sepeda Motor
Pembangunan rumahku sempat mangkrak cukup lama, baru terbangun dinding. Rumah yang masih jauh dari selesai. Bangunan mangkrak ini menjadi tempat bermain anak anak atau tempat menjemur pakaian.
Untuk menyelesaikan rumahku ayahku menjual sepeda motor kesayangannya. Setelah sepeda motor  terjual  tak ada lagi jalan jalan sore ke Monas. Sebagai gantinya ayahku membeli sebuah sepeda balap relaigh made in Inggris untuk alat transportasinya.
Sepeda yang menurutku sangat keren , karena dibawah batangan sepeda tertera nomer serial yang kata ayahku sepeda ini original alias asli.
Rumahku akhirnya rampung juga dengan penuh perjuangan. Sebuah rumah dengan kontur tanah yang tinggi dibanding rumah sekitarnya. Untuk masuk kedalam rumah harus menaiki 4 undakan tangga. Luas rumah itu sendiri 3 X 9 meter. Karena kebutuhan , rumah dibangun 2 lantai.
Konsep rumah kekinian pada zamannya diterapkan pada rumahku .Jendela rumah dibangun dengan bukaan besar agar rumah terang tanpa menggunakan lampu disiang hari. Untuk dapur dibuatkan minimalis tapi fungsional dengan meja kompor dilapisi keramik. Selain itu dibuat wastafel khusus untuk mencuci piring.
Rumahku dibangun bertahap , lantai semen diganti menggunakan keramik , hal yang baru Ketika itu. Plafon rumahku juga dibuat tinggi agar sirkulasi udara berjalan baik. Tahap demi tahap dilalui hingga rumahku menjadi layak huni.
Dan cerita horor itu lenyap , walau ada upaya menakut nakutiku tentang penunggu pohon yang pindah tempat ke wuwungan rumahku. Bahkan bila tengah malam  kata beberapa tetangga terdengar suara aneh dari atas rumah atau melihat makhluk gaib berdiri diatas rumah.
Aku sendiri tak pernah mendengar suara suara  atau melihat hal hal aneh.  Ayah dan Ibuku termasuk orang yang tidak percaya tentang cerita takhayul. Dan itu diajarkan ke anak anaknya. (Bersambung...)