Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibuku dan Jakarta (Autobiografi #6)

9 Juni 2023   23:53 Diperbarui: 9 Juni 2023   23:54 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibuku bercerita , saking sayangnya dengan calon bayi dikandungan Ibuku. Nenekku  menyelipkan benda benda yang dipercaya bisa mengusir pengaruh jahat yang bisa mengganggu kandungan. Nenekku masih sangat percaya dengan mitos dan larangan larangan

Tapi karena rasa hormat kepada Nenekku, Ibuku tak banyak protes. Ibuku juga dilarang untuk bekerja yang membuatnya Lelah. Pekerjaan rumah tak banyak dikerjakan Ibuku.

Nenekku juga sudah mulai menyiapkan keperluan persalinan, bahkan baju baju bayi mulai dijahit. Kain kain juga disiapkan. Nenekku sangat berkeinginan menimang cucu pertamanya. Melihatnya lahir kedunia. Kegembiraan itu terpancar setiap hari.  

Nenekku sering bercerita dengan bangga kepada keluarga besarnya akan memiliki seorang cucu yang hebat. Bila ada tetangga yang menjenguk dirumahnya Nenekku akan bercerita tentang kandungan Ibuku.

 Nenekku adalah Wanita yang gemar bercerita, tentang masalalu hingga cerita tentang  keluarga besarnya. Cerita yang kadang sering diceritakan berulang ulang. Begitulah Nenekku. Hal yang biasa terjadi kepada orang tua.

Menjelang Lebaran Nenek sibuk menyiapkan segala sesuatunya. Apalagi Ayahku juga akan pulang kampung menjenguk ibuku dan kandungannya. Banyak jenis makanan dibuat nenek. Makanan kering, Lemang Tapai, kacang tujin , dan makanan khas lebaran lainnya.

Saat itu masih shubuh , Nenekku sudah menyiapkan banyak makanan di rumah yang menurut ibuku sangat berlebihan. Mengingat mereka hanya tinggal bertiga di rumah. Namun Nenekku beralasan akan ada banyak tamu yang akan datang ke rumah.

Setelah sholat Ied , nenek menyuruh ibuku pulang lebih dulu ke rumah. Sementara Ia akan berkeliling ke rumah saudara saudara keluarga besarnya dengan menyewa becak. Hampir seharian Nenekku berkeliling menyambangi semua keluarga besar dan tetangganya.

Ibuku tak memiliki firasat apapun. Makanan dan minuman dalam jumlah banyak , perjalanan keliling yang dilakukan Nenekku. Dan sebuah pesan yang disampaikan Nenekku kepada Ibuku , nanti akan ada banyak tamu yang akan datang ke rumah dan nenekku secara khusus minta tamu tamunya dilayani dengan baik karena mungkin besok besok tak akan bertemu lagi.

Pada lebaran hari kedua, Nenekku wafat secara tiba tiba . Tak ada tanda tanda sakit , Nenekku meninggal dalam penantianya menunggu sang cucu tercintanya lahir.

Hampir seluruh orang di pesisir barat kaget dengan kematian Nenekku yang tiba tiba. Pelayat banyak berdatangan dari segala penjuru. Sanak saudara yang jauh dan dekat berdatangan. Apalagi saat itu masih suasana lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun