Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibuku dan Jakarta (Autobiografi #6)

9 Juni 2023   23:53 Diperbarui: 9 Juni 2023   23:54 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu sudah marak bioskop dengan harga ekonomis . Bioskop rakyat yang biasa disebut Misbar alias gerimis bubar. Film film Indonesia cukup banyak digandrungi. Pertunjukan jalanan seperti Topeng Monyet, Kuda lumping juga marak di Jakarta.

Sebagai pasangan muda ayah dan ibuku berusaha menikmati Kota Jakarta. Monas merupakan tempat yang sering dikunjungi, Bangunan megah bertingkat mulai dibangun , Sarinah , Hotel Indonesia, Bundaran HI , Semanggi adalah wajah megah Jakarta. Blok M,   Pasar Baru, Proyek Senen menjadi salah satu pusat perbenjaan yang sering Ibuku ceritakan. 

Ibuku Dipulangkan Ke Lampung

Diawal tahun 1975 Ibuku merasakan ada hal berbeda ditubuhnya, mual mual di pagi hari. Ayahku memeriksakan Ibuku ke dokter dan hasilnya Ibuku dinyatakan positif hamil.

Kehamilan pertama yang membuat ayah dan ibuku berbahagia. Kabar baik ini juga disampaikan ke keluarga besar ayah dan ibuku di Lampung. Berbagai nasehat dan pendapat dari para tetua di lampung menginginkan Ibuku melahirkan di Lampung. Mengingat di Jakarta tak banyak keluarga yang akan bisa membantu persalinan Ibuku.

Hal ini membuat gamang ayahku. Berpisah dengan istri kesayanganya untuk beberapa bulan membuatnya tidak nyaman.  Belum lagi perjalanan ke pesisir barat walau  sudah bisa menggunakan jalur darat namun banyak jalanan berkualitas buruk bahkan ada beberapa jembatan yang masih dalam proses pembangunan. Sehingga bila menyebrangi jembatan seluruh penumpang bus harus turun dan berjalan kaki karena cukup berbahaya.

Tentu membawa wanita hamil dengan kondisi seperti itu memiliki resiko besar.  Bisa jadi perjalanan panjang yang melelahkan dengan jalan yang sering berguncang guncang bisa berpengaruh buruk untuk kandungan ibuku.

Maka ayahku meminta agar menunggu hingga kandungan ibuku lebih kuat baru Ibuku dipulangkan ke Lampung untuk melahirkan. Maka setelah tujuh bulan kandungan Ibuku, Ayahku dengan berat hati memulangkan sementara Ibuku.

Perpisahan sementara antara Ayah dan ibuku karena kehamilan anak pertama yang kelak anak itu lahir sebagai seorang laki laki yang bernama Rushans Novaly.

Neneku Wafat Dalam Penantiannya

Ibuku diputuskan tinggal di rumah Nenek Hafiah, Ibu dari Ayahku. Karena Nenekku tinggal seorang diri di Pesisir barat. Nenekku sangat sayang dan ingin sekali  membantu merawat kehamilan Ibuku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun