Hendri Saparini melihat permasalahan bangsa harus tidak dilihat hanya di pasal 33 tapi lengkap melalui 6 pasal di UUD 1945. Kewajiban negara yang diwakili pemerintahan harus memenuhi hak terhadap apa yang diamanatkan konstitusi. Seperi pasal 23 ayat 1 : Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Di pasal  ini dengan gamblang konstitusi mengamanatkan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat dan bukan untuk kemakmuran pejabat negara atau penyelenggara negara. Hendri Saparini bahkan berujar jangan sampai ada kalimat : Atas nama negara , aku foya foya , atas nama negara aku kaya raya.
Liberalisasi juga terjadi disektor Pendidikan, dimana menurut Hendri Saparini banyak anak bangsa hanya mendapatkan pendidikan ala kadarnya karena mereka tak bisa masuk ke lembaga pendidikan yang layak karena sekali lagi sebuah : Kompetisi.
Permasalahan Oligarki yang disampaikan secara halus dan santun oleh Buya Haedar Nashir bisa terdengar sangat dalam. Bisa jadi apa yang terjadi jauh lebih kompleks.
Gagas RI memang ruang diskusi dalam memaparkan permasalahan bangsa. Isu isu yang harusnya menjadi isu public yang akan mendesak semua pihak untuk mengambil aksi. Dalam konstruksi berpikir , permasalahan yang terjadi dibangsa ini adalah buah dari perjalanan bangsa. Oligarki mungkin sudah muncul dan subur sejak orde baru, namun membiarkannya hingga terus tumbuh diera partisipasi yang telah dibuka adalah cela .
Seluruh stake holder bangsa harus berkomitmen serius, Penyelenggara negara, pengawas negara, pembuat aturan negara, media massa, akademisi, cendiakawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengusaha, mahasiswa, hingga masyarakat umum harus bersinergi dalam koreksi nasional.
Bersama sama mengambil peran nyata, jujur, terbuka dan transparan untuk mengakui bila ada hal yang salah dan keliru. Memang tak mudah , bahkan hampir mustahil tapi  harapan itu masih ada. Bukankan bila esok langit akan runtuh sekalipun , tak pantas kita berputus harapan. Satu Langkah perbaikan akan lebih baik dari sejuta keluhan yang dilontarkan.
Jangan sampai kita berhenti dalam wacana, masalah ekonomi, keadilan dan kemanusian yang belum dinikmati seluruh anak bangsa. Tak ada kata putus asa, semua harus merasa, bila bangsa ini masih punya kebesaran jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H