Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Jangan Beli Sarung ! Sebelum Baca ini...

19 November 2021   19:13 Diperbarui: 21 November 2021   13:13 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menggunakan sarung sudah menjadi budaya orang Indonesia. Walau secara khusus sarung lebih identik sebagai kebudayaan  muslim. Dalam kenyataannya pemakaian sarung juga digunakan untuk banyak keperluan seperti untuk santai , pengganti jaket ketika udara dingin, alas tidur bahkan sarung secara fleksibel bisa digunakan untuk apasaja.

Dalam catatan sejarah sarung merupakan budaya orang orang Yaman yang masuk ke nusantara sekitar abad 14 Masehi. Dibawa oleh para pedagang timur tengah dan pedagang Gujarat yang berniaga di pelabuhan pelabuhan kepulauan nusantara. Sejarah juga mencatat sarung mulai menjadi tradisi dikalangan muslim terutama para santri. Bahkan sarung menjadi lebih sopan dikenakan  ketika menghadap ulama , ustadz  atau Kyai.

Saat ini dizaman digital, di era milenial. Sarung masih tetap eksis. Bahkan penggunaan sarung jauh lebih luas. Tak hanya kaum adam , para wanita juga menggunakan bahan sarung untuk tampil elegan. Dengam motif dan corak yang variarif sarung menjadi ikon yang menarik. Pemilihan jenis kain juga turut andil dalam kenyamanan dalam menggunakan sarung

 Perkembangan sarung di era modern terus berkembang. Indonesia sebagai pangsa pasar sarung terbesar didunia menjadi sasaran produk sarung dari negara tetangga.  Sarung awalnya dibuat secara tradional dengan motif dan warna sedehana. Motif dibuat dengan tangan , menggambar pola tumbuhan, hewan hingga benda benda mati. Berjalannya waktu, perkembangan teknologi, sarung diproduksi secara massal dengan mesin printing.

Pewarnaan dan motif sarung semakin berkembang.  Tak lagi menggunakan cara konvensional. Jenis kain untuk sarungpun terus berkembang. Namun uniknya, semakin maju teknologi,  orisinalitas tetap menjadi daya Tarik yang menarik.

Seperti yang diproduksi sarung al Hazmi, sarung yang lahir dari budaya lokal di Kota Kudus. Sarung merupakan barang privasi yang tentu punya identitas tersendiri. Selain faktor  kenyamanan karena Sarung Al Hazmi menggunakan kain Primisima Solo yang halus dan lembut.

Unik dan menariknya, Sarung Al Hazmi menerima motif  yang diminta khusus oleh pelanggannya. Hal yang sangat pribadi yang tentu akan menjadi kebanggan tersendiri.

Sumber : Galeri Al Hasmi , Purwosari Kudus
Sumber : Galeri Al Hasmi , Purwosari Kudus

Lebih 100 Motif Batik Khas Kudusan

Batik Kudus sudah ada dan berkembang  sejak tahun 1935, Motif batik kudus atau lebih dikenal sebagai batik kudusan semakin terkenal sejak tahun 1970 dan terus berjaya hingga saat ini , permintaan batik kudus terus berkembang

Kota Kudus tempat lahirnya sarung Al Hazmi, memang dikenal kota dengan kerajinan batik berkualitas, berada disisi utara pulau Jawa. Tak dipungkiri pengaruh batik pesisiran dan batik mataraman yang motifnya mirip dengan batik lasem dan batik pekalongan. Pengaruh Motif Batik kudusun pada sarung Al Hazmi terikat kuat, seperti motif Sarwo Edi, sarung batik klasik yang dengan sentuhan khas granitan. Sarung yang bila dikenalkan akan terlihat elegan.

Sarung Al Hazmi lahir ditahun 2019 , awalnya Budi Wicaksono (38) seorang pengrajin batik asli kudus, mengambil kekhasan motif kudusan yang penuh filosofi. Sarung Al Hazmi ingin menonjolkan variasi motif sebagai daya tarik dan difrensiasi produk. Motif Dokar krangkeng, Kapal,Landas,  salur kretekan, Gurdo Menara, Rumah Gedek, Toh Watu (biasa digunakan ketika lamaran), Argo Muria, dan banyak lagi motif dan corak,

Sebelumnya Sarung Al Hazmi dijual dengan dengan pola batik tulis handmade. Sarung dengan motif batik tulis tentu memiliki harga yang mahal karena prosesnya. Tak semua orang akan mampu membeli sarung dengan motif pengerjaan batik tulis , maka untuk menjembataninya Sarung Al Hazmi juga dibuat dengan printing namun tetap menggunakan bahan yang setara kualitasnya dengan sarung batik tulis.

Sarung Al Hazmi mulai dilirik banyak orang karena kualitas dan motifnya yang sangat banyak. Permintaan sarung ini bahkan menembus pasar mancanegara seperti timur tengah hingga eropa.

Sumber Foto : Dok Pribadi
Sumber Foto : Dok Pribadi

 Mengenal Motif Lerek Kedung Paso 

Sarung Al Hazmi memang sarung batik kudus, penamaan motif sarung juga diambil dari nama nama tradisional motif batik kudusan, Kota yang terkenal penghasil rokok kretek. Seperti motif Lerek Kedung paso yag merupakan nama dari sebuah dukuh di desa Demangan , sebuah desa yang telah menghasilkan motif yang terkenal dan banyak diminati  di tahun 1990

Motif batik Kedung Paso  Sarung Al Hazmi dibuat dalam tiga  warna, bahan yang digunakan merupakan kain jenis katun Primisima yang berkualitas dan nyaman untuk dipakai sehari hari.

Sarung Al Hazmi motif lerek kedung paso ini berukuran 220 x 115 cm, sarung yang cocok digunakan untuk keperluan sehari hari. Karena nyaman, sarung Al Hazmi  tidak panas dikulit, dan mudah dalam perawatannya.

Sumber Foto : Antara
Sumber Foto : Antara

Kasta dalam Sarung

 Sarung seperti layaknya busana memiliki value, walau sarung tergolong busana harian yang mudah ditemukan dan hampir seluruh orang di Indonesia memiliki  .Namun ternyata sarung juga punya kasta. Di zaman dahulu sebelum era kemerdekaan , bila menilik foto foto lawas, banyak masyarakat Indonesia menggunakan sarung sebagai pakaian sehari hari. Baik formal maupun non formal. Bahkan ketika berjuang melawan penjajah, sarung merupakan busana yang dikenakan.

Kasta tertinggi sarung ditentukan oleh cara pembuatan dan kualitasnya , dikalangan tradisional ada jenis kain khas, seperti kain tapis dari lampung , kain songket dari Palembang, kain  Sasirangan dari Kalimantan selatan, Kain tenun. Sarung kasta premium dibuat dengan bahan berkualitas dan tentu memiliki harga yang mahal.

Sarung dengan kasta premium biasanya digunakan untuk momen momen khusus, seperti hari raya, pernikahan, pertemuan dengan orang orang istimewa. Disimpan ditempat khusus.

Untuk perawatannya sarung jenis ini memiliki aturan khusus , sepeti pantang di jemur di bawah matahari langsung dan tidak boleh di seterika karena akan merusak benang.

Sarung kualitas umum biasanya dibuat dari bahan berkualitas standar, dipakai masyarakat umum untuk keperluan harian. Perawatan sarung kelas umum alias kelas menengah ini tidaklah terlalu sulit. Tak banyak pantangan seperti sarung premium

Sarung kualitas paling bawah  biasa disebuat "sarung kluyur " karena bahannya licin sehingga mudah melorot. Biasanya sarung jenis ini  dipakai untuk keperluan harian , walau dalam kasta terendah sarung jenis ini banyak dipakai masyarakat . Fungsi dan kegunaan sarung yang serbaguna ini bisa dimodifikasi untuk keperluan lainnya, seperti sebagai tempat menyimpan jenis pakaian yang baru saja dijemur atau belum di seterika dengan mengikat salah satu ujungnya.  

Sarung Al Hazmi dengan kekhususan motif batik masuk dalam kasta premium dan kasta menengah. Sarung Al Hazmi yang diproduski dengan proses batik tulis merupakan sarung dengan kualitas premium. Sedang batik dengan proses printing masuk dalam kasta menengah namun memiliki kualitas premium karena bahan yang digunakan dan printing yang tidak menggunakan mesin namun masih dengan proses konvensional dengan tangan.

Sarung Al Hazmi merupkan sarung khas Indonesia, membawa citra batik yang telah diakui UNESCO  sebagai warisan kemanusian untuk budaya lisan dan Nonbendawi (Intangible Cultural Heritage) pada 2 Oktober 2009 . Pada hari yang sama setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari batik nasional .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun