Hal ini merupakan sebuah pengejawantahan jika manusia itu menyatu dengan alam dengan begitu, Kosmologi Jawa mengajarkan bahwa manusia hidup itu menghormati dan selaras dengan alam.
Harmonisasi manusia dengan alam memang sudah ada sejak nenek moyang ada mendiami nusantara, Salah satu artefak dan penanda ini dapat kita telisik melalui sejarah arsitektural pada kraton kasultanan Yogyakarta yang berada segaris lurus atau sumbu imaginer yang sekarang sudah menjadi warisan budaya (sumbu utara itu gunung dan sumbu selatan itu laut).Â
Memang sejak jaman dahulu kala masyarakat jawa hidup selalu berdampingan secara sinergis dengan alam lewat keyakinan yang sudah temurun-membumi misalnya bahwa tanaman padi di sawah selalu dilindungi oleh dewi sri-mbok sri.
Dari situlah kemudian muncul sebuah ritual-ritual sebagai bentuk penghormatan terhadap dewi sri sebagai ibu pelindung serta ibu pemberi kemakmuran, penjaga kelahiran dan ibu kehidupan.
Tak dapat dipungkiri bahwa bersamaan dengan meningkatnya rasionalitas dan perkembangan rekayasa teknologi manusia, Ruang hidup manusia malah semakin menyusut, lingkungan ekologi terus memburuk dan telah mencapai pada tahapan titik nadir.Â
Proses ini berlaku seakan hukum alam yang berjalan tanpa disadari namun niscaya akan terjadi. Proses yang dijalani manusia membawa mereka menuju pada timbulnya sebuah kekacauan yang menaungi dalam bencana.
KENDI DAN SIKAP KESEDERHANAANÂ
Dulu-dalam beberapa masa waktu lampau, Ketika saya masih kecil saya masih ingat bagaimana kakek-nenek saya dikampung dulu sering meletakkan sebuah kendi beserta perlengkapannya ditempatkan pada posisi terdepan pada bagian area masuk [baca :reggol] begitu juga warga lain juga meletakkan kendi berada disetiap reggol rumah masing-masing.
Fungsi kendi dan perlengkapannya itu adalah sebagai penyediaan air minum yang diperuntukkan bagi setiap orang [kaum musafir] yang sedang melakukan sebuah perjalanan atau pengembaraan dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam sebuah sistem struktur masyarakat komunal, Kelompok masyarakat yang dahulu belum banyak mengenal sebuah status kepemilikan itu dikuasai secara pribadi.
Akan tetapi dalam struktur masyarakat dahulu itu sudah mampu menghidupkan sebuah romantisme akan nilai-nilai kebersamaan.