Mohon tunggu...
Novaldy Akbar
Novaldy Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Menulis Kepribadian : Ingin Terus Belajar Hingga Berhasil

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Kasus DBD Menyeruak, Kelurahan Cigugur Tengah Beri Tips Atasi Wabah Ini

23 Oktober 2022   12:37 Diperbarui: 23 Oktober 2022   12:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung -- Kepala Kelurahan Cigugur Tengah  menanggapi meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama beberapa bulan terakhir. Ia nenyoroti sikap masyarakat yang yang tidak siap dan sigap menghadapi kasus ini, Minggu (02/10/2022)


Rohendi, mengatakan, tingginya kasus DBD di wilayahnya akibat lingkungan yang tidak bersih. Oleh sebab itu, diperlukan sosialisasi terkait pencegahan DBD secara terus menerus.

Cara Mencegahnya "Tentu upaya yang dilakukan adalah bagaimana pencegahan DBD di-blow up terus menerus supaya masyarakat sadar. Kita tidak usah saling menyalahkan," ujar Rohendi saat ditemui di Kelurahan Cigugur Tengah  , Minggu (02/10/2022).


"Karena DBD ini kan termasuk kondisi lingkungan. Dinas Kesehatan mengatakan kenapa DBD, ya karena lingkungan kotor," tambahnya.


Rohendi mengatakan, Kelurahan Cigugur Tengah  bakal terus bekerja maksimal melalui instansi terkait, yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan untuk melakukan upaya pencegahan dan penyadaran kepada masyarakat. Namun demikian, menurutnya, untuk mengontrol kondisi lapangan yang menjadi pemicu terjadinya DBD, diperlukan peran aktif dari masyarakat khususnya setiap kepala keluarga (Kk).


Oleh sebab itu, pria ramah ini mengajak masyarakat untuk merubah mindset atau pola pikir yang telah tertanam selama ini, dengan tidak mengandalkan fogging untuk mengatasi DBD. Akan tetapi, memberantasnya dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M


Yaitu menguras atau membersihkan tempat yang dijadikan tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki resiko tinggi sebagai pengembangbiakan nyamuk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun