Mohon tunggu...
Novaldi ARaska
Novaldi ARaska Mohon Tunggu... Lainnya - Penyembah Tuhan Yang Ahad

Sekadar tulisan penghambaan diri kepada Yang Maha Agung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nestapa

21 Juli 2024   17:38 Diperbarui: 21 Juli 2024   17:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nestapa

(Novaldi ARaska)

---

Desir darahku telah mencapai titik didihnya.
Aku tak sanggup lagi mendengar nyanyian derita ini.
Berulang-ulang lagu lama terdengar di telingaku dan tak kunjung sirna.
-
Nyanyian mencekam yang terus membayangiku atas kepedihan.
Rasa pedih yang aku ciptakan sendiri lalu bermuara pada penyesalan.
-
Aku selalu terusik dengan siulan burung di pagi hari.
Aku selalu jengah dengan udara, yang entah mengapa begitu asing kurasakan di kulit ini.
Aku bosan dengan diriku yang telah kehilangan gairah untuk berdiri.
Pelarian dari kekosongan ini selalu kucari, walau hatiku telah mati.
-
Selalu berusaha tertawa dengan tawa kosong yang tak pernah sekalipun kurasakan nyamannya.
Tampilkan topeng berlapis, yang aku sendiri bahkan tak tahu seperti apa rupaku sebenarnya.
-
Aku seperti kehilangan setengah tubuhku.
Pikiranku kacau bahkan saat aku sedang berbicara.
Aku tak lagi lancar mengucap, bahkan satu huruf pun dengan benar.
Aku terbata-bata dalam kalimat.
-
Hatiku telah ikut terbawa pergi oleh kematian.
Tujuanku juga telah kau bawa berlari menjauh menghadap Tuhan.
Saat ini, aku hidup dengan bayanganku di siang hari.
Dan akhirnya kembali sendirian, saat bayangan di usir pekatnya malam.
-
Kembalilah, atau biarkan aku bersamamu di dalam pusara itu.

---

Medan, 21 Juli 2024 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun