Perhatikan Al-Qur'an Surah An-Nahl ayat 53 berikut ini:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Artinya: "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya),...."
Masihkah kita bangga dengan semua yang dimiliki di dunia? Jika iya, sekali lagi simak penggalan ayat yang menjadi fokus utama tulisan ini:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,....."
Ya, dunia hanyalah permainan. Kita sedang bermain-main di dunia ini. Dunia tidaklah lebih dari sekadar playgroup belaka. Ada yang diamanahkan Allah tugas menjaga ketertiban, ada yang diamanahkan sebagai tokoh publik dan lain sebagainya. Dengan tetap, diharuskan bertanggung jawab atas segala amal perbuatannya.
Sifat dunia yang murni sementara, hanya sebagai tempat seleksi manusia sebelum memasuki destinasi terakhir, yakni akhirat. Dalam hal ini, Allah memberikan perumpamaan dunia tidak lebih daripada tanaman:
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
"......kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur......"
Ini adalah sebuah satire kelas penciptaan yang menakjubkan. Seperti tanaman yang dapat tumbuh hingga puncak keindahan, setelah itu layu dan membusuk, yang kemudian menghilang tanpa bekas.