Mohon tunggu...
Noval Muslim Darazat
Noval Muslim Darazat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang aktivist mahasiswa, vokalist band, penulis, pengamat musik, dan partisipan/relawan yang masih amatiran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dan Pedih

4 Agustus 2024   00:50 Diperbarui: 4 Agustus 2024   00:50 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tidak apa-apa Kek, Nek Aku akan tetap bertanggung jawab menemani Dwi karena ikatan pernikahan itu sudah terlanjur terjalin dan Aku juga akan membereskan masalah kami dengan mencari dalang dari semua ini !”

     Bima pun mengetuk pintu Dwi untuk mengantarkanya makanan dan minuman karena sudah satu hari Dwi belum makan sejak kejadian kemarin. Dwi pun membukakan pintu secara perlahan kemudian Bima pun masuk kedalam kamar Dwi dengan perlahan dan duduk disamping Dwi.

“Sudah Dwi Kamu jangan sedih berlarut-larut ini bukan salah kita berdua, sekarang saatnya Kamu makan kalo Kamu tidak makan nanti kamu jatuh sakit, percayalah sama Aku bahwa aku akan menemani kamu” ucap Bima

“Maafkan aku Bima aku belum dengan pernikahan ini Aku belum siap menjadi Istri kmu Bima, aku tidak bisa menerima kenyataan ini begitu saja” ucap Dwi penuh dengan tangisan

“Tidak apa-apa Dwi aku tau kamu menderita tapi biarkan aku menjalankan kewajibanku sebagai Suami untuk melindungimu dan menjagamu biarkan aku menyuapi mu karena kamu harus makan demi kesehatanmu” ucap Bima penuh dengan bujukan

     Bima pun menyuapi bubur yang sudah dia buat untuk Dwi dengan pelan sambil menatap raut muka Dwi yang kecantikanya mulai luntur dengan tangisan dan derita. Setelah menyuapi makanan dan memberi minum. Bima dengan reflek mengusap air mata yang jatuh dari bola mata kemband kampung itu dan memberikan senyuman kepada Dwi agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Setelah itu malam pun tiba Bima yang lelah karena hari ini Dia membantu Kakek Surto untuk mencari kayu di hutan, mulai ganti baju dan memasuki kamar untuk melihat kondisi Dwi yang sudah tidur dengan nyenyak. Bima pun tidur disamping Dwi dan seketika Dwi memeluk Bima dengan tidak sadar dan Bima menerima pelukan itu dengan tabah.

     Ayam pun berkokok dan Dwi bangun lebih awal ia bangun dengan posisi memeluk Bima dan ia malu karena perbuatanya tanpa dia sadar. Dia pun bangun dan membantu Neneknya untuk menyiapkan makanan untuk sarapan. Setelah itu Dwi membangunkan Bima secara pelan-pelan dan Bima pun terbangun dengan terkejut Dwi pun mengajak Bima untuk sarapan. Setelah sarapan bersama kelaurga baru nya Bima pun izin untuk pergi menuju rumah Rw kampung Dago untuk meminta bantuan akan masalah yang terjadi dan setelah berjalan cukup lama dia akhirnya bertemu dirumahnya dan membicarakan permasalahan yang terjadi kepada Rw kampung Dago yang bernama Pak Suryono. Pak Suryono pun menceritakan bahwa dalang dari semua ini ialah Somad karena dia sudah menyuruh anak buahnya untuk memfitnah Bima dan Dwi. Dwi sendiri dipaksa untuk menuruti kemauan Somad ikut andil dalam kejadian itu karena dia sudah menjadi budak Somad sejak kecil.

“Biadab aku harus mencari anak buah itu untuk memberikan pelajaran” ucap Bima

“Sabar Bima sebaiknya kita menyusun strategi yang matang untuk meruntuhkan Somad karena dia licik. Ucap pak Suryono

“Lalu bagaimana caranya?” tanya Bima

“Kita harus mengumpulkan bukti yang kuat untuk menjatuhkan Si Somad itu dan aku tau caranya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun