Setahun Corona menginfeksi Indonesia. Sebagaimana diketahui, wabah ini pertama kali dikonfirmasi masuk ke Indonesia tepat pada 2 Maret 2020 lalu.
Kehadiran pandemi ini membawa banyak dampak bagi ekonomi Indonesia secara menyeluruh. Berikut tiga dampak setahun corona buat ekonomi Indonesia:
Sebagaimana diketahui, sejak diserang COVID-19, ekonomi Indonesia terus-terusan berada di zona negatif. Di kuartal II-2020, ekonomi RI langsung jeblok hingga -5,32%, di kuartal III-2020 mulai terjadi perbaikan menjadi -3,49% tapi masih berada di zona negatif, di kuartal IV-2020 pun demikian meski membaik menjadi -2,19% tapi tetap saja belum berhasil mencatatkan pertumbuhan yang positif. Realisasi itu menunjukkan bahwa RI belum mampu keluar dari jurang resesi. Hal ini terjadi karena pergerakan manusia belum kembali seperti sebelum adanya pandemi COVID-19. "Masing-masing mobilitas penduduk ke pusat perbelanjaan turun -23%, ke perkantoran turun -29%. Terbatasnya pergerakan penduduk membuat sektor retail terpukul, industri manufaktur lakukan PHK massal dan jasa transportasi serta pariwisata alami resesi berkepanjangan," tuturnya.
Hal serupa disampaikan oleh Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet. Tak hanya terjebak di jurang resesi, pandemi juga membuat ekonomi RI jatuh ke level pertumbuhan terendah sejak 20 tahun terakhir. "Sepanjang tahun 2020 kemarin, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga -2%, ini merupakan pertumbuhan terendah dalam setidaknya 20 tahun terakhir," katanya.Â
"Sepanjang tahun 2020 kemarin, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga -2%, ini merupakan pertumbuhan terendah dalam setidaknya 20 tahun terakhir," katanya. Tak berhenti di situ, setahun Corona juga membuat jumlah pengangguran di Indonesia semakin membludak. "Terbatas aktivitas perekonomian akhirnya berdampak pada isu sosial-ekonomi lainnya, jumlah pengangguran pada Agustus misalnya mencapai 9,7 juta orang atau bertambah 2,67 juta orang dibandingkan tahun 2019," katanya.
Oleh karena pengangguran meningkat akhirnya pendapatan masyarakat juga berkurang dan ini yang kemudian berdampak pada peningkatan jumlah penduduk miskin. "Jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang, meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019," sambungnya. "Jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang, meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019," sambungnya.
Setahun Corona, cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju di tahun 2045 tampaknya bisa tertunda. "Dampaknya bisa beragam terhadap perekonomian, salah satu misalnya target menjadi negara maju (keluar dari middle income trap) menjadi semakin menantang, karena dibutuhkan pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 7-8% dalam 10 hingga 20 tahun ke depan," timpalnya. "
Dampaknya bisa beragam terhadap perekonomian, salah satu misalnya target menjadi negara maju (keluar dari middle income trap) menjadi semakin menantang, karena dibutuhkan pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 7-8% dalam 10 hingga 20 tahun ke depan," timpalnya.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia mengapresiasi terpilihnya Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum KADIN Indonesia 2021-2026. Adapun pemilihan ini telah diresmikan melalui musyawarah mufakat bersama dengan calon Ketua Umum KADIN lainnya, Anindya Bakrie.Â
"Saya juga mengapresiasi kebesaran hati Anindya Bakrie, yang sudah 15 tahun menjadi Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, dan tetap mendukung Ketua Umum Arsjad Rasjid dengan menerima amanah sebagai Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia. Di tangan keduanya, keluarga besar KADIN harus bergerak cepat membantu pemerintah memulihkan perekonomian nasional yang terpuruk akibat pandemi COVID-19," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (1/7/2021).
Daftar Pustaka
Novika, Soraya, 2021, Dampak Corona dalam Ekonomi, Jakarta : detikFinance
Putri, Inkana , 2021, Bamsoet Minta Kadin Indonesia Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Jakarta : detikFinance
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H