Mohon tunggu...
NOVA EVENTINA PURBA
NOVA EVENTINA PURBA Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Mercubuana

Jurusan : Magister Akuntansi NIM : 55522120017 Nama Dosen : APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pajak Internasional Capital In The Twenty First Century

6 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 6 Juli 2024   10:14 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piketty mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai negara, termasuk data historis jangka panjang, untuk menunjukkan pola-pola ketimpangan yang muncul dalam sejarah ekonomi kapitalisme. Salah satu kontribusi utama buku ini adalah adanya argumen bahwa ketimpangan ekonomi cenderung semakin buruk di era modern, karena tingkat pengembalian modal (seperti laba atas investasi) cenderung lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Ini menyebabkan akumulasi kekayaan oleh mereka yang sudah kaya menjadi lebih cepat daripada pendapatan rata-rata masyarakat.

Beberapa poin utama yang dibahas dalam "Capital in the Twenty-First Century" meliputi:

Dinamika Ketimpangan: Piketty menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi cenderung meningkat ketika pengembalian atas modal (return on capital) melebihi laju pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh Warisan dan Kekayaan: Buku ini membahas bagaimana warisan dan akumulasi kekayaan keluarga memiliki peran penting dalam menjaga ketimpangan generasi ke generasi.

Rekomendasi Kebijakan Pajak: Piketty mengusulkan solusi untuk mengatasi ketimpangan, termasuk pajak atas kekayaan yang lebih tinggi dan upaya kolaboratif antar-negara untuk mengurangi penghindaran pajak.

Kritik terhadap Teori Klasik: Buku ini juga mengkritik pandangan tradisional bahwa pertumbuhan ekonomi akan secara otomatis mengurangi ketimpangan, sementara Piketty menyarankan bahwa intervensi kebijakan yang kuat mungkin diperlukan untuk mencapai distribusi yang lebih adil.

"Capital in the Twenty-First Century" telah memicu debat luas di kalangan ekonom, politikus, dan masyarakat umum mengenai masalah ketimpangan ekonomi global dan relevansi kebijakan pajak dalam mengatasi masalah tersebut. Buku ini tidak hanya menjadi karya akademis yang berpengaruh, tetapi juga mempengaruhi diskusi kebijakan di banyak negara terkait dengan distribusi kekayaan dan pendapatan di era modern.

Hubungan antara Pajak Internasional dengan teori yang dibahas dalam "Capital in the Twenty-First Century" oleh Thomas Piketty dapat dipahami melalui beberapa titik penting:

Pengaruh Pajak terhadap Ketimpangan Ekonomi: Piketty menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan ketimpangan semakin memburuk adalah sistem pajak yang tidak adil, di mana orang-orang kaya sering kali dapat menghindari atau mengurangi kewajiban pajak mereka melalui berbagai cara, seperti penggunaan yurisdiksi pajak yang lebih rendah atau penghindaran pajak lainnya. Pajak Internasional memainkan peran penting dalam memastikan bahwa penghindaran pajak lintas batas dapat dicegah dan bahwa pendapatan yang dihasilkan dari investasi atau kekayaan di luar negeri juga dikenakan pajak yang wajar.

Pajak atas Kekayaan dan Warisan: Salah satu rekomendasi kebijakan yang dibahas oleh Piketty adalah pengenalan pajak atas kekayaan yang lebih tinggi. Pajak ini tidak hanya dapat berlaku di tingkat nasional, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana hal ini dapat diimplementasikan secara efektif dalam konteks internasional. Kerja sama internasional dalam hal pajak dapat membantu mengatasi tantangan ini, termasuk pertukaran informasi pajak antarnegara dan standar internasional untuk menghindari penghindaran pajak.

Peran Kolaborasi Internasional: Piketty menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam hal perpajakan untuk memastikan bahwa kekayaan dan pendapatan internasional tidak terhindar dari pajak secara tidak adil. Hal ini melibatkan negosiasi perjanjian pajak bilateral dan multilateral yang adil dan transparan, serta upaya bersama untuk memerangi praktik-praktik penghindaran pajak yang merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun