Aku adalah diantara. Aku dilahirkan berkelamin perempuan tulen. Kisah nyata 37 tahun lalu, dari pernikahan R.Djoko Budiono dengan Chdz. Lahirlah aku. Dalam tradisi di masyarakat Jawa, entah mitos atau fakta menjadi anak sulung adalah anak yang terlahir dengan jiwa dan tubuh yang kuat, juga mandiri.Â
Dengan kerendahan hati, kesemua ini rupanya melekat nyata dalam diri ini. Terbentuk dari pernah, terjadi, sering, dan akhirnya terbiasa. Terbiasa sakit, terbiasa sabar, terbiasa kuat, terbiasa rapuh.Â
Namun, dalam kekuatan dalam sakit yang berulang-ulang, aku tetaplah perempuan yang ingin dimanja. Detik waktu berjalan, dengan kerasnya kehidupan di pekerjaan tidak menjadikan semangat dalam diri menjadi loyo. Dari yang hanya honor ratusan ribu hingga gaji jutaan rupiah. Aku bangga menikmatinya, meski kadang diri ini tertatih.Â
Penghargaa untuk diri sendiri juga harus kita Cipta. Apa itu? Adalah sebuah produktivitas diri. Yang berwujud sebagai invest kebendaan. Iya aku menyebutnya Produktivitas diri, intens, berkelanjutan, dan membanggakan. Intens meraih cita dan cinta, berkelanjutan hingga berwujud, dan membanggakan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H