Mohon tunggu...
Nova Bragastiani
Nova Bragastiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Unpam Jurusan Sastra Indonesia

Suka kucing, es krim stoberi, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel "Stardust Catcher" Karya Suarcani, Analisis Unsur Intrinsik

12 Juli 2021   10:07 Diperbarui: 12 Juli 2021   10:49 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NOVEL STARDUST CATCHER KARYA SUARCANI : ANALISIS UNSUR INTRINSIK

 

Nova Bragastiani 

191010700257

Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra

Universitas Pamulang

 

Abstrak

Novel adalah sebuah cerita fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata. Tetapi sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh pengarang adalah realitas atau fenomena yang dilihat dan dirasakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan tentang tema, penokohan, serta nilai sosial dalam novel Stardust Catcher karya Suarcani. Hasil dari analisis ini menunjukkan, bahwa novel Stardust Catcher memiliki tema keluarga serta sikap keras kepala seorang anak yang membenci kedua orang tuanya yang akan cerai. Terdapat nilai sosial dan banyak nasihat yang dapat dijadikan pembelajaran dalam kehidupan.

Kata kunci: novel, unsur intrinsik, nilai sosial

 

Abstract

A novel is a fictional story that attempts to depict or depict the lives of its characters using a plot. Fictional stories are not just imaginary stories. But an image generated by the author is a reality or phenomenon that is seen and felt. The research method used is the qualitative descriptive method. The purpose of this study was to describe the themes, affirmations, and social values in Suarcani's novel Stardust Catcher. The results of this analysis show that Stardust Catcher's novel has a family theme as well as the stubborn attitude of a child who hates his parents who are about to divorce. There is a social value and a lot of advice that can be used as learning in life.

 

Keywords: novels, intrinsic elements, social values.

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan suatu karya yang erat dengan ajaran etika, moral, dan akhlak yang tinggi, maka studi mengenai karya sastra dapat memberikan peranan yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Selain itu sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalaui tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca untuk menikmatinya. Sampai saat ini sastra tidak hanya dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajenasi,  dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya yang kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual disamping konsumsi emosi. Karya sastra juga dapat memberikan suatu nilai-nilai keindahan yang dapat menenangkan jiwa dan menjadikannya suatu tuntunan yang akan menuntun kearah yang lebih baik.

Menurut Rene Wellek dan Austin Waren (dalam Susanto 2013:21) mengatakan bahwa sastra adalah insituti sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan mantra bersifat sosial merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra meniru alam dan dunia subjektif kehidupan manusia.

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (2007:37) analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya.

Kosasih (2012:60) berpendapat bahwa novel diartikan sebagai karya imajenatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2009:4) novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajenatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain, yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajenatif.

METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian suatu metode didasarkan atas kesesuaian dengan obyek yang akan diteliti. Berdasarkan obyek penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis tema, penokohan, serta nilai pendidikan ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan teknik studi kepustakaan yaitu membaca secara kritis dan teliti seluruh teks. Analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi, yaitu membahas atau mengkaji isi novel Stardust Catcher karya Suarcani berdasarkan unsur intrinsik.

PEMBAHASAN

Tema yang terkandung dalam novel Stardust Catcher adalah tentang keluarga dan penerimaan atas berpisahnya orang tua yang bercerai. Joe Taslim, seorang pemuda yang memiliki permasalahan keluarga, orang tuanya sedang mengurus perceraian. Hidup Joe dulunya bahagia, terlahir sebagai anak tunggal membuat dirinya merasa bahagia sekali. 

Namun, semua berbeda ketika kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Hanya tinggal menunggu palu diketuk saja, orang tuanya akan berpisah. Tidak hanya itu, ternyata kedua orang tuanya telah menemukan pasangan baru, bahkan pasangan barunya membawa saudara tiri baginya. Joe merasa tersisih, bagi Joe kedua orang tuanya hanya memikirkan hidup mereka sendiri, bukan kebahagiaan Joe. 

Mela, seorang spa terapis yang memiliki penyakit lupus, kondisi yang serba kekurangan, menjadi pengganti orangtua untuk membiayai adiknya kuliah, serta penyakit dia alami tidak lantas membuat dia patah semangat, dia tetap tersenyum dan melayani pelanggan dengan memuaskan, melalui permainan kartu remi. Dihadapkan dengan permasalahan hidup yang tidak hanya seputar penyakitnya saja, melainkan juga permasalahan ekonomi yang membelitnya. Selepas orangtuanya tidak ada, Mela yang menjadi tulang punggung keluarga dan membiayai kuliah adiknya di Jakarta.

Lalu ada Sally Cinnamon, seorang peri cinta yang konon katanya memiliki misi untuk mempersatukan Joe dengan jodohnya. Kehadiran Sally yang tiba-tiba memunculkan diri membuat Joe tidak hanya terkejut, melainkan Joe juga merasa bahwa kehidupannya menjadi kacau. 

Sally disinyalir membawa sial. Joe yang melakukan darmawisata ke Bali sebagai kedok pelarian dirinya dari kedua orangtua yang sedang berada dalam proses perceraian, mengalami serentetan kejadian yang tidak menyenangkan. Tertinggal bus, tersesat di daerah sepi penduduk, dipalak, masuk jurang, dan beberapa kejadian lain. Sementara Mela, upayanya untuk menagih pertolongan yang dijanjikan Oscar padanya, berbuntut inseden yang panjang dan juga tidak menyenangkan.

Sebenarnya ada dua konflik utama dalam buku ini, pertama tentang Joe yang belum siap menghadapi perceraian kedua orang tuanya dan tentang Mela, seorang spa therapist dan Odapus. Joe mewakili suara anak-anak yang merasa orangtua mereka egois karena memutuskan berpisah, menganggap mereka merenggut kebahagiaan dengan menjadikan anak harus memilih salah satu, menganggap anak adalah beban. Joe berharap dengan pelarian alias qisata bersama teman-temannya akan membantu mengatasi masalah, tapi siapa sangka dia malah mengalami petualangan yang tak terbayangkan.

"Tidak selamanya hidup akan berlaku adil, Joe. Tidak selamanya pula satu keluarga utuh itu isinya ayah, ibu, dan anak. Banyak kasus anak-anak broken home yang masih mendapat kasih sayang penuh dari orang tuanya sekalipun tinggal terpisa. Asalkan tujuan mereka sama, untuk saling membahagiakan."
Namun, setiap orang punya mekanisme penerimaan sendiri, seperti juga Joe. Untungnya dia bertemu dengan sosok Sally, yang akhirnya membuat Joe bisa menerima kenyataan yang dihadapi. Saya suka bagaimana Joe bermetamorfosis, berubah menjadi pribadi yang lebih baik sejak pertemuannya dengan Sally. Walau kadang-kadang kasihan juga karena harus melalui kesialan demi kesialan dulu untuk membuat Joe sadar.
Mela pun punya hidup yang tidak mudah, harus hidup sebagai yatim-piatu, menderita penyakit yang cukup serius, harus membanting tulang untuk kehidupannya sendiri dan adiknya. Salut dengan Mela yang punya prinsip yang kuat dan malah seringnya bisa menghibur orang lain dengan akun ask.fmnya yang secara tidak langsung mempertemukannya dengan Joe.

Nilai Sosial dalam Novel

Hidup memang kadang tidak adil. Ketika orangtua berbuat kesalahan, mereka bisa dimaafkan dengan segera. Tapi ketika anak-anak yang salah, kesalahan itu tidak akan pernah pudar dan selalu diungkit-ungkit. (hlm. 87)

Berarti kamu akan lebih mensyukuri hidup walaupun tahu hidup kamu juga tidak adil? (hlm. 142)

Kebahagiaan kamu itu letaknya bukan di tangan mereka,tetapi di tanganmu sendiri (hal : 170)

Sebagai cahaya kecil di langit yang luas, tidak masalah jika saya kalah dari matahari.Tetapi akan ada satu masa ketika saya lebih hebat dari matahari (hal: 103)

Kamu tahu bagaimana komposisi keluarga yang seimbang dan baik itu? Antara orangtua dan anak tidak ada yang saling memaksakan kehendak. (hal:169)

Dua orang yang berjodoh tidak selalu harus jadi kekasih. Cinta sangat universal bukan ? (hal: 177)

Mereka memang terlihat, tapi sesungguhnya mereka tidak hadir buat kamu. Mereka hanya akan diam, sama sekali tidak bereaksi ketika kamu menangis, ketika kamu marah, ketika kamu membutuhkan (hal:99)

Sejahat jahatnya orangtua, hanya mereka yang akan tetap menyerukan doamu, bahkan ketika kamu sudah melepas doamu untuk mereka (hal : 100)

Rasa memiliki itu ternyata menyesatkan, hanya membuai sejenak sebelum akhirnya menjelma sakit ketika kehilangan (hal:123)

Kebahagiaan kamu itu letaknya bukan di tangan mereka, tetapi di tanganmu sendiri (hal : 170)

Janganlah terus keras kepala. Ada saatnya kamu kompromi dengan keadaan. (hlm. 170)

Terimalah keputusan orangtuamu, jangan siksa mereka lagi dengan sikap kekanakanmu. (hlm. 170)

Dua orang yang berjodoh tidak selalu harus jadi kekasih. Cinta sangat universal, bukan? (hlm. 177)

KESIMPULAN

Dalam novel Stardust Catcher karya Suarcani terdapat tema yang menceritakan tentang hubungan kekeluargaan, terutama hubungan kedua orang tua yang di ujung tanduk pernikahan, akan bercerai, dengan anak tunggal mereka, Joe, yang membenci perceraian orang tuanya. Apalagi, kedua orang tuanya akan langsung menikah begitu bercerai, dan memiliki anak dari masing-masing pasangan. Novel ini mengajarkan bagaimana cara menerima masalah tersebut. Joe awalnya tidak ingin menerima, bahkan membenci kedua orang tuanya, sampai tidak ingin ikut salah satunya. Namun setelah bertemu Mela dan Sally, Joe belajar apa arti menerima, bahwa walaupun kedua orang tuanya cerai, walaupun mereka bertiga sudah tidak tinggal dalam satu atap, Joe belajar bahwa mereka tetaplah keluarga. Papa dan Mama tetaplah orang tua Joe. Dan Joe menerima itu, dia mengerti bahwa sebuah hubungan tidak bisa dipaksakan, dan meski sudah tidak bersama, mereka tetaplah orang tuanya.

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Sri. 2016. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanaman Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group.

Suarcani. 2016. Stardust Catcher. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudjiman, Panuti. 1998. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugiyono. 2010. metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Fiksi. Yogyakarta: Pustaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun