Di zaman sekarang mengatur keuangan itu sulit tapi juga mudah kalau tahu triknya. Kalau tidak cermat alih alih bisa nabung malahan bisa sobek kantong celana abang dek..
Dulu sewaktu masih bekerja untuk menyisakan uang tabungan sedikit lebih mudah dibandingkan setelah menjadi fulltime ibu rumah tangga. Perlu banyak kreatifitas dan trik cerdik.
Sebagai seorang full time emak, saya sebagai istri memang harus super pintar dalam mengelola keuangan keluarga . Sebisanya bijaksana dalam menghabiskannya maupun menyimpannya.
Setiap bulan pendapatan tetap suami dari mengajar sebesar lima juta rupiah. Kalau dibuat rincian belanjanya adalah sebagai beruikut.
-Sumbangan gereja 10% penghasilan     500.000
-Kontrakan                            1.000.000
-Uang sekolah 2 anak                    510.000
-Makan minum 60.000x30 hari           1.800.000
-Kebutuhan sabun pampers dan sosial cost 1.000.000
- Total        5.710.000
Dikurangi gaji  5.000.000
Defisit         -710.000
Untuk tetap bisa balance maka dalam mengatur keuangan, transport suami, biaya makan minum, dan kebutuhan rumah tangga yang anggarannya bisa dikeluarkan harian saya kelola lagi dengan berjualan pulsa dan kosmetik pada ibu ibu disekolahan, rumah dan online. Dengan keuntungan 30%.
Sehingga kalau ditulis rinciannya menjadi:
-Makan             1.800.000
-Rumah tangga       1.000.000
-Transport             900.000
                  ------------
Total                 3.700.000x30%=1.110.000
Keuntungan yang saya dapat bisa menutui defisit Rp. 710.000. Sisanya (1.110.000-710.000=400.000) saya simpan untuk dipakai kalau ada keperluan mendadak dan hari tua.Â
Untuk urusan menabung saya lebih suka menabung di bank umum. Selain dekat kerumah juga pertimbangannya uang yang saya simpan terjamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS). Meskipun bunga yang diberikan tidak besar tapi saya bisa tidur nyenyak karena bank tersebut diawasi oleh lembaga yang dibentuk oleh pemerintah itu.Â
Saya tidak pernah tertarik dengan arisan arisan online ataupun simpanan berbunga tinggi karena tujuan saya menabung bukanlah untuk melipatgandakan uang tapi lebih kepada alasan agar uang simpanan saya aman ditempat yang jelas kredibilitas banknya. Daripada saya simpan sendiri dirumah malah bisa khilaf karena derasnya tawaran menggiurkan dari teman, kerabat, maupun handphone.
 Begitulah emak emak seperti saya mengatur uang keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H