Asal usul donat bisa jadi masih menjadi perdebatan, tapi yang pasti kue yang satu ini sudah menjadi bagian dari hobi sekaligus sumber pendapatan Noenky Irawati. Ibu tiga orang anak yang tinggal di Mojokerto, Jawa Timur ini memulai usaha donat huruf sejak Maret 2017.
Berawal dari kesukaannya terhadap donat, Noenky yang sejak remaja terbiasa membantu usaha ibunya mulai memiliki kepekaan bisnis. Ia melihat donat bentuk huruf memiliki peluang usaha yang bagus di Mojokerto.
Coba saja cari di Google "donat huruf Mojokerto" atau "dapoer noenky donat", Anda akan menemukan foto-foto donat yang begitu menggoda.
Keahliannya membuat kue berasal dari rasa sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya. Setelah berhenti kerja kantoran Noenky berada di rumah untuk mengasuh ketiga anaknya. Melihat krucil-krucilnya yang suka jajan maka ia mulai belajar membuat kue.
Dari situ Noenky sadar kalau membuat kue adalah hobinya. Walaupun gagal berkali-kali ia terus belajar. Sekarang ia sudah pandai membuat bermacam-macam kue lain seperti pie susu, pie brownies, ataupun kembang goyang.
Kadang kita sering mendengar orang berkata tidak bisa mulai bisnis karena "Saya nggak punya cukup uang" atau "Mau sih bisnis, tapi modalnya dari mana?!" Ternyata tidak demikian dengan Noenky.
Ia memulai usahanya bermodalkan uang belanja yang diputar. Begitu katanya. Dalam perkembangannya, setelah mulai yakin bisnisnya dapat berkembang, baru ia mulai pinjam ke koperasi.
Di balik cantik dan manisnya donat huruf yang dimakan para penikmatnya, ada kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi Noenky. Saat dari proses adonan sampai ke pencetakan sudah bagus, ternyata saat digoreng jadi menciut. Dari situ ia belajar kalau adonan tidak bisa terlalu lama didiamkan.
Di waktu lain sudah membuat adonan yang banyak namun setelah digoreng ternyata hasilnya jelek semua. Berarti harus mulai dari awal. Atau donat yang mendadak jerawatan saat digoreng. Hal ini jadi pelajaran untuk mengenali sifat ragi dan panas api penggorengan.
Dia bahkan pernah merasa ingin menangis saat donat huruf yang sudah bagus tiba-tiba terbalik di perjalanan dan toppingnya rusak. Belum lagi kesulitan saat menghadapi pembeli yang tiba-tiba membatalkan pesanan tanpa alasan yang jelas. Atau menawar dengan harga yang sadis.
Sempat tidak beroperasi selama 2 tahun karena harus membagi waktu bagi ibu dan bapak mertua yang sakit ternyata tidak membuat Noenky kehilangan para pelanggannya. Di masa sulit pandemi ini ia justru mulai berjualan lagi.Â
Untuk mendapatkan pembeli, ia memasarkan usahanya melalui media sosial. Ia juga aktif menghubungi pelanggan setia untuk sekedar menyapa dan beberapa di antaranya memesan kembali. Â Â
Lewat donat hurufnya Noenky juga berbagi kebahagiaan dengan para pembelinya, terutama di saat-saat bahagia mereka. Menerima ucapan selamat ulang tahun lewat media sosial sudah biasa.
Tapi kalau menerima ucapan selamat ulang tahun dengan nama kita dari huruf-huruf donat yang cantik dan manis, pasti kebahagiaan kita bertambah. Ataukah Anda sudah bosan dengan cara 'katakan dengan bunga'? Jika Anda kebetulan berada di Mojokerto bisa mencoba katakan dengan donat huruf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H