Mohon tunggu...
Nova Aulia Tulzanah
Nova Aulia Tulzanah Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

penyimak kehidupan dengan mata hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengatasi Kebingungan Generasi Z dalam Pemilihan Umum

7 Februari 2024   20:43 Diperbarui: 7 Februari 2024   20:49 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu serentak akan diselenggarakan pada Rabu 14 Febuari 2024."Ada lima pemilihan yaitu, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden; Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI); Pemilihan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI); Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD Provinsi); Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (DPRD Kabupaten/Kota),"

Generasi Z sering menghadapi kebingungan kebingungan karena sulit membedakan antara fakta dan informasi palsu.

Hoaks atau informasi palsu memiliki dampak yang buruk selama periode pemilihan umum. Beberapa dampak yang bisa terjadi adalah:

1. Mengacaukan Fakta: Hoaks dapat mengaburkan fakta dan mempersulit pemilih untuk membuat keputusan yang cerdas dan berdasarkan informasi yang akurat.

2. Mengganggu Proses Demokratis: Penyebaran hoaks dapat mempengaruhi persepsi publik tentang kandidat dan isu-isu yang diperebutkan, mengganggu proses pemilihan yang adil dan transparan.

3. Meningkatkan Ketegangan Sosial: Hoaks yang bersifat provokatif atau memicu perpecahan dapat meningkatkan ketegangan sosial dan memperdalam polarisasi politik di masyarakat.

4. Menurunkan Kepuasan Publik: Penyebaran hoaks tentang kecurangan pemilu atau manipulasi dapat merusak kepercayaan publik terhadap integritas proses pemilihan umum.

5. Mengganggu Keamanan dan Stabilitas: Hoaks yang menyesatkan tentang ancaman keamanan atau kestabilan selama periode pemilihan umum dapat menciptakan kekhawatiran yang tidak perlu dan mengganggu ketertiban publik.

Agar kita tidak kemakan berita hoaks kita harus lebih memperbanyak literasi digital dan mencari tahu terlebih dahulu sumber dari berita tersebut, di masa menuju pemilu sekarang tentu berita hoax tersebar dimana mana terutama dimedia sosial.

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengidentifikasi total 101 isu hoax yang beredar mengenai Pemilu sejak Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023. "Sepanjang 2022 hanya terdapat 10 hoax pemilu, namun sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 91 isu hoax pemilu. Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoax dibandingkan tahun lalu," tutur Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam Konferensi Pers Awas Hoax Pemilu! di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).

Ketidakpastian terhadap kandidat dan partai politik juga menjadi faktor kebingungan. Generasi Z mungkin kesulitan mengenali platform dan kebijakan kanditat serta memahami bagaimana itu dapat memengaruhi kehidupan mereka. 

Isu-isu seperti ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan sosial dapat meningkatkan kebingungan karena memerlukan pemahaman yang mendalam.

Selain itu, mungkin terdapat ketidakpercayaan terhadap sistem politik secara keseluruhan. Generasi Z sering kali merasa bahwa pikiran mereka di tingkat politik tidak mencerminkan kebutuhan dan nilai mereka. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dalam menentukan pilihan, merasa bahwa pilihan mereka mungkin tidak membuat perbedaan yang jelas.

Ada beberapa cara agar pemilih pemula atau generasi Z agar tidak kebingungan dalam memilih dan menjadi pemilih yang baik,

Untuk menghindari kesalahan dalam pemilihan umum dapat melakukan beberapa hal berikut:

1. Meneliti Calon: Pelajari latar belakang, rekam jejak, dan platform politik dari setiap calon yang bersaing dalam pemilihan.

2. Evaluasi Platform: Tinjau program dan rencana kerja yang diajukan oleh setiap kandidat dan bandingkan dengan nilai dan kebutuhan Anda.

3. Ikut Diskusi Publik: Ikuti debat atau forum publik antara calon untuk mendapatkan wawasan langsung tentang pandangan mereka.

4. Berdiskusi dengan Orang Lain: Diskusikan pandangan Anda dengan teman, keluarga, dan rekan kerja untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda.

5. Meneliti Fakta: Periksa fakta-fakta dan klaim yang dibuat oleh calon dan partai politik untuk memastikan kebenarannya.

6. Pertimbangkan Pilihan: Evaluasi risiko dan manfaat dari setiap pilihan Anda dengan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari keputusan Anda.

7. Memilih Berdasarkan Nilai: Pertimbangkan apakah calon tersebut mewakili nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang Anda anggap penting.

8. Memiliki Perspektif yang Seimbang: Hindari terperangkap dalam perspektif partisan dan pertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum membuat keputusan.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, dapat meningkatkan kemungkinan membuat pilihan yang tepat dalam pemilihan umum.

Saat ini Gen Z dan Milenial di indonesia menjadi posisi penting untuk menentukan pilihan mereka untuk indonesia.Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 mencapai 204.807.222 pemilih. 

Sebanyak 66.822.389 atau 33,60 persen pemilih dari generasi milenial. Sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85 persen. 

Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45 persen dari total keseluruhan pemilih. Angka tersebut menunjukkan Gen Z dan milenial memiliki potensi untuk membentuk perubahan dan memberikan kontribusi positif dalam pengambilan keputusan.

Maka dari itu, Pentingnya kesadaran akan dampak negatif dari penyebaran hoaks selama periode pemilihan umum, perlunya peningkatan literasi digital, serta pentingnya melakukan penelitian dan evaluasi mendalam terhadap calon dan platform politik sebelum memilih. Selain itu, generasi Z dan milenial memiliki peran penting dalam menentukan arah masa depan Indonesia, dengan jumlah pemilih dari kedua generasi ini yang sangat penting dalam Pemilu 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun