Mohon tunggu...
Nova Amelia
Nova Amelia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang pendidik di salah satu sekolah di Sawahlunto.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

29 November 2023   22:35 Diperbarui: 29 November 2023   22:39 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. PENDAHULUAN

Keberhasilan dunia pendidikan sangat bergantung pada pembelajaran di kelas, karena dalam pembelajaran tersebut dapat memberikan sebuah pengetahuan yang nantinya akan menjadi bekal peserta didik dimasa depan. Pembelajaran sendiri dirancang dan direncanakan sebagai bentuk untuk mencapai tujuan pendidikan (Inayati &Kristin, 2018). Proses pembelajaran sendiri tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar dari guru ke peserta didik. Belajar adalah salah satu kegiatan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peserta didik (Hikmah, 2020). 

Penunjang keberhasilan pembelajaran dibutuhkan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan. Inovasi baru sangat diperlukan untuk membuat dunia pendidikan semakin maju dan berkembang. Perkembangan kurikulum merupakan instrument untuk meningkatkan pendidikan di indonesia (Rahayu etal., 2022).

Sistem kurikulum pendidikan di Indonesia sering kali berubah dan berganti dari tahun 1947 sampai sekarang terhitung 11 kali perubahan kurikulum (Sumarsih et al., 2022). Kurikulum sering berganti tentu saja melalui banyak pertimbangan dari pihak-pihak berwewenang. Dengan adanya perubahan kurikulum ini diharapkan mampu membuat pendidikan semakin maju dan mengikuti perkembangan zaman. Hadirlah kurikulum merdeka pada saat ini yang didesain sebagai pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengembangkan diri dengan maksimal (Rahayu et al.,2022). 

Dalam kurikulum merdeka belajar ini peserta didik tidak dibebankan pada pemberian materi saja akan tetapi juga pada pengembangan diri agar lebih kreatif, inovatif dan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Dengan begitu diharapkan dalam hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi didalamnya. Salah satunya adalah cara penyampaian materi oleh guru, sering kali guru menyampaikan materi dengan model ceramah dan tidak menarik perhatian peserta didik.

Dengan menentukan strategi dan model pembelajaran yang tepat maka diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat maka akan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran (Rahmat, 2018). Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah baik di perkotaan maupun di pedesaan harus dapat memberikan model pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang disasar.Desain pembelajaran yang konsisten dengan tujuan belajar tentunya diupayakan pula untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

SDN 05 Tigo Tanjung merupakan sekolah di daerah pedesaan yang input peserta didiknya tergolong dalam pendidikan akademik rendah. Setelah observasi di kelas 1 SDN 05 Tigo Tanjung,  masih banyak peserta didik yang belum bisa berhitung khususnya pada materi pengurangan pada mata pelajaran matematika.    Peserta didik juga banyak yang pasif dan kurang aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Seringkali lesu dan kurang bersemangat dalam pembejaran. Maka dari itu perlu adanya sebuah inovasi pembelajaran dalam menyampaikan pelajaran matematika yang terkesan membosankan. 

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning menjadi salah satu pilihan yang dianggap tepat dalam pembelajaran matematika. Keefektifan model ini adalah peserta didik lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok (Rahmat, 2018). Dengan adanya kerja kelompok kecil-kecilan dan berdiskusi tentang masalah yang dihadapkan dan mencari penyelesaian masalah dapat membangun cara berfikir peserta didik (Sugiyanto, 2019). Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) merupakan pembelajaran penalaran yang nyata atau konkret dapat diterapkan secara komprehensif, sebab pembelajaran ini peserta didik dihadapkan pada sebuah permasalahan dan sekaligus memecahkan masalah tersebut (Rahmat, 2018).

Model pembelajaran Problem Based Learning ini cocok digunakan dalam mata pelajaran matematika yang awalnya dirasa sangat membosankan. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik diajarkan untuk mencari sebuah permasalahan dan memecahkannya sehingga peserta didik lebih aktif dan berpikir kritis dalam memahami sebuah materi pembelajaran.

Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model yang dapat menjadikan peserta didik aktif, mandiri, menyenangkan dan mampu berpikir kritis, model pembelajaran Problem Based Learning memudahkan peserta didik menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara mendiskusikannya dengan peserta didik yang lain. Sebab model pembelajaran PBL dengan sendirinya akan melahirkan keaktifan dan kerjasama yang besar manfaatnya untuk membentuk suasana pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas.

Setelah melaksanakan pembelajaran  dengan model Problem Based Learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat. Lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model Problem Based Learning ini diterapkan pada kelas I, peserta didik penuh semangat mengikuti pembelajaran. Praktik pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran.

1.Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran di kelas I untuk materi pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
2.Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan motivasi belajar peserta didik       dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika.
 
B.PEMBAHASAN

1.Tujuan Yang Ingin Dicapai
Adapun tujuan yang ingin di capai dengan kegiatan ini adalah mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran matematika di kelas 1 SDN 05 Tigo Tanjung Kota Sawahlunto.

2.Kondisi
Setelah dilakukan analisis ditemukan kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik ini adalah :
a.Belum maksimalnya pemanfaatan model-model Pembelajaran inovatif yang guru gunakan saat pembelajaran sehingga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
b.Pembelajaran yang disampaikan guru membosankan karena media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi.
c.Peserta didik kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan karena metode belajar yang kurang inovasi.
d.Penggunaan sarana dan prasarana yang belum optimal.
e.Waktu belajar yang kurang efektif.
f.Kebiasaan belajar yang kurang baik.
g.Pengelolaan kelas yang belum maksimal.
h.Suasana/ lingkungan kelas yang  kurang kondusif seperti ruang kelas yang panas dan padat sehingga ruang gerak Peserta didik terbatas.

Menurut Darmadi, Pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru yang sifatnya baru tidak seperti biasanya dilakukan dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan prilaku kearah yang lebih baik sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh siswa
Menurut Happyanto,Rixky, Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. "Learning is fun" merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif.
Menurut Maulida dkk ( 2017), Usaha yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan yaitu pendidik harus bisa berinovasi sehingga   dapat   menandakan   pendidik tersebut kreatif serta mampu mengembangkan diri menjadi lebih baik.
Menurut Komalasari,(2017).aktivitas guru bukan hanya sekedar menggugurkan tugas saja,   tetapi   guru   harus   profesional    dalam menjalankan tugasnya sebaik mugkin dengan mampu menciptakan suasana kelas yang lebih menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik untuk belajar.

3.Peran Dan Tanggung Jawab
Sebagai  mahasiswa  dan  sebagai  seorang  guru  saya  mempunyai  peran   dan tanggung jawab dalam mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, terutama bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
 
4.Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan rekan sejawat,kepala sekolah serta pakar. Maka beberapa tantangan yang terjadi :
a.Guru Belum menggunakan dan menguasai model pembelajaran yang inovatif sesuai materi pembelajaran yaitu  pada mata pelajaran matematika materi pengurangan.
b.Model pembelajaran yang digunakan guru yang kurang tepat dan kurang variatif terutama  dalam pelajaran matematika materi pengurangan.
c.Kurangnya penggunaan media pembelajaran untuk pelajaran matematika terutama materi pengurangan untuk mengilustrasikan materi  pelajaran yang bersifat konkret.
d.Minimnya fasilitas yang tersedia di sekolah tempat saya mengajar sehingga menyebabkan kurangnya motivasi belajar peserta didik yang rendah.
e.Penggunaan IT masih rendah dalam pembelajaran matematika di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
 
5.Pihak Yang Terlibat
a.Peserta didik
Dalam pembelajaran aktif peserta didik terlibat sebagai subjek pembelajaran, dimana mereka secara aktif mengonstruksi pemahaman mereka sendiri melalui interaksi, refleksi, dan penerapan konsep dalam konteks yang relevan. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran aktif bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, pemikiran kritis, kreativitas, minat dan motivasi belajar mereka.
b.Teman sejawat
Teman sejawat dapat membantu kita dalam pengambilan suatu keputusan dan penentuan penilaian siswa, membantu merencanakan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran kita, teman sejawat bisa diajak berdiskusi untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan pembelajaran.

c.Guru senior
Guru senior adalah mentor, pakar kurikulum, dan pelatih, yang semuanya bekerja sama untuk menjadikan sekolah tempat yang bagus untuk belajar dan berkembang, serta mampu mengayomi dan menjadi contoh yang baik bagi guru-guru lain dalam pembelajaran.

d.Kepala sekolah
Peran kepala sekolah dalam perencanaan pembelajaran ditunjukkan dengan memperhatikan berbagai pendekatan, metode, dan alat peraga yang direncanakan oleh guru dalam proses pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah memahami bahwa efisiensi dan efektivitas pembelajaran, sangat tergantung dari bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran. kepala sekolah juga terlibat dalam menyusun perencanaan pembelajaran kepala sekolah bekerja dengan profesional, dengan memberikan masukan kepada guru dalam menyusun RPP/modul, yang selanjutnya mengesahkan RPP/modul yang telah dibuat oleh guru.
6.Aksi
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut
a.Terkait dengan kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran, maka guru menggunakan model, metode pembelajaran, media pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. dalam proses pembelajaran guru menggunakan model PBL , metode tanya jawab dan diskusi dan penggunaan TPACK, ppt pembelajaran. peserta didik melakukan kegiatan diskusi kelompok untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKPD, Langkah-langkah kegiatan tersebut dapat menjadi fasilitator agar peserta didik dapat aktif terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.
b.Berkaitan dengan model pembelajaran dalam praktik ini guru menggunakan pendekatan scientific dengan model pembelajaran problem based learning yang terdiri dari 5 fase yaitu:
*Mengorientasikan peserta didik pada masalah
*Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
*Membimbing penyelidikan individu maupun berkelompok.
*Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
*Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
c.Berkaitan dengan media pembelajaran yang digunakan, guru menggunakan media berupa alat peraga berupa benda -benda konkret seperti manik-manik dan media pembelajaran yang terdiri dari tampilan visual (gambar dalam PPT) dan audio visual (video tentang pengurangan) untuk menarik perhatian anak saat belajar, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik serta memberikan pengalaman belajar yang berkesan.
d.Mengusulkan kepada kepala sekolah untuk mengadakan media IT seperti proyektor slide, serta jaringan yang stabil.
e.Guru mencari informasi tentang penggunaan IT dalam pembelajaran terutama bagaimana menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dalam belajar matematika.
f.Guru selalu mengaitkan materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

7.Strategi Yang Digunakan
Untuk menghadapi tantangan saya menggunakan strategi pembelajaran dengan menggunakan model Problem Base Learning (PBL), menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik secara berkelompok untuk menilai keterampilannya dan menggunakan soal evaluasi mandiri untuk menilai pengetahuannya, menggunakan media pembelajaran yang mudah di pahami peserta didik, serta menggunakan instrumen penilaian yang meliputi penilaian sikap  dengan observasi, penilaian sikap sosial dengan obervasi, penilaian pengetahuan dengan tes tertulis dan penilaian keterampilan dengan mengerjakan LKPD dalam diskusi kelompok.

8.Proses
Proses dari awal sampai akhir pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1.Guru membuka kelas dengan salam, menanyakan kabar, mengkonsidikan kelas agar siap belajar.
2.Guru menarik perhatian peserta didik dengan dengan menyanyikan lagu "Jari tangan"
3.Salah satu peserta didik diminta memimpin do'a
4.Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan ice breaking yaitu "tepuk semangat".
5.Peseta didik menyanyikan Lagu Garuda Pancasila diiringi musik melalui link berikut https://youtu.be/kbHFU-tzI1c
 
6.Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
7.Peserta didik diminta untuk selalu bersyukur atas apa yang dimiliki, termasuk kesehatan.
8.Guru mengecek kehadiran peserta didik.
9.Guru memotivasi peserta didik dengan mengamati lagu pengurangan pada link berikut https://youtu.be/brSZRb6cWyk
 
10.Guru dan peserta didik melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan stimulus mengenai video pembelajaran, seperti video tadi tentang apa? Adakah yang masih ingat bagaimana cara kita melakukan pengurangan?
11.Guru menginformasikan materi hari ini mengenai pengurangan
12.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
13.Peserta didik diinformasikan langkah-langkah pembelajaran hari ini.

Kegiatan Inti
Tahap 1. Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
1.Peserta didik mengamati video pembelajaran tentang pengurangan.
https://www.youtube.com/watch?v=v6qa3XxhfWI
 

2.Peserta didik mengamati gambar ilustrasi pada powerpoint interaktif.
 
3.Guru melakukan tanya jawab yang membuat peserta didik berpikir bagaimana mencari jawaban dan rumusnya ketika menanyakan sisa.
4.Peserta didik mencoba membuat kalimat matematika dari gambar pengurangan.
5.Peserta didik membacakan rumus sambil mengoperasikan balok/manik-manik.
6.Guru  menambahkan  kata-kata "sisa" pada gambar. Gunakan  kata "sisa" untuk mengesahkan pengurangan, 4 dikurangi 1 adalah 3, maka sisanya adalah 3

Tahap 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
7.Peserta didik dibagi menjadi 3  kelompok.
8.Peserta didik diberikan LKPD untuk didiskusikan bersama kelompoknya.
9.Guru menjelaskan cara kerja dalam mengerjakan LKPD kepada setiap kelompok. Kemudian peserta didik melakukan pengurangan angka dalam soal dengan mempraktikkan menggunakan benda konkret dan    menuliskan hasil dari pengurangan tersebut ke dalam bentuk kalimat matematika.
10.Peserta didikdiberi kesempatanuntukbertanya  tentang pengurangan bilangan     1-10.

Tahap 3. Membimbing Penyelidikan Individual maupun Kelompok
11.Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengerjakan LKPD dengan bantuan media manik-manik.
12.Peserta didik diberi motivasi agar aktif dalam kegiatan kerja kelompok.
13.Ketika Peserta didik sedang melakukan kegiatan kelompok, guru mengamati dan membimbing setiap kelompok yang membutuhkan  dengan instruksi-instruksi tambahan, serta memantau aktivitas belajar peserta didik.
14.Guru melakukan penilaian proses dengan mengamati sikap peserta didik saat berdiskusi maupun mengerjakan LKPD matematika tentang pengurangan

Tahap 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
15.Setelah selesai , masing - masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
16.Setelah selesai Perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mempersentasikan jawabannya, dan Kelompok  lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang berada di depan kelas.
17.Setelah kegiatan maju dan saling menanggapi selesai, siswa diberi reward berupa motivasi dan tepuk tangan.

Tahap 5. Menganalisis dan Mengevaluasi
18.Pesertadidikmenjabarkankontekspengurangandari kegiatan       pengamatan  gambar pada powerpoint interaktif.
 
19.Peserta didik untuk membuat kalimat matematika dari gambar pada powepoint interaktif.
20.Gurumencontohkanpengurangandenganmenuliskankalimat matematika pada papan tulis.
21.Peserta didik bertanya jawab mengenai hasil diskusi kelompok yang presentasi.
22.Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa.
23.Peserta didik mengkonfirmasi pengetahuan bersama guru.

Kegiatan Penutup
1.Peserta didik mengerjakan penilaian sumatif.
2.Peserta didik mengumpulkan penilaian sumatif jika sudah selesai
3.Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar selama sehari.
4.Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
5.Guru menyampaikan materi yang akan dibahas selanjutnya.
6.Guru memberikan PR melalui group Whatshap.
7.Guru menutup pelajaran dengan mengajak semua peserta didik berdo'a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).

9.Sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi
Sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan aksi ini antara lain pemahaman/kompetensi guru dalam pembuatan modul dan juga kreatifitas merancang kegiatan- kegiatan yang membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu, dalam membuat media pembelajaran dan alat peraga, guru harus menyediakan alat dan bahan yang sesuai. Selanjutnya, diperlukan juga waktu lebih banyak untuk mempersiapkan semua hal yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran (aksi) ini.

10.Refleksi
Dampak dari aksi yang telah dilakukan adalah:
a.Dampak bagi guru
*Meningkatkan kompetensi guru dalam mendesain pembelajaran yang bermakna, menarik, dan inovatif.
*Meningkatkan keterampilan guru dalam mengoperasikan berbagai aplikasi edit yaitu canva.
*Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola kelas agar peserta didik selalu aktif dalam pembelajaran.

b.Dampak bagi peserta didik
*Peserta didik lebih bersemangat saat proses pembelajaran.
*Peserta didik terlatih dalam mengkomunikasikan hasil dengan tanggung jawab.
*Penggunaan model pembelajaran problem based learning berbasis TPACK membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

c.Dalam proses pembelajaran berlanggsung dengan menggunakan strategi tersebut respon      lingkungan sekitar :
*Suasana belajar menjadi menyenangkan karena peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
*Dari peserta didik mereka merasa pembelajaran tidak membosankan, senang, menarik, mereka dapat terlibat langsung dan aktif dalam pembelajaran.
*Peserta didik lebih memahami materi pembelajaran terutama dalam matematika.
*Dari teman sejawat dan kepala sekolah : pembelajaraan yang dilakukan sudah sangat terarah, peserta didik sudah terlihat aktif dalam pembelajaran.

Apakah hasilnya efektif/tidak?
Faktor keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan penguasaan guru dalam penggunaan model pembelajaran sesuai langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dibuat. Keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat mampu melakukan operasi pengurangan dengan menggunakan benda-benda konkret dengan baik dan mampu bekerjasama dalam kelompok dengan penuh tanggung jawab. Selain  itu nilai hasil belajar meningkat diatas KKTP
Mengapa dan bagaimana respon siswa terkait strategi yang dilakukan?
Karena dengan penerapan strategi pembelajaran yang inovasi dengan model PBL menjadikan peserta didik aktif, kreatif, berpikir kritis dan mandiri dalam pembelajaran.

Apa yang menjadi faktor keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Keberhasilan tidak terlepas dari dukungan semua pihak, mulai dari persiapan kelengkapan perangkat pembelajaran yang disiapkan dengan matang, model pembelajaran yang tepat, materi yang mudah dipahami, kesiapan peserta didik mengikuti proses pembelajaran (minat dan motivasi), lingkungan belajar yang nyaman, dan operasional yang memadai, serta dukungan semangat dari guru lainnya.
Masih terdapat hambatan dalam proses pembelajaran yaitu belum maksimal penggunaan media pembelajaran, serta sarana dan prasarana belum memadai.

C.KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.Pembelajaran dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan praktik baik pembelajaran karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2.Dengan penyusunan modul pembelajaran secara sistematis dan cermat, pembelajaran dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran dengan model pembelajaran PBL, diharapkan : Guru tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Peserta didik diharapkan dapat menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inovatif dan dukungan positif sekolah harus diberikan kepada guru, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mendesiminasikan praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran menggunakan model PBL.
 

Daftar Pustaka

 

Happyanto,Rixky2013. Pembelajaran Inovatif (Jakarta : Duplish,)

Darmadi (2017). Pengembangan Metode pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa. Jakarta: Depublish.

Maulida, A, Tetap, D., Pendidikan, P., Islam, A., Al, S., & Bogor, H. (2017). Kedudukan        Ilmu, Adab Ilmuwan Dan Kompetensi Keilmuan Pendidik (Studi Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan). Dalam Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 6(11).

Komalasari, K. (2017). Pembelajaran kontekstual: Konsep dan aplikasi.

Syarif, I., & Rahmat, R. (2018). Penerapan Model Brain-Based Learning Terhadap Peningkatan Karakter Peserta Didik Kelas Ii Sekolah Dasar. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 2(2), 87-90. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v2i2.13

Inayati, B. F., & Kristin, F. (2018). Peningkatan partisipasi dan hasil belajar tematik melalui model problem based learning siswa kelas 1 SD. Holistika: Jurnal Ilmiah PGSD, 2(2), 85--93. https://doi.org/https://doi.org/10.2 4853/holistika.2.2.85-93

Hikmah, M. (2020). Penerapan model project based learning untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar pemrograman dasar siswa. Jurnal Teknodik, 24(1), 25--36. https://doi.org/10.32550/teknodik. v0i2.376

Ariyani, B., & Kristin, F. (2021). Model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(2), 353--361. https://doi.org/10.23887/jipp. v5i3.36230

Rahayu, Restu, dkk.. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak, Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia. Jurnal Basicedu, 6(4), 6313 -- 6319. https://jbasic.org/index.php/basicedu

Sumarsih, I. dkk. 2022. Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. 6(5), 2022, 8248 - 8258 Research & Learning in Elementary Education https://jbasic.org/index.php/basicedu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun