Mohon tunggu...
nova_vrhy
nova_vrhy Mohon Tunggu... Seniman - Menulis

Man shabara zhafira

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bambu Penuh Arti

30 September 2019   21:34 Diperbarui: 30 September 2019   21:35 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi hari yang cerah dengan hembusan angin yang begitu lembut menerpa pepohonan. Para siswa yang baru saja lulus SMP telah berbaris dilapang untuk mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Ada salah seorang perempuan yang berbaris dengan baju rapih serta memakai kerudung putih bersih. Dia bernama Kania, lulusan dari SMP Negeri 1 Padalira. Kania baru berumur 15 tahun dan baru saja menginjak sekolah menengah atas di SMAN 1 Padalira.

Kania sejak SMP selalu mengikuti beragam kegiatan dalam bidang seni. Saat itu Kania berhasil mendapatkan beberapa piala dan sertifikat dari hasil perlombaan seni yang Ia ikuti. Suatu kebanggaan untuk dirinya bisa meraih semua itu. Hobi nya dalam bidang seni ternyata tidak jauh dari kebiasaan ayah nya yang memiliki hobi di bidang seni juga.

Akan tetapi saat Ia menginjak Sekolah Dasar, Kania justru malah mengikuti kegiatan di bidang olahraga yaitu karate. Tidak lain ternyata ayahnya juga berprofesi sebagai sensei. Saat itu Kania pernah mengikuti berbagai ajang lomba sampai akhirnya ibunya tidak lagi memberikan izin untuk Kania melakoni kegiatan atau perlombaan karate lagi karena besarnya rasa khawatir atas keselamatan Kania.

Kania pun sering memikirkan tentang dirinya. Pengalaman yang Ia dapat saat SD dan SMP. Dimana muncul pilihan bagi Kania untuk memilih ekskul apa yang akan Ia ambil untuk di SMA. Sampai akhirnya Ia memutuskan untuk tidak mengikuti ekskul apapun.
"Hmm ikut ekskul apa yah bingung lagi deh ah, ya udahlah jadi AT aja anak tanpa ekskul" ujar Kania.

Pada saat hari demo ekskul tiba Kania    mulai tertarik dengan beberapa demonstrasi yang Ia tonton. Ia terpikat untuk mengikuti keorganisasian OSIS karena menurutnya dengan mengikuti organisasi tersebut, ia bisa menambah wawasannya dan bisa memperbanyak teman. Lalu ia pun melihat demonstrasi dari ekskul remaja mesjid. Kania tertarik dengan ekskul tersebut karena Kania berpikir sekolah akan pulang sore dan kemungkinan besar ia tidak akan bisa pergi ke madrasah untuk mengaji. Maka dari itu, Ia ingin mengikuti ekstrakurikuler remaja mesjid agar walaupun ia masih di sekolah tapi Kania masih bisa mengaji. Dan terakhir ada ekstrakurikuler dibidang seni, yakni kesenian angklung. Akhirnya dengan tanpa memikirkan keputusannya yang akan menjadi anak tanpa ekskul itu, Kania memutuskan untuk mengikuti OSIS dan dua ekstrakulikuler.

Setelah beberapa Bulan, Kania merasa kelelahan mengikuti tiga kegiatan tersebut. Lalu ada kegiatan dimana setiap organisasi dan ekstrakurikuler mengadakan pelantikan dan setiap anggota di beri pertanyaan, apabila ada anggota yang mengikuti lebih dari satu organisasi atau ekstrakurikuler maka harus memilih salah satu. Hal tersebut adalah perintah dari ketua OSIS SMAN 1 Padalira.Kania dengan tegas memilih ekstrakurikuler angklung sebagai prioritas nya. 

 Sampai suatu ketika Kania mulai dipilih sebagai vokal oleh pelatih angklung ditemani zakila teman SMP-nya. Kania dan zakila beberapa kali ikut pentas di angklung dengan bernyanyi. Setelah beberapa Minggu. Kania dipilih untuk menjadi pemain Gambang di angklung. Sampai Ia kelas 11, Ia bemain angklung di bagian Gambang. Saat itu kelas 12 mulai sibuk belajar untuk persiapan ujian dan sebagainya. Dengan demikian tibalah pemilihan kepengurusan baru di angklung tersebut.

Tak disangka-sangka Kania terpilih menjadi seorang ketua. Kania kaget tetapi merasa bahagia juga. Tapi sayangnya saat itu kedua orang tua Kania sedang melarang Kania untuk mengikuti banyak kegiatan. Namun akhirnya mau tidak mau pelatih dan anggota telah memberinya kepercayaan. Kania pun melaksanakan tugasnya sebagai ketua di angklung.

Satu tahun lebih lamanya perjalan yang harus Kania tempuh untuk membina ekstrakurikuler yang Ia ketuai. Banyak kejadian yang menjadi beban bagi Kania dalam menjalankan tanggung jawabnya. Diawali dengan pelatihnya yang mengundurkan diri dan memutuskan untuk pergi keluar negeri. Sat itu posisi angklung benar benar dilanda kebingungan. Dimana tidak adanya pelatih dan kontribusi dari kelas12. Akan tetapi saat itu juga angklung harus tampil demonstrasi untuk kelas 10 baru.
"Kania, ini gimana aku bingung kita harus gimana?" Tanya zakila pada Kania.
"Ntahlah zakila aku juga bingung. Tapi aku akan ngeusahain kalo kita akan tetep tampil. Aku yakin kita pasti bisa. Semangat!!" Jawab zakila dengan penuh semangat.

Berjalan beberapa Minggu Kania berusaha untuk melatih Anggita dengan bantuan teman yang lainnya agar angklung tetap bisa ikut demonstrasi walaupun tanpa pelatih. Tibalah saatnya demonstrasi dan untungnya angklung bisa tampil dengan baik. Sungguh hal tersebut membuat perasaan Kania menjadi tenang.
Ternyata masalah belum selesai. Setelah beberapa Minggu aanggota kelas 10 baru mulai terbentuk, Kania dan teman-temannya harus terus melatih dengan keadaan yang minimalis untuk latihan. Kania telah mengajukan untuk meminta agar diberi pelatih.akan tetapi semua itu masih saja belum sekolah wujudkan.

Disisi lain terjadi pula omongan-omongan orang yang tidak patut terhadap angklung. Kania juga pernah berseteru dengan guru guru senior karena angklung ini. Sampai akhirnya Kania mengadakan perundingan dengan anggotanya dan sepakat untuk membubarkan ekskul angklung walaupun berat hati dirasanya.
Setelah keputusan tersebut bulat, Kania menyampaikannya kepada Bunda Ira selaku bagian sarana sekolah.
"Bunda, mohon maaf dengan berat hati angklung memutuskan untuk bubar saja. Karena jujur kami kewalahan bunda." Ujar Kania.
"Tidak, angklung tidak boleh bubar. Kalian adalah ikon sekolah. Hey kalian mau dianggap bukan anak anak kami lagi? Sudah jangan ada kata bubar. Pelatih bisa kita cari" penjelasan dari bunda Ira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun