Mohon tunggu...
Imelda Willfse
Imelda Willfse Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan Anak Usia Dini

Mengembangkan bakat yang dititipkan Tuhan lewat karya tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bahagia dengan Pilihanku

29 Maret 2022   11:36 Diperbarui: 29 Maret 2022   11:52 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pinters.com

Ibu

Anak perempuanmu kini di biara

Aku sepi di ujung asmara

Tapi tak sepi di ujung cinta

Berlantun sebaris aksara

Ibu

Anak perempuanmu tak memiliki harta

Aku hanya memiliki selembar jubah

Atau seuntai doa

Yang selalu ku bawa di ujung rasa

Ibu

Maafkan aku atas segalanya

Yang kurang mengerti kehendakmu

Aku malah memilih jalan biara

Untuk menjadi sebutir pelayan gereja

Aku bahagia dengan pilihan ini

Mohon ibu bawa aku dalam lantunan doa

Ibu

Ibu tidak akan marahkan dengan pilihan ini?

Mohon ibu jangan sakit hati

Sebab cinta akan mu melekat mati

Meski Tuhan memisahkan raga dan mimpi

Namun kehadiranmu akan selalu kurasakan disetiap nafas doaku

Bayangmu akan selalu kuhadirkan pada setiap kali aku bermeditasi

Ibu

Setiap lonceng gereja mengingatkanku pada gubuk tuamu

Di bawah sayap senja sunyi

Mengingatkanku melangkah pergi

Kala nyanyian mazmur bersenadung puji

Aku pergi bersama sepucuk janji dengan Tuhanku

Ibu

Setelah kepergianku

Enam tahun lamanya

Aku terlalu sibuk berdoa pada Tuhanku

Kala kabarmu tak kunjung bersapa

Hingga tinta mengering diatas kata

Bersama jauhnya langkah senja

Menyampaikan hati kita pada Tuhan

Akankah pertemuan kembali ada?

Ibu

Sembari tanganku terkatut erat dalam doa

Berselimutkan nyanyian lonceng gereja

Aku terdiam, tangis bertopeng tawa

Sementara aku dan ibu merindu jauh disana

Salam dan kebaikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun